Buah TIN atau Pohon Ara

Megha

New member
buah-tin3.jpg


buahtin.jpg


15082008765.jpg


isi+buah+tin.JPG


sycamore_ashkelon-66-t.jpg


buah_tin2.JPG


Allah SWT Bersumpah atas nama Diri-NYA, Bersumpah demi Zat dan Sifat-sifat NYA, dan Bersumpah juga demi makhluk-makhluk NYA menunjukkan Keagungan dan Kekuasaan-NYA. Di antara makhluk-makhluk yang disumpahkan oleh Allah adalah buah tin (demi buah tin dan zaitun), ayat pertama dari surah At-Tin. Buah tin yang disumpahkan ini terdapat pada salah surah Al Qur’an dengan nama buah itu sendiri, tergolong tumbuhan jenis (Ficus) dari keluarga (Moraceae) yang menurut ahli botani jenisnya mencapai sekitar 700-an tersebar dipenjuru dunia.


Untuk mengungkap rahasia sumpah dari buah berberkah ini, penulis akan mengkaji beberapa hal berikut:

Menjelaskan secara ilmiyah hakikat buah tin dari jenis (Carica Ficus), yaitu jenis buah yang dimaksudkan ayat sumpah pada surah At-Tin – menurut Sebahagian ahli tafsir – , di Maroko dan negara-negara Afrika Utara buah ini dikenal dengan sebutkan “karmouss”. Dan dengan keberadaanya yang banyak pada pesisir Laut Tengah, maka buah ini banyak disebutkan dalam buku-buku sejarah kuno dan sebagaimana juga disebutkan pada kitab-kitab samawi. Buah ini dikenal luas semenjak dahulu kala dengan mamfaat dan kegunaannya yang banyak untuk kepentingan medis bagi manusia. Sebagaimana fakta ilmiyah sekarang bahwa cairan tin yang dicampurkan pada banyak ramuan-ramuan medical memiliki kemanjuran tinggi. Oleh karena itu nabi Muhammad SAW mengomentari buah ini dalam salah satu Sabda-Nya: “Jika Aku mengatakan ada buah yang turun dari langit, maka buah ini (menunjukkan buah tin)….”
Menonjolkan peranan utama Lebah khusus yang disebut dengan (Blastophaga psenes), yang bertanggung jawab atas pembuahan jenis tin ini, dimana secara natural tumbuhan ini tidak dapat dibuahi kecuali melalui jenis lebah khusus tersebut sebagaimana juga lebah terakhir ini tidak dapat melahirkan dan berkembang biak kecuali harus di dalam buah ini.

Pada kajian ini penulis akan berusaha menghubungkan fakta ilmiyah yang berdasarkan pada prasarana dan tekniknologi modern dan dengan kajian imaniyah yang kokoh, sambil memperhatikan proses pertumbuhan buah tin dan struktur yang prima bunga-bunga buah ini, serta hubungannya dengan (Blastophaga psenes), yaitu lebah yang berperan utama dalam proses pembuahan buah tersebut.

Dengan harapan, Insya Allah, mendekatkan dalam memahami rahasia sumpah ini, yang merupakan isyarat Rabbaniyah pada keagungan makhluk tumbuhan ini. Dan pemberitahuan atas anugerah besar yang terdapat pada buah agung ini, serta perumpamaan dan mamfaat-mamfaat dari makhluk Allah. Kalimat-kalimat kunci adalah: (Sumpah – tin – lebah pembuah – jantan –betina (keramat).




Fakta Ilmiyah Tentang Buah Tin:


tut-n-tin1.jpg



bungkusan-tin.jpg



1. Buah tin merupakan golongan tumbuhan berasal dari jenis (Ficus):

Berasal dari keluarga Tut (Moraceae) yang namanya terambil dari tut putih (alba Morus), terakhir ini merupakan simbol dari keluarga tersebut.
Jika dibandingkan antara buah tut dan tin (Lihat: Gambar perbandingan antara buah tut dan tin), nampak yang pertama berbentuk tin terbalik bunga-bunganya sebagaimana terlihat pada stand bunga, berbeda dengan tin yang bunga-bunganya terdapat dalam bungkusan, dan tidak bertemu di luar kecuali melalui pembuka diatas bungkusan. Semua tergolong jenis buah.

