Prediksi Th 2000, Domain Name di RI 9000 Buah

irigster

New member
Tanggal: 06 Jul 2000
Sumber: Farida Farid

NamaDomain.com, detikcom - Jakarta, Statistik menunjukkan, pendaftaran domain name di internet berkembang sangat pesat. Di Indonesia, semula hanya ada 87 domain name di tahun 1995 yang terdaftar. Tahun 1998 meningkat menjadi 2.533 buah dan tahun 1999 meningkat hampir dua kali lipat menjadi 4.721 buah.

Dengan biaya registrasi sebesar Rp 165 ribu pada 1999, maka dari 4.721 registrasi tersebut akan terkumpul dana sekitar Rp 700 juta. Bagaimana dengan prediksi tahun 2000 ini ?

"Diperkirakan akan ada peningkatan angka dua kali lipat lagi. Jadi totalnya akan ada 9.000 domain name yang diregistrasi. Jumlah ini relatif kecil dibandingkan perkembangan internet di masa mendatang. Jadi registrasi resources domain name ini perlu diperhatikan karena milik masyarakat," urai Rudy Rusdiah, Ketua II KPLI (Kelompok Pengguna Linux Indonesia).

Menurut Rudy, registrasi domain name itu seperti registrasi merek yang menjadi public domain dan merupakan resources dari masyarakat yang perlu dilindungi oleh peraturan yang jelas.

"Domain name adalah resources dari masyarakat seperti halnya dengan penjualan merek. Karena itu di Indonesia registrasi domain name registrasi perlu dikembangkan baik organisasinya, sistim pelaksanaannya maupun sistim auditnya," tambah dia.

Di AS, registrasi seperti ini tadinya dilakukan oleh satu perusahaan
atau entity yaitu Network Solution Inc. (NSI). Untuk mengantisipasi banyaknya permintaan domain dan perkembangan bisnis registrasi domain name ini, maka monopoli dari NSI ini dipecah tahun lalu dan diberikan kepada 50 perusahaan register domain name lain.

Dengan banyaknya register domain name yang tersebar ini, akhirnya masyarakat juga yang akan diuntungkan. Harga makin murah dan masing-masing register dapat bersaing untuk memberikan pelayanan yang terbaiknya. Dengan begitu akan muncul kompetisi atau persaingan yang sehat.

"Mewakili masyarakat yang tergabung di Mastel (Masyarakat Telekomunikasi) dan Awari (Asosiasi Warnet Indonesia), kami mengusulkan agar IDNIC (Indonesian Network Information Center) mulai memikirkan perubahan paradigma domain registrasi dari single registrar menjadi multi registrar. Dan IDNIC menjadi badan akreditasi registrarnya," tambah pria yang aktif juga di Mastel (Masyarakat Telekomunikasi) ini.

Selain itu, Rudy juga mengusulkan Awari sebagai calon dari registrar untuk domain war.net.id. "Radnet, CBN dan Indonet kan sering membantu para pemakai internet melakukan registrasi seperti ini," kata Rudy.

Rudy memaparkan, perlu adanya aturan yang jelas dalam bisnis register domain name. Menurut dia, jika nanti peraturan tidak jelas, maka jual beli domain akan berkembang menjadi bisnis yang tidak sehat. Contohnya kasus domain name America.com di Amerika yang dilelang seharga USD 10 juta.

"Bayangkan satu domain harganya Rp 80 milyar tidak sebanding dengan pendapatan yang terkumpul hanya Rp 700 juta untuk seluruh register domain name di Indonesia tahun 1999," ungkap Rudy.

"Jangan sampai terjadi kasus seperti ini di Indonesia. Jangan sampai domain name ABNAMRO.co.id yang katanya dari ABN AMRO, telah diambil oleh orang lain dan ujung-ujungnya adalah masalah duit."

"Karena itu sangat penting menghindari domain name dispute dan litigation oleh pihak lain terhadap IDNIC dan bagaimana masyarakat dapat melindungi IDNIC kalau IDNIC sendiri belum berbadan hukum dan memiliki hubungan dengan pemerintah dan asosiasi masyarakat," jujur Rudy yang aktif di Awari (Asosiasi Warnet Indonesia) menutup pembicaraan.
 
Back
Top