Alkitab untuk Semua Mahluk Hidup

Mrs_Sumart1

New member
Saya telah menjadi seorang pembela kesejahteraan hewan selama lebih dari duapuluh lima tahun. Pertama-tama saya tidak percaya bahwa kekejaman terhadap hewan, walaupun penting, akan pernah menjadi isu besar bagi umat Kristen. Dulu saya pikir hal itu cukup penting, bukan sangat penting. Lain dengan sekarang. Menurut saya, dalam hal kesakitan, penderitaan dan kematian, apa yang kita lakukan terhadap beribu-ribu hewan adalah salah satu isu moral yang paling penting selama ini.

Selanjutnya, saya sekarang mengerti bahwa isu ini berhubungan dengan inti dari Alkitab Kristen. Ini adalah kitab mengenai cinta Allah yang tidak terkalahkan dan tidak terhingga - bukan hanya untuk manusia melainkan untuk semua mahluk hidup. Allah dari Abraham, Ishak, Yakub, dan terutama Yesus, mencintai semua mahluk hidup. Umat Kristen harus mencari hati yang baru - hati yang cukup lapang untuk memberi tempat bagi dua kebenaran Alkitab.

Pertama-tama adalah bahwa hewan adalah mahluk Allah: bukan hak milik manusia, bukan pula alat, sumber daya, komoditi, melainkan mahluk yang berharga di mata Allah. Kedua adalah penderitaan hewan yang mirip dengan Kristus. "Pikirkanlah, saudaraku", kotbah John Henry Newman di Oxford tahun 1842, "akan perasaanmu terhadap kekejaman yang dilakukan kepada hewan, dan kamu akan mendapatkan semacam perasaan yang sama dengan yang dimunculkan oleh cerita Salib dan Kasih Kristus." Umat Kristen yang memberi perhatian besar kepada keburukan penyaliban ada dalam posisi yang tepat untuk mengerti keburukan penderitaan tanpa dosa. Salib Kristus adalah indentifikasi absolut Allah kepada yang lemah, yang tidak punya kekuasaan dan yang goyah, dan terutama kepada penderitaan tanpa dosa yang tidak terlindungi dan tidak punya pertahanan.

Saya telah berbicara tentang bagaimana sensitivitas terhadap penderitaan harus menjadi hal kepatuhan terhadap Alkitab. Tetapi, sebenarnya, diantara kaum Kristen sendiri kita akan menemukan pengkhianatan terbesar atas Alkitab ini. Di Spanyol tidak ada satupun otoritas Roman Katolik yang melawan adu-banteng. Di Kanada, bishop Katolik dan Anglikan Roma mendukung perburuan anjing laut dan pemerangkapan untuk bulu. Di Norwegia orang gereja mempertahankan perburuan ikan paus. Di Irlandia, pendeta Katolik Roma berburu kelinci. Di Inggris General Synod of the Church of England tidak melarang berburu untuk olahraga di tanah-tanah milik gereja. Pengkhianatan ini mempunya sejarah yang panjang dan buruk. Dari abad sembilan sampai sembilan belas, ribuan hewan menjadi subyek tuduhan kriminal dan divonis hukuman kapital oleh pengadilan ecclesi-astical, yang menghasilkan kekejaman barbar. Bahkan di pertengahan abad sembilan belas, Paus Pius IX melarang pembukaan kantor perlindungan hewan di Roma atas dasar bahwa hewan tidak berharga, dan ide bahwa apa yang kita lakukan terhadap mereka tidak perlu diatur oleh pertimbangan moral fundamental telah menjadi standar teologi di negara-negara Katolik.

Seorang Allah yang tidak jatuh kasihan didepan penderitaan tanpa dosa tidak mungkin Allah Kristen. Tidak ada teologi yang membuat kita menjadi tidak sensitif terhadap penderitaan bisa menjadi teologi Kristen yang benar.

Tidak dapat cukup ditekankan bahwa gambaran Allah yang secara ekslusif hanya peduli terhadap keselamatan manusia dan tidak peduli terhadap penderitaan mahluk ciptaan lainnya telah menjadi sumber keputusasaan moral. Jika umat Kristen saat ini begitu tidak peduli terhadap hewan, itu dikarenakan Allah yang mereka percayai sepertinya lebih tidak peduli lagi. Saya sendiri percaya, bahwa jika Allah itu baik dan adil dan agung, pasti akan ada pembalasan untuk setiap mahluk yang menderita. Itu yang membuat Allah adalah Allah yang maha Adil.
 
Back
Top