Menurut ahli Biologi pohon tin dari jenis Ficus terdapat 700 macam tersebar diseluruh pelosok dunia, umumnya banyak dikenal luas, diantaranya jenis yang dipergunakan untuk decorasi rumah, apartemen dan koridor-koridor bilding seperti (Benjamina Ficus). Dan jenis untuk menghias taman-taman seperti (Ficus macrophylla). Serta jenis lain untuk penghias jalan dan trotoir seperti (Ficus microcarpa) yang banyak terdapat di Afrika Utara dan Timur Tengah.
Adapun jenis tin yang akan penulis kaji disini adalah (Ficus carica), yang dikenal dalam darijah Maroko dan masyarakat Afrika Utara dengan “karmouss”, tumbuh banyak di daerah Laut Tengah dimana merupakan daerah asal pohon tin tersebut.



Tentang Biologis Tin:

Beberapa Keistimewaan Tin:

A. Buah Tin: Buah tin ibarat sebuah bungkusan yang didalamnya terdapat ratusan bunga-bunga tersebar diatas stand bunga, terbagi kepada 2 macam (Lihat: Buah Tin Ibarat Bungkusan): Pertama, Bunga jantan terdapat pada bagian dekat mulut bungkusan, berperan secara umum dalam proses pembuahan. Dan kedua, Bunga-bunga betina tersebar pada bagian moncong yang berperan dalam memberikan makanan dan perkembangan binatang-binatang, atau menproduksi buah setelah terjadi proses pembuahan.

B. Pohon Tin Jantan dan Betina: Dari mengamati buah matang yang tumbuh dari pohon tin, dapat diklasifikasikan pohon ini kepada dua jenis: Pohon jantan (Caprifiguier) merupakan tempat penampungan lebah-lebah pembuah, dan buah dari pohon ini digunakan untuk beranak dan berkembang biak bagi lebah-lebah tersebut, serta buahnya tidak bisa dimakan manusia.
Adapun pohon betina (Figuier Domestique) menerima lebah-lebah yang membawa benih pembuahan pada bunga-bunga tin betina, dan menghasilkan buah tin yang matang dan enak di makan.

C. Tin Dan Lebah Khusus Membuahinya: Lebah (Blastophaga psenes) dari keluarga (Agonidae) memainkan peranan sangat penting pada proses pembuahan tin (Ficus carica), Karena jenis tin ini tidak dapat dibuahi kecuali melalui lebah khusus itu. Dan sebagaimana lebah jenis ini tidak bisa melahirkan dan berkembang biak kecuali dalam jenis buah tin tersebut.




3. Tin dan Periode Pembentukan Buahnya:


pohon-tin-jantan.jpg


Pohon Tin Jantan (Caprifiguier), berperan penting pada perkembangan jenis tin, merupakan penampungan lebah-lebah. Silih berganti di atas dahan pohon ini 3 generasi buah tin.

Generasi buah tin : Mamme, Profichi dan Mammoni ;. Diantaranya dua generasi (Mammoni dan Mamme) tempat pertumbuhan lebah dan mempertahankan kelanjutan keluarganya, lebah penghuni dua generasi buah tin ini tidak memainkan peranan dalam proses pembuahan bunga-bunga tin.

Adapun generasi ketiga disebut dengan (Tin Profichi), generasi inilah yang berperan memindahkan benih buah ke bunga-bunga tin betina. Dan bunga-bunga betina ini menyuplai makanan bagi lebah-lebah, Tin Mamme bertanggung jawab memelihara kelangsungan kehidupan bagi lebah-lebah tersebut.

Pohon Tin Betina: Pohon ini juga memiliki tiga generasi seperti di atas (Mamme, Mammoni dan Profichi), dan tin Mammoni betina merupakan generasi yang menerima lebah-lebah pembuah yang datang dari tin Profichi jantan serta membentuknya menjadi buah yang matang dan siap di konsumsi manusia.



