Sejarah Revolusi Industri

Carl_Sagan

New member
Revolusi adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan.
Revolusi Industri yaitu perubahan yang cepat di bidang ekonomi yaitu dari kegiatan ekonomi agraris ke ekonomi industri yang menggunakan mesin dalam mengolah bahan mentah menjadi bahan siap pakai. Revolusi Industri telah mengubah cara kerja manusia dari penggunaan tangan menjadi menggunakan mesin. Istilah "Revolusi Industri" diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis-Auguste Blanqui di pertengahan abad ke-19.

Pada abad pertengahan, kehidupan di Eropa diwarnai oleh system feodalisme yang mengandalkan sektor pertanian, lazim disebut Latifundia (pertanian tertutup) Hubungan perdagangan antara Eropa dengan dunia Timur (Timur Tengah dan Asia) tertutup setelah perdagangan di Laut Tengah dikuasai oleh para pedagang Islam abad ke 8 sampai abad ke 14. Dengan meletusnya perang salib (1096-1291) hubungan Eropa dengan dunia Timur hidup kembali. Muncul kota-kota dagang antara lain Geonoa, Florence dan Venesia yang semula menjadi pusat pemberangkatan pasukan salib ke Yerusalem. Lahirnya kembali kota-kota dagang diikuti oleh munculnya kegiatan industri rumahan (home industry). Dari kegiatan ini terbentuklah Gilda yaitu perkumpulan dari pengusaha sejenis yang mendapat monopoli dan perlindungan usaha dari pemerintah. Gilda hanya memproduksi jika ada pesanan dan hanya satu jenis barang yang diproduksi misalnya gilda roti, gilda sepatu, gilda senjata dan lain-lain.

[Peta Pusat Industri dan Pertambangan Inggris] Sejak tahun 1350 (abad 14) muncul organisasi perserikatan kota-kota dagang di Eropa utara yang disebut Hansa. Tujuan pembentukan hausa adalah untuk bersama-sama melindungi usaha perdagangan didukung oleh armada laut dan pasukan sendiri. Kemudian pada abad 15 dan 16, ditemukan banyak wilayah baru atau tanah jajahan di Afrika, Asia, dan Amerika oleh pelaut-pelaut Eropa sehingga berkembanglah perdagangan lewat laut yang kemudian mengakibatkan terbentuknya kaum borjuis yang kaya dan sangat berpengaruh di Inggris, Nederland, Prancis, beberapa daerah di Jerman dan Italia. Kemunculan golongan menegah ini yang menguasai sektor ekonomi dan melahirkan kapitalisme, akhirnya melahirkan ketegangan dengan tuan tanah yang telah mendominasi sebelumnya.

Revolusi ini ditandai dengan penyebaran Pencerahan, keberhasilan para filsuf dan karya-karya mereka. Mereka berupaya memperluas kemampuannya dalam menguasai alam dan memperbanyak pengetahuannya. Yang terpenting, dalam kaitannya dengan ekonomi, mereka bertekad mengurangi dan mengganti kerja kasar atau tenaga manusia dengan mesin. Kecenderungan ini terjadi menjelang tahun 1750, di Prancis, Jerman, Nederland dan terutama di Inggris. Dengan adanya bahan mentah yang melimpah dari tanah jajahan ditambah kecenderungan untuk efisiensi kerja untuk menghasilkan yang sebesar-besarnya, maka perdagangan yang ada saat telah menghapus ekonomi semi-statis abad-abad pertengahan menjadi kapitalisme yang dinamis yang dikuasai oleh pedagang, bankir, dan pemilik kapal. Inilah awal perubahan yang cepat dan keras dalam dunia ekonomi yang kemudian memunculkan Revolusi Industri, yang bukan hanya bergerak dalam perdagangan, tetapi juga pada dunia produksi.

