SEPULUH TAPAK NAGA

Suara desir ombak terdengar saling memburu bersahut-sahutan,jejeran daun-daun nyiur bergerak melambai-lambai di terpa angin pantai,tak jauh dari pesisir pantai itu terdapatlah sebuah goa yang lubangnya hanya cukup untuk di lalui satu orang,namun ketika masuk ke dalam area goa,ternyata dalamnya sangat luas,di sisi kanan goa itu terlihat mengalir sebuah air terjun kecil,sedangkan di sisi lainnya terlihat sebuah pembaringan dari batu karang putih,dan jika didekati di atas batu karang itu terlihat sosok manusia terbaring,

sosok yang terbaring itu berambut gondrong sebatas leher,pakaian bagian atas sobek-sobek,dan terdapat luka memar di hitam di sekujur tubuhnya,dialah jaka arya santanu atau bergelar pendekar pedang naga ungu adanya,sementara tak jauh dari pembaringan itu terlihat sosok seorang kakek bercawat putih,rambutnya acak-acakan tak karuan,janggutnya memanjang sampai sebatas perut,kulit tinggal pembalut tulang,sesekali terlihat si kakek tertawa-tawa tanpa sebab yang jelas macam orang sinting,

kakek itu sedang asyik memainkan pedang naga ungu milik jaka,namun gerakan jurus-jurusnya terlihat aneh,semuanya gerakannya serba terbalik dari ilmu silat normal pada umumnya,meskipun demikian gerakan si kakek dalam memainkan jurus pedangnya itu sangatlah cepat,bahkan jaka pun masih kalah cepat gerakannya jika di bandingkan,saking cepat gerakan si kakek hingga hanya menyerupai bayang-bayang ungu saja,

tak berapa lama ketika si kakek masih asyik memainkan pedang jaka mulai terbangun,dia membuka matanya dan mencoba bangkit lalu terbatuk-batuk,matanya kini mulai jernih,dadanya tidak lagi sesak,agaknya dia sudah mulai pulih kembali,lalu pandangannya tertuju pada sosok kakek yang sedang memainkan pedang miliknya itu,dia terkesima melihat permainan pedang si kakek yang begitu hebat,namun juga merasa heran karena gerakan-gerakannya begitu aneh,terbersit tanya dalam hatinya,siapakah orang itu?gerakannya dalam memainkan pedang begitu hebatnya,hingga membuat jaka terkagum-kagum.

pada saat jaka sedang serius menyaksikan permainan yang di mainkan si kakek,tiba-tiba pedang naga ungu melesat ke arah jaka dan menempel pada dinding goa tepat di pinggir leher jaka,kalau saja bukan orang yang berkepandaian tinggi pastilah sudah putus batang leher jaka terbabat pedang sakti itu,jantung jaka berdetak kencang karena saking kagetnya,dia memaki panjang pendek dalam hati,sedangkan si kakek tertawa terkekeh-kekeh dan melantunkan syair,

"tujuh dinten teu walakaya
tujuh dinten ruksak raga
duh gusti anu maha agung
hatur nuhun kana kawasa
tina maot hirup deui"
ha,,ha,,ha,,​

si kakek lagi-lagi tertawa,sementara jaka terkejut mendengar lantunan si kakek barusan,itu artinya sudah tujuh hari dia terbaring di tempat ini,lalu dia mulai mengingat-ingat kembali peristiwa ketika dia tersambar sinar hitam datuk tangan hitam yang mengenainya beberapa waktu lalu,dan tiba-tiba muncul sosok bayangan putih menyeret dan membawanya hingga dia jatuh pingsan,(baca serial sebelumnya berjudul "Dendam sang guru").

jaka menduga bahwa kakek yang berada di hadapannya adalah orang yang telah menolongnya,lalu tanpa ragu lagi jaka segera menjura hormat pada sang kakek,

"terimakasih kek,kau telah menolongku,budi baikmu tak akan aku lupakan,aku berhutang nyawa padamu"

namun melihat orang menjura hormat si kakek malah membentak dan melotot,

"heh pemuda edan,kau pikir aku ini rajamu apa sampai kau harus berlutut segala,lagi pula aku tidak merasa menolongmu,mungkin dedemit kesasar yang membawamu kemari,,ha..ha..ha..."