4. Tin dan Proses Penyebarannya:

Selain dengan cara pembibitan yang dilakukan oleh petani dan menyebarkan ke perkebunan-perkebunan serta lahan-lahan hijau, ada juga andil binatang-binatang tertentu seperti burung-burung dan binatang-binatang mamalia jenis kecil menyebarkan tin ini ke daerah-daerah tertentu….
Fakta Imaniyah:

Allah SWT menyebutkan beberapa jenis buah dan tumbuh-tumbuhan di dalam Al Qur’an, menyebutkan buah tin sekali saja pada surah At-Tin. Surah terakhir ini merupakan surah satu-satunya mengambil judul nama tumbuhan, berbeda dengan surah yang bertema binatang yang banyak jadi judul surah-surah Al Qur’an seperti: (Sapi betina, semut, lebah, laba-laba dan gajah).

Buah tin disebutkan pada surah yang mengatasnamakan dirinya sendiri dan dalam bentuk sumpah pula, maka penulis merasa perlu memberikan perhatian khusus dalam kajian ini. Ahli tafsir sendiri dalam menanggapi kasus ini berbeda pendapat menafsirkan buah yang disumpahkan ini, sebagian berpendapat bahwa yang dimaksud adalah buah tin itu sendiri yang dapat dimakan oleh manusia. Ada pula menafsirkan tin sebagai tempat-tempat tertentu seperti: gunung, mesjid atau kota.

Perbedaan antara tin sebagai buah dan tin sebagai tempat, mengundang banyak pertanyaan dan menyikapinya harus kembali kepada besik perkara tentang perbedaan antara tafsir dan ta’wil. Sebagai diketahui bahwa Kalimat tafsir hanya disebutkan sekali saja pada surah Al-Furqan, Sedangkan ta’wil disebutkan pada tiga surah yaitu (Al-A’raf, Al-Kahfi dan Yunus). Penulis disini tidak bermaksud berpanjang lebar membahas perbedaan antara tafsir dan ta’wil, karena butuh pembahasan khusus dan sangat panjang. Sebagai isyarat saja bahwa tafsir menyangkut riwayat biasanya mendifinisikan lafadz dan Kalimat-kalimat saja, Sedangkan ta’wil lebih focus ke dirayah yang mengutamakan arti secara umum dan paragraph.

Jika kita merujuk pada metode riwayat, maka ditafsirkan tin sebagai buah yang dapat dimakan dan dikenal luas semenjak dahulu kala. Tetapi jika diartikan dengan tempat, maka masuk kategori ta’wil yang menyangkut dirayah, dimana setiap orang bisa mena’wilkan sesuai dengan pemahaman dan tingkat keilmuannya.

Lihat misalnya tafsir Ibn Katsir tentang surah At-Tin, tampak jelas Sebahagian ahli tafsir mengomentari tiga sumpah yang ada: (Sumpah tentang Tin dan zaitun, sumpah tentang jabal Sinai, sumpah tentang Kota yang aman) dan mengaitkannya satu sama lain. Menurut pemahaman mereka behwa Allah Bersumpah demi tiga tempat, setiap tempat tersebut diutusi-NYA nabi dan rasul pembawa syariat: Tempat pertama (Tin dan Zitun), yaitu “Bait Al Maqdis”, tempat diutusnya nabi Isa as. Tempat kedua (Jabal Sinai), yaitu sebuah gunung dimana nabi Musa as. berdialog langsung dengan Allah SWT, yaitu tempat diutusnya nabi Musa as. Dan tempat ketiga adalah (Kota yang aman), yaitu kota Makkah dimana nabi Muhammad SAW diutus.

Sedangkan pada tafsir Siyyid Qutub banyak meliputi pendapat-pendapat ahli tafsir terdahulu, diantaranya ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud ayat sumpah adalah pohon tin yang daun-daunnya dipakai nabi Adam dan isterinya Hawa menutupi tubuhnya setelah dilucuti pakaiannya di Surga tempatnya sebelum turun ke dunia fana ini. Dan pendapat lain mengatakan bahwa tempat tumbuhnya pohon tin di sebuah gunung dimana perahu nabi Nuh as. terdampar setelah banjir besar dunia.