1. Faktor Ekstern :
a. Revolusi ilmu pengetahuan abad 16 : Francis Bacon, Rene Descartes, Galileo Galilei, Copernicus, Isaac Newton dll.
b. Ditunjang adanya lembaga-lembaga riset yaitu : The Royal Society for Improving Natural Knowledge dan The Royal Society of England (1662)

2. Faktor Intern :
a. Keamanan dan politik dalam negeri yang mantap
b. Berkembangnya kegiatan wiraswasta dari masyarakat kaya dan pemilik modal
c. Munculnya minat masyarakat pada industri manufaktur
d. Inggris, memiliki jajahan yang luas
e. Kaya akan sumber alam antara lain batubara (cokes) dan biji besi yang tinggi mutunya.
f. Munculnya paham ekonomi liberal
g. Munculnya revolusi agraria dalam penataan tanah dan metode baru dalam pertanian.
h. Pada abad 17 berkembanglah dunia pelayaran dan perdagangan.
Di Inggris banyak berdiri kongsi dagang : EIC, Virginia Co, Plymouth Co dan Massachussets Bay Co.

[Jenny - Mesin Pemintal Benang] Tidak diketahui kapan tepatnya revolusi industri dimulai. Ada yang berpendapat bahwa revolusi industri dimulai sejak Abad Pencerahan, bahkan ada juga yang berpendapat sejak masa Yunani. Akan tetapi secara umum dikatakan bahwa revolusi industri berawal dari negara Inggris sekitar tahun 1760. Inggris mendahului negara lainnya dalam hal pembangunan pabrik yang menggunakan mesin berat. Revolusi industri, pertama kali, ditandai dengan penggunaan mesin untuk pabrik pemintalan kapas. Dari tahun 1760 sampai 1870 banyak disaksikan penggunaan mesin-mesin ini. Salah satu yang dikembangkan adalah mesin pemintal benang yang diberi nama �Jenny� yang diciptakan James Hargreaves, pada tahun 1767, yang diambil dari nama istrinya. Hanya saja, mesin ini ternyata tidak kuat, sampai di temukannya kerangka air oleh Ricard Arkwight dua tahun kemudian.

Pada tahun 1779, Samuel Croupton menggabungkan alat pemintal �Jenny� dengan karangka air menjadi sebuah mesin yang diberi nama �Mule�. Salanjutnya, ditemukan juga mesin tenun oleh Cartwright pada tahun 1785 yang disempurnakan beberapa tahun kemudian. Penemuan-penemuan ini, pada gilirannya mendorong munculnya sistem pabrik. Sebab, mesin pemintal benang, kerangka air, penggulung benang dan lainnya adalah mesin besar dan berat yang tidak bisa dipasang di kedai yang dioperasionalkan oleh seorang pekerja. Artinya disini perlu dana dan lahan yang besar. Untuk itulah maka pertama kalinya tahun 1771 Ricard A penemu mesin kerangka air mendirikan sebuah pabrik.

Pada perkembangan selanjutnya dengan ditemukan mesin uap yang bisa dipergunakan sebagai penggerak mesin berat, sistem pabrik menjadi semakin berkembang. Pada gilirannya, sistem kerja mesinmesin dalam pabrik ini kemudian melahirkan temuan-temuan mesin baru yang mendorong lahirnya industri-industri besar berikutnya. Pada tarap berikutnya, munculnya industri-industri besar hasil penemuan mesin-mesin �sederhana� sebelumnya, melahirkan penemuan dalam bidang tranportasi, kereta api, kendaraan bermesin (otomobil), navigasi uap (kapal uap), telegram dan alat-alat pertanian.

[Mesin Uap James Watt] Kenyataan ini, pada gilirannya juga melahirkan industri baru untuk mendukung penemuan-penemuan tersebut. Penemuan �penemuan lainya :
a. John Kay menemukan kumparan terbang.
b. Edmund Cartwright menemukan alat tenun dengan tenaga uap tahun 1785.
c. James Watt menemukan mesin uap yang dipatenkan pada tahun 1796.
d. George Stephenson menemukan Kereta Api yang dinamakannya �Rocket� pada tahun 1829.
Atas hasil temuannya James Watt sering digelari Bapak Revolusi Industri walaupun sebenarnya penemuannya merupakan penyempurnaan mesin uap hasil penemuan Thomas New Comen tahun 1712.

Penemuan berikutnya tidak hanya dibidang mesin produksi tekstil saja tetapi juga alat transportasi darat, laut dan udara, elektronika yaitu pesawat telepon, telegraph dan radio serta bidang kimia. Penemuan tidak hanya di Inggris melainkan juga merambah ke negara lain seperti Perancis, Italia, Belanda, Amerika Serikat , dst. Pada tahun 1851 ratu Victoria membuka pameran mesin-mesin. Selain itu pada tampak bertebaran pusat-pusat industri dan pertambangan di seluruh Inggris.

