RS vs RS

Dipi76

New member
Penolakan Gedung Baru
Ruhut: Roy Suryo Hanya Ingin Terkenal
Maria Natalia | Hertanto Soebijoto | Selasa, 5 April 2011 | 11:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi I DPR Fraksi Demokrat, Roy Suryo, saat ini berbalik arah dari partainya dan turut menolak rencana pembangunan gedung baru DPR RI. Menanggapi hal tersebut, sesama rekannya di Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, menuding Roy hanya ingin menjadi terkenal dengan membelot dari keputusan partai. Apalagi, keputusan Roy Suryo ini baru diutarakan, sejak ada petisi penolakan gedung DPR, 4 April lalu.

Roy berencana akan mencoba mengajak rekan-rekannya untuk ikut menampung aspirasi publik yang menolak pembangunan gedung senilai Rp1,1 triliun itu.

"Lihat Roy Suryo, aku hanya ketawa termehek-mehek. Dia, kan, mau terkenal. Mana bisa dia terkenal, lebih dari Poltak raja minyak," ungkap Ruhut diselingi candanya di Gedung Nusantara II, DPR, Selasa (5/4/2011).

Menurut Ruhut, penolakan Roy Suryo tidak akan memengaruhi Partai Demokrat untuk terus mendukung pembangunan gedung baru DPR. Namun, Ruhut tidak mau berkomentar mengenai sikap petinggi partai Demokrat terhadap perilaku Roy Suryo tersebut.

"Kami tetap pada keputusan, tidak akan berubah. Kami kerja untuk rakyat, tiap kerja tanya rakyat, kok. Roy Suryo diusir rakyat. Dulu naik pesawat diusir rakyat. Kalau Roy Suryo, bukan hak saya menjawab sikap partai lebih lanjut untuk itu," kata Ruhut.

Seperti diberitakan, Roy Suryo, anggota Dewan dari daerah pemilihan Yogyakarta, mengusulkan penundaan pembangunan gedung untuk pengkajian ulang. Dia juga memberi solusi dengan redefinisi ruangan, membuat lift baru di gedung lama yang saat ini ditempati. Menurut pakar telematika tersebut, DPR sebenarnya bisa menggunakan Gedung Nusantara II jika Gedung Nusantara I di DPR sudah overload.

==================

Dituding Cari Popularitas
Roy Suryo Tak Ambil Pusing Ucapan Ruhut
Maria Natalia | Inggried | Selasa, 5 April 2011 | 13:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi I DPR asal Fraksi Partai Demokrat, Roy Suryo, menyatakan tidak terpengaruh dengan pendapat yang menudingnya mencari popularitas dengan ikut dalam barisan yang menolak rencana pembangunan gedung baru. Menurutnya, setiap orang berhak berpendapat apa saja. Sebelumnya, Juru Bicara Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, menilai bahwa sikap penolakan yang diambil Roy hanya upaya mencari popularitas.

"Saya hadapi dengan senyum sajalah. Hubungan saya dengan teman-teman saya (Demokrat) baik-baik saja. Jika memang ada pendapat seperti itu, biarlah. Saya tidak perlu terkenal dengan cara seperti ini. Ini untuk rakyat," ujar Roy di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (5/4/2011).

Menurut Roy, ia justru ingin mengingatkan rekan-rekannya di DPR untuk kembali menyadarkan para wakil rakyat agar tidak mengabaikan suara penolakan yang disampaikan masyarakat. "Saya tidak menolak kenyataan bahwa Gedung Nusantara I (kantor anggota DPR) memang overload. Tapi kan Gedung Nusantara yang lainnya bisa kita manfaatkan. Saya tidak minta fraksi dipindah atau apa, tapi kita prioritaskan untuk pimpinan atau ketua-ketua mendapat tempat prioritas, sedangkan sisanya bisa menggunakan ruangan-ruangan yang kosong," ujarnya.

Roy juga mengusulkan agar anggota DPR menunda untuk menambah staf ahli hingga mendapat ruangan yang benar-benar cukup dan efektif di gedung lainnya.

"Aku tolak kalau gedung ini dibilang miring. Sejak dulu aku tolak itu. Aku tetap setia dengan gedung lama kalaupun nanti gedung baru dibuat. Silakan yang mau minta gedung baru," katanya.

Sebelumnya, Ruhut Sitompul yang merupakan rekan satu fraksi Roy menuding Roy hanya ingin menjadi terkenal dengan membelot dari keputusan partai yang mendukung pembangunan gedung baru.

"Lihat Roy Suryo, aku hanya ketawa termehek-mehek. Dia kan mau terkenal. Mana bisa dia terkenal, lebih dari Poltak raja minyak," ungkap Ruhut diselingi candanya di Gedung Nusantara II, DPR, Selasa (5/4/2011).

Menurut Ruhut, penolakan Roy Suryo tidak akan memengaruhi Partai Demokrat untuk terus mendukung pembangunan gedung baru DPR. Namun, Ruhut tidak mau berkomentar mengenai sikap petinggi Partai Demokrat terhadap perilaku Roy Suryo tersebut.


sumber: Kompas

=====================

Manajemen konfliknya (meminjam istilah dipe) kacrut abis.....
Sandiwara murahan...:))

-dipi-
 
ya begitulah adanya, sudah tidak ada lagi yang benar2 "wakil rakyat"

btw makasi mba udah di move thread saya, bingung tadi mau taruh mana, :D
 
Back
Top