Diatas hanya sekelimit kecil saja yang dapat penulis ketengahkan dari pendapat-pendapat ahli tafsir terdahulu, yang pada umumnya memahami ayat sumpah “At-Tin” sebagai tempat tertentu. Sebagaimana juga ayat sumpah “At-Tin” ini dapat tafsirkan sebagai jenis buah yang agung, rahasianya pada proses pembentukannya telah kita lihat pada kajian Fakta Ilmiyah diatas, disamping juga memeliki keampuhan-keampuhan medis yang ganda. Dikuatkan pula hadits nabi diriwayatkan oleh Abu Addarda bahwasanya telah dihidungkan kepada nabi sebuah menu dari buah tin, maka nabi mengajak shahabat-shahabatnya menyantap bersama, beliau lalu bersabda: “Jika Aku mengatakan abuah turun dari Sorga, maka buah ini…”.

Ibn Alqayyim dalam bukunya “Ath-Thib Annabawi” mengomentari riwayat hadits diatas: Menguji kemanjuran pengobatan nabi sebagai tersebut dalam hadits ini, dapat dirilis beberapa teori. Pada jaman dahulu kala buah tin telah banyak dipakai untuk kepentingan medis, tokoh-tokoh kedokteran periode awal juga seperti Ibn Sina telah banyak mengetahui buah tin mempunyai banyak faedah medis. Dan pengobatan traditional pada dekade terakhir ini juga mengenal kemujaraban tin, dimana dianggap secara medis menyembuhkan berbagai penyakit seperti mengobati luka-luka, borok, plu burung, mag, gangguan sirkulasi mensturasi dan luka bakar.

Mengingat karena kadar kandungan gulanya tinggi, buah tin – kering – bagus dikonsumsi oleh anak-anak, orang diet dan olah-ragawan, tetapi hendaknya dihindari oleh penderita gula tinggi dan kolestrol. Buah tin juga kaya dengan vitamin A dan B serta kadar tertentu dari vitamin C. Dan mengandung garam pokok seperti: Kalsium, fosfor, zat besi yang membangun pertumbuhan badan dan pembangkit tekanan darah.

Dari keterangan diatas menegaskan bahwa tin merupakan buah yang sangat agung, memeliki kegunaan medis yang sangat banyak. Masih menurut Ibn Alqayyim Aljouzi bahwa: Mengingat tin tidak terdapat di daratan Hijaz dan kota Madinah, serta langkah penyebutannya dalam sunnah, karena lahan tin memang tidak serasi dengan lahan kurma. Akan tetapi, Allah Bersumpah di dalam Al Qur’an demi tin karena manfaat dan kegunaannya yang sangat banyak itu. Maka Ibn Alqayyim berkesimpulan bahwa yang dimaksud ayat sumpah adalah buah tin yang telah dikenal luas itu.

Ini masih berkisar pada buah tin saja, tanpa bermaksud melewati buah zaitun yang terdapat pada ayat sumpah yang sama, karena akan ada kajian khusus tentang zaitun setelah ini, sekarang masih fokus pada tin.



Buah Tin dan Peranan Waktu dalam Pembentukan Buahnya:

Allah SWT telah menciptakan waktu dan mengaitkannya dengan system alam raya ini, serta bersumpah demi waktu pada ayat ke-1 surah Al Ashar: “Demi waktu, sesungguhnya manusia senantiasa merugi….” (Q.S: Al-Ashr: 1). Ini suatu indikasi penting betapa waktu merupakan tanda dan warning atas Kekuasaan dan Hikmah Allah SWT. Sebagaimana tin merupakan salah satu makhluk tumbuhan yang juga mencerminkan rekayasa Sang Pencipta, maka waktu sangat berperan dalam proses pertumbuhan tin.

Setelah musim dingin yang merupakan periode penting perkembangan lebah tin jenis mamme jantan, tiba musim gugur atau persisnya bulan Mei giliran lebah memasuki tin Profichi jantan bertepatan pula sebelum mekarnya bunga-bunga betina dan jantan (Protandrie) agar lebah melepaskan telornya pada kandungan bunga-bunga betina yang dimaksudkan sebagai bahan makanan.