Setelah berjalan satu abad, sekitar tahun 1860, Revolusi Industri memasuki fase baru yang berbeda dari apa yang sudah lalu, yang dikenal sebagai Revolusi Industri tahap kedua. Kejadian-kejadian yang terjadi pada periode itu terutama ada tiga hal : perkembangan proses Bessemer dalam membikin baja pada tahun 1856; penyempurnaan dinamo kira-kira pada tahun 1873; dan penciptaan mesin pembakaran di dalam pada tahun 1876. Perbedaan antara Revolusi Industri tahap kedua ini dibanding tahap pertama adalah, (1) adanya penggantian baja ditempat besi sebagai bahan industri pokok; (2) penggantian batu arang dengan gas dan minyak sebagai sumber pokok tenaga dan penggunaan listrik sebagai bentuk pokok tenaga industri; (3) perkembangan mesin otomatis dan peningkatan yang tinggi spesialisasi buruh; (4) penggunaan campuran dan metal yang ringan dan hasil industri kimia; (5) perubahan radikal dalam transportasi dan komunikasi; (6) pertumbuhan bentuk-bentuk baru organisasi kapitalis; dan (7) tersiarnya industrialisasi di Eropa Tengah dan Timur dan bahkan di Timur Jauh.

Dampak negatif revolusi industri khususnya di Inggris adalah upah buruh yang murah menyebabkan timbulnya keresahan yang berakibat pada munculnya kriminalitas dan kejahatan. Upaya untuk memperbaiki nasib buruh dan masalah sosial di Inggris melahirkan aliran sosialisme dan revolusi sosial yang ditandai dengan keluarnya undang-undang berikut ini :
1. Catholic Emancipation Bill (1829) menetapkan hak yang sama bagi umat protestan dan katolik.
2. Abolition Bill (1833) berisi penghapusan system perbudakan di daerah jajahan Inggris.
3. Factory Act (1833) yang menetapkan undang-undang pekerja kaum wanita dan anak-anak.
4. Poor Law (1834) berisi pendirian rumah-rumah bagi pengemis, penganggur dan usia lanjut.

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Industri
http://www.fordham.edu/halsall/mod/modsbook14.html
 
Mau menambahkan...

Kemunculan Revolusi Industri.

Kapan sebenarnya revolusi industri di Inggris muncul? Tidak mudah untuk dijawab, karena persoalan ini sendiri masih dalam perdebatan para ahli.

Ada yang berpendapat bahwa revolusi industri dimulai sejak Abad pencerahan, bahkan ada juga yang berpendapat sejak masa Yunani. Akan tetapi secara umum dikatakan bahwa revolusi industri berawal dari negara Inggris sekitar tahun 1760. Inggris mendahului negara-negara lainnya dalam hal pembangunan pabrik-pabrik yang menggunakan mesin-mesin berat. Diantara cabang-cabang industri yang dikembangkan saat itu, yang menjadi perintisnya, adalah sektor pemintalan, penenunan dan industri besi.

Namun demikian, jika diruntut kebelakang, revolusi industri tersebut bukan permulaan dari rangkaian revolusi- revolusi yang lain. Sebaliknya, ia adalah “penutup” atau puncak dari revolusi-revolusi yang terjadi sebelumnya di Eropa. Dimulai dari revolusi kolonial pertama di Amerika Serikat (1774), kemudian bangkitnya kelas menengah di Perancis, 1789, muncullah revolusi industri di Inggris. Revolusi Industri di Inggris yang dimulai sejak permulaan tahun 1760 ini kemudian mendapat momentum yang besar pada abad ke-19.

Dalam perkembangan selanjutnya, revolusi industri ini kemudian merambah dan berpengaruh pada persoalan ekonomi dan sosial. Yakni merubah susunan masyarakat yang terutama berdasarkan hubungan-hubungan individual dan milik pribadi (betapa kecilpun) menjadi masyarakat yang mempunyai sistem dan ciri-ciri yang khas, adanya majikan. Mayoritas Ahli sejarah membagi gerakan itu pada dua fase, dengan menjadikan tahun 1860 sebagai tanda garis pemisah antara kedua tingkatan itu. Periode dari tahun 1860 hingga dewasa ini seringkali disebut sebagai revolusi Industri ke II.

Mengapa di Inggris?

