fairish
New member
Setelah liburan, lalu gue balik lagi ke Jakarta naek kereta api.
Nah pas di perjalanan ke Bandung itu gue boring banget,
rasanya udah berjam-jam gue cuman duduk 'en liat-liat keluar jendela.
Karena gue kebetulan nggak bawa jam tangan, maka gue nanya ke bapak yang
duduk disebelah gue yang pake jam tangan:
"Oom, sekarang jam berapa?". Tapi si bapaknya diem ajah, cuek terus.
Lalu gue tanya lagi:
"Maaf Oom, sekarang jam berapa?". Tapi dia tetep aja diem.
Akhirnya gue nanya lagi dengan agak keras:
"MAAF OOM, SAYA NANYA SEKARANG
JAM BERAPA? SAYA SUDAH NANYA TIGA KALI!"
Akhirnya dia nengok juga, lalu dia ngomong begini:
Bapak : "Saya tidak mau menjawabnya, sebab jika saya jawab,
nanti kita akan berkenalan lalu bersahabat".
Gue : "Oom, apa hubunganya tanya jam dengan hal tersebut?
Bapak :"Jika kita menjadi sahabat, maka saat kita tiba di Bandung nanti,
saya akan mengenalkan kamu kepada istri saya".
Gue : "Lalu apa hubungannya dengan nanya jam, Oom?"
Bapak : "Istri saya sangat ramah,
sehingga Ia nanti akan mengajak kamu untuk makan di rumah saya".
Gue : "Tapi apa hubungannya dengan saya nanya jam berapa Oom?"
Bapak : "Jika kamu makan dirumah saya,
istri saya akan mengenalkanmu kepada anak gadis saya".
Gue : "Lalu apa hubungannya anak gadis bapak dengan nanya jam?"
Bapak : "Anak saya itu sangat cantik dan lebih ramah dari istri saya,
sehingga kamu akan jatuh cinta kepadanya".
Gue : "Tetapi saya belum melihat hubungan yang jelas pak
antara hal tersebut dengan nanya jam".
Bapak : "Jika kamu mencintainya lalu kamu akan menikahinya".
Gue : "Terus apa hubungannya Oom?"
Bapak : "SAYA TIDAK MAU PUNYA MENANTU SEPERTI KAMU,
JAM TANGAN SAJA TIDAK PUNYA!!!!!!!!"
Nah pas di perjalanan ke Bandung itu gue boring banget,
rasanya udah berjam-jam gue cuman duduk 'en liat-liat keluar jendela.
Karena gue kebetulan nggak bawa jam tangan, maka gue nanya ke bapak yang
duduk disebelah gue yang pake jam tangan:
"Oom, sekarang jam berapa?". Tapi si bapaknya diem ajah, cuek terus.
Lalu gue tanya lagi:
"Maaf Oom, sekarang jam berapa?". Tapi dia tetep aja diem.
Akhirnya gue nanya lagi dengan agak keras:
"MAAF OOM, SAYA NANYA SEKARANG
JAM BERAPA? SAYA SUDAH NANYA TIGA KALI!"
Akhirnya dia nengok juga, lalu dia ngomong begini:
Bapak : "Saya tidak mau menjawabnya, sebab jika saya jawab,
nanti kita akan berkenalan lalu bersahabat".
Gue : "Oom, apa hubunganya tanya jam dengan hal tersebut?
Bapak :"Jika kita menjadi sahabat, maka saat kita tiba di Bandung nanti,
saya akan mengenalkan kamu kepada istri saya".
Gue : "Lalu apa hubungannya dengan nanya jam, Oom?"
Bapak : "Istri saya sangat ramah,
sehingga Ia nanti akan mengajak kamu untuk makan di rumah saya".
Gue : "Tapi apa hubungannya dengan saya nanya jam berapa Oom?"
Bapak : "Jika kamu makan dirumah saya,
istri saya akan mengenalkanmu kepada anak gadis saya".
Gue : "Lalu apa hubungannya anak gadis bapak dengan nanya jam?"
Bapak : "Anak saya itu sangat cantik dan lebih ramah dari istri saya,
sehingga kamu akan jatuh cinta kepadanya".
Gue : "Tetapi saya belum melihat hubungan yang jelas pak
antara hal tersebut dengan nanya jam".
Bapak : "Jika kamu mencintainya lalu kamu akan menikahinya".
Gue : "Terus apa hubungannya Oom?"
Bapak : "SAYA TIDAK MAU PUNYA MENANTU SEPERTI KAMU,
JAM TANGAN SAJA TIDAK PUNYA!!!!!!!!"