Waktu yang dipergunakan mencapai lebah sempurna hingga dapat keluar dari tempat telor bertepatan dengan matangnya benih yang terdapat pada bunga-bunga jantan. Keluarnya lebah-lebah tersebut dari Profichi jantan membawa benih memaksakannya – dalam tempo terbatas – mencari buah tin jenis Mammoni betina yang sangat membutuhkannya atau bunga-bunganya sedang mekar. Ketika lebah-lebah tersebut telah memasuki buah jenis terakhir ini dengan maksud meletakkan telornya dalam tempo yang sangat terbatas dan tempat yang pas demi mengamankan makanannya, maka saat yang bersamaan bunga-bunga Mammoni betina membutuhkan bahan tersebut. Kemudian setelah selesai semua proses ini, terbentuklah sejumlah besar dari kandungan buah yang seterusnya menjadi matang pada tertentu. Mungkinkah ini hanya kebetulan saja…?


65889_124315080965111_100001598604767_161943_6437605_n.jpg


Tin dan Lebah Pembuah:

Amat jelas dari kajian ini bahwa lebah tin yang mencari tempat pengamanan tepat menyimpan makanan untuk pertumbuhan telornya dan juga untuk memelihara kelangsungan hidup jenisnya, dia meletakkan telornya dengan teknik yang tepat disamping telor bunga untuk keperluan terakhir ini yang khusus memerlukan makanan pada saat dibuahinya dan mencari protein terdapat pada telor bunga yang membantu atas perkembangan telor-telor tersebut.

Dapat dipastikan bahwa yang mengamati karakter lebah-lebah ini yang mencari tempat yang tepat meletakkan telornya, lebih khusus ketika masuknya ke tin betina, akan terkagum dan membuatnya bertanya-tanya: Kenapa lebah tin senantiasa berusaha mengulang perbuatan yang sama dengan yang telah dilakukan oleh induknya masuk ke tin Profichi jantan, padahal tidak pernah menyaksikan induknya…? Jawabnya sederhana saja, lebah yang sangat kecil ini, umurnya hanya berbilang hari saja dan tidak punya nalar dan ilmu, diciptakan oleh Allah SWT dan memberinya insting, serta mengarahkannya kepada apa yang wajib dilakukan demi kelestariaanya. Sungguh benar Allah dalam Firman-NYA: “Sucikanlah nama Tuhan-mu Yang Maha Tinggi, yang menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-NYA, dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk” (Q.S: Al-A’laa: 1-3). Allah yang menciptakan lebah-lebah ini, telah menciptakan alam raya, menyempurnakan segala sesuatu dan menentukan kadar setiap sesuatu serta mengarahkannya berjalan sesuai system berlaku.

Dan kenapa pula lebah ini memaksakan diri masuk kedalam tin betina padahal akan menghilangkan kedua sayapnya dan sebagian anggota badannya, serta sudah pasti tidak akan sukses meraih apa yang diinginkannya…? Menurut Fakta ilmiyah diperoleh bahwa lebah ini semenjak dari dahulu kala – betapapun usahanya – selalu gagal dalam missinya meletakkan telornya dalam bunga-bunga tin betina. Akan tetapi tanpa disadarinya dan diluar kehendaknya telah memindahkan benih diatas bunga-bunga tin untuk pembuahan yang terakhir ini dan berandil dalam pematangan buah tin. Kesimpulan yang dapat diambil dari kenyataan ini bahwa lebah-lebah yang berada dalam tin jantan sukses meletakkan telornya selanjutnya berhasil memelihara kelestarian keturunannya, adapun yang berada dalam tin betina Allah-lah yang mengatur lebah-lebah ini untuk memperoleh buah tin yang disumpahkan tersebut, selanjutnya menundukkan kepada manusia, sebagaimana firman Allah: “Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan) mu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan menyempurnakan untukmu ni’mat-NYA lahir dan batin. Dan diantara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan” (Q.S: Lukman: 20).

Sumber :
- rassukudalu.wordpress.com
- Images : medicalzone.org, ctieyinsanbiasa.blogspot.com, ghazaaz.blogspot.com, fuaadnnor.blogspot.com, haniflaxz.blogspot.com, kaskus.us, alimorsipon.blogspot.com
 
Last edited by a moderator:
Back
Top