Dalam pandangan sekilas, sangat mengherankan bahwa suatu kerajaan kecil bukan hanya menjadi pemimpin industri bagi dunia, tapi memegang tampuk pimpinan lebih dari satu abad. Seorang ahli filsafat modern menyatakan bahwa negeri Inggris hingga kira-kira pada abad ke-18 adalah “Negara yang paling miskin di Eropa Barat”. Bahkan pada zaman pertengahan Inggris merupakan sudut yang terbelakang dalam kesatuan politik dan ekonomis Eropa, sebuah pulau terpencil di tepi barat. Jumlah penghuninya tidak mencapai empat juta (sedangkan Perancis lebih dari 20 juta). Dalam abad ke-XI pengaruh kebudayaan Perancis untuk sementara meningkat (William the Conquerer), tetapi tradisionalisme dani solasionisme penghuni pulau itu segera mempertahankan diri, yang mewujud antara lain dalam usaha mengembangkan susunan kenegaraan yang khusus.

Dalam bidang ekonomi, sifat-sifat agraris sangat amat kuat. Tidak ada kota yang penting selain London, dan armada dagangpun tidak punya. Meskipun pulau itu dikunjungi sejumlah kapal asing, alasannya hanya karena pulau itu kaya domba. Bulu domba dari Inggris merupakan bahan mentah utama bagi pusat- pusat besar industri kain wool dikota-kota Vlaanderen dan Italia Utara. Pernah ada raja yang berusaha untuk mendirikan industri itu di Inggris dengan mengundang tukang-tukang dari daratan Eropa. Tetapi usaha ini tidak sesuai dengan kepentingan pedagang yang menjadi kaya dari ekspor. Walaupun demikian terdapat juga industri kecil-kecilan di beberapa propinsi, tetapi hanya untuk keperluan sendiri, sebab produksinya terlalu kasar dan sederhana untuk bisa bersaing dengan kain halus dari luar negeri.

Akan tetapi disamping itu ada beberapa faktor yang menguntungkan bagi Inggris, antara lain :
Pertama; Dalam realitanya Inggris paling beruntung dari revolusi perdagangan. Sekalipun pada tahun 1750 Prancis mempunyai perdagangan luar negeri 25% lebih besar dari perdagangan luar negeri Inggris. Perlu dicatat bahwa penduduk Prancis paling tidak tiga kali lipat dibandingkan dengan penduduk Inggris. Selain itu, Prancis sudah sampai pada batas keluasan imperiumnya, dan sebagian besar keuntungan perdagangan luar negerinya dipergunakan untuk peminjaman dan pajak untuk membiayai tentara yang sangat mahal dan istana yang megah. Sebaliknya Inggris baru pada tangga pertama dari abad keemasan dari kekuasaan dan kekayaaan. Ia telah memperoleh koloni-koloni yang sangat berharga dibelahan dunia sebelah Barat, dan segera menggabungkan supremasi imperium dan perdagangannya dengan mengalahkan Prancis pada perang tujuh tahun.

Lebih dari itu, sebagian besar dari keuntungan yang diperoleh Inggris dari perdagangan luar negerinya dipergunakan untuk penanaman modal yang produktif. Dibandingkan dengan lainnya pemerintahnya adalah bebas dari korupsi dan pengeluaran untuk kemewahan. Ongkos untuk memelihara militernya adalah lebih kecil dibandingkan dengan Prancis, dan penghasilannya lebih efisien dihimpun, sebagai akibatnya, pedagang dan pemilik kapalnya dibiarkan memiliki saham yang lebih besar dari penghasilan yang lebih menguntungkan.

Kedua : Inggris adalah bangsa kapitalis terkemuka. Tidak mengherankan bila hal ini terjadi di Inggris. Pada permulaan abad ke-18, tidak ada negara manapun yang memiliki perseroan kapital perdagangan yang lebih maju ketimbang Inggris. Perdagangan obligasi diatur sebagai perdagangan yang sah ketika The London Stock Exchange (Bursa Efek London) diresmikan pada tahun 1698. Pada tahun 1700 London mampu berkompetisi dengan Amsterdam sebagai kota uang dunia. Disamping itu Inggris memiliki sistem bank yang paling baik di Eropa. Pada puncaknya adalah Bank of England yang didirikan pada tahun 1694. Sekalipun didirikan dengan tujuan untuk mengumpulkan dana bagi pemerintah, bank itu diatur sebagai bank swasta.

Ketiga : Faktor-faktor politik dan sosial tidak kalah pentingnya pada permulaan Revolusi Industri di Inggris. Meskipun pada saat itu pemerintah Inggris jauh dari demokratis, namun paling tidak lebih liberal dibandingkan sebagian besar pemerintahan di Kontinen. Revolusi Agung tahun 1688-1689 telah berjasa besar untuk menegakkan konsepsi kedaulatan terbatas. Doktrin itu sekarang secara luas diterima, bahwa kekuasaan negara tidak boleh melampaui batas melindungi hak alami dari manusia untuk kebebasan dan menikmati kekayaan. Di bawah pengaruh doktrin ini, Parlemen membatalkan hukum lama yang memberikan monopoli khusus dan campur tangan dengan kompetisi yang bebas.

Selanjutnya mulailah dilakukan politik merkantilistis yang ketat. Tetapi dibandingkan dengan merkantilistis Portugal, Spanyol, dan Perancis (dalam abad ke-XVI dan XVII), raja Inggris tidak cukup absolut kekuasaannya untuk menjalankan merkantilisme yang semata-mata fiskal (untuk menambah perbendaharaan raja). Untuk mendapat pengertian dan dukungan yang lebih umum, maka didirikanlah kompeni- kompeni bermonopoli untuk berdagang dengan laut Baltik (dimana perserikatan Hansa sangat diperlemah), dengan Levant (bagian timur laut tengah), dengan India dan China, dan terutama dengan kepulauan-kepulauan di teluk Meksiko (India Barat) serta koloni-koloni di Amerika Utara. Pada pertengahan abad ke-XVII Inggris merasa siap untuk menentang perkapalan dan angkatan laut saingannya (terutama Belanda) dengan memaklumkan “Navigation Acts”-nya dan sejumlah perang lautan.

Dalam rangka perluasan perdagangan serta industri dan peningkatan emakmuran, maka bulu domba dan industri kain bulu domba tetap memainkan peranan yang sangat penting. Hal ini memperkuat usaha-usaha tuan tanah yang disebut “Revolusi Agraria Pertama “ dan yang telah dimulai pada abad ke- XV ketika ekspor bulu domba ke daratan Eropa meningkat. Seorang tuan tanah pada umumnya mempunyai hak atas sepertiga dari tanah suatu desa. Tetapi bagian ini terpencar diantara bagian- bagian kaum tani dan dikerjakan oleh para petani itu dengan cuma-cuma, sedangkan tanah mereka sendiri dipajaki. Dalam menggarap tanah dan menyelenggarakan peternakan (domba) kaum tani masih menggunakan cara-cara kolot dan sikap acuh tak acuh. Maka banyak tuan tanah (tentu saja dalam wilayah yang bersangkutan erat dengan pemeliharaan domba) minta persetujuan parlemen (yang mereka kuasai) untuk mempersatukan tanah bagian mereka yang tersebar. Ini berarti memotong wilayah desa dalam tiga bagian: sepertiga untuk tuan tanah dan yang dua pertiga dibagikan diantara kaum tani.

Keempat : Faktor lain yang juga menguntungkan Inggris adalah kondisi udara kepulauan Inggris yang lembab sangat menguntungkan untuk produksi pakaian dari kapas, karena benangnya tidak mudah rusak dan putus manakala dipintal oleh mesin. Selain itu, sistem gilda dalam produksi dan peraturannya yang banyak selamanya tidak pernah tertanam di Inggris, sebagaimana yang terjadi negeri-negeri Kontinental. Bahkan peraturan-peraturan yang ditetapkan dibuang, terutama di negeri-negeri sebelah utara, pada akhir abad ke-17. Inilah yang menjadi salah satu alasan pokok mengapa revolusi industri mulai di Inggris Utara, tidak di daerah-daerah dekat Kontinen. Disamping itu, adanya pemerataan kekayaan daripada negeri- negeri yang lain, maka orang-orang yang mempunyai dapat memusatkan perhatiannya pada kwantitas produksi yang besar, dari bahan yang murah dan biasa lebih daripada membikin barang-barang mewah yang terbatas.


Sumber:
Flinn, MW, Origins of the Industrial Revolution, London, 1967



-dipi-
 
Back
Top