jaka heran melihat tingkah laku si kakek yang macam orang kurang waras,orang berterimakasih malah di maki-maki,dari penampilan saja sudah tak karuan,memang dunia persilatan banyak orang-orang aneh,ada saja orang sinting seperti sinto gendeng dan muridnya wiro sableng atau si tua gila dari andalas,dan kini di hadapan jaka tambah lagi satu orang sinting.

si kakek lalu melemparkan sesuatu kepada jaka,dan ternyata itu adalah buntalan perbekalan milik jaka,

"heh anak setan,lekas kau mandi di air terjun itu dan ganti pakaianmu,kau ambil pedangmu itu,lalu temui aku di luar!"

baru saja jaka menoleh dan hendak mengatakan sesuatu si kakek sudah tak ada lagi di tempatnya,luar biasa kehebatan si kakek sehingga jaka pun tidak bisa menduga dan tak menyadari kapan si kakek beranjak dari tempatnya,

setelah jaka berpakaian dia pun segera menuju keluar,di lihatnya si kakek sedang asyik minum air kelapa muda sambil duduk uncang-uncang kaki,lagi-lagi jaka di buat kagum karena si kakek duduk di atas sebatang ranting kering,benar-benar hebat ilmu meringankan tubuh milik orang tua itu,dalam hati jaka bertanya-tanya siapakah dia adanya.

"heh pemuda edan!apa saja yang di ajarkan si telingsing padamu?"

jaka kaget mendengar nama gurunya di sebut-sebut seenaknya,itu artinya si kakek mengenail gurunya itu.

"kau kenal guruku kek?kalau boleh tau siapakah dirimu?atau siapa kau punya gelar?"

lagi-lagi si kakek melotot lalu mendamprat jaka,

"dasar edan,di tanya malah balik tanya,,ahh sudahlah,,sekarang coba kau serang aku dengan jurus delapan naga mengurung bukit"

jaka semakin terkejut mendengar ucapan si kakek,orang di hadapannya ternyata tau juga jurus andalan miliknya,kini jaka semakin yakin bahwa si kakek sangatlah mengenali gurunya,rasa penasaran di benaknya semakin menjadi,

"heh,,kenapa kau malah melongo,cepat kau serang aku dengan jurus itu!"

jaka tidak mau menuruti perkataan orang tua itu,mana tega dia menyerang si kakek dengan jurus mematikan itu,

"heh,,apa kau tuli?ahh,,,ternyata si telingsing begitu goblog,,orang tuli di angkat jadi murid,,,,ha..ha..ha.."

jaka mulai kesal karena si kakek mengejeknya dan gurunya,kini jaka tak ragu-ragu lagi.

"aku tidak tuli kek,baiklah kek jika itu maumu aku akan serang dengan jurus delapan naga mengurung bukit,tapi jangan salahkan aku jika kau kenapa-kenapa"

lalu jaka mulai pasang kuda-kuda dan hunuskan pedangnya,tiba-tiba tubuhnya bagai di lindungi angin topan prahara,pedang naga ungu di tangannya memancarkan sinar ungu yang menggidikkan,dan jaka melesat menyerang si kakek dari delapan arah dengan gerakan luar biasa,itulah jurus delapan naga mengurung bukit yang di takuti di dunia persilatan bagi para tokoh golongan hitam selama bertahun-tahun,namun si kakek tetap tenang dan tertawa-tawa.

ketika di serang si kakek mulai pasang kuda-kuda,dia mulai menghindari serangan jaka yang mematikan itu dengan gerakan-gerakan aneh tak beraturan,macam naga kesetanan si kakek meliuk-liuk menghindari serangan jaka,lalu si kakek mulai menggerakan tangannya,mulai dari cakar,punggung tangan,telapak tangan,tinju,dan ujung jari,gerakannya berurutan,"buukk",,,serangan tangan kesepuluh si kakek berhasil mengenai jaka dan membuat pemuda itu terpental dan terjatuh.

jaka yang terjatuh mulai bangkit dan menjadi penasaran,selama ini jurus pamungkasnya tidak pernah gagal,namun di hadapan si kakek dengan mudahnya di hindari dengan gerakan tak karuan,bahkan hanya dengan mengandalkan tangan saja dia berhasil membuatnya terpental terkena serangan tangannya,ini menunjukan di atas langit masih ada langit,gurunya sendiripun belum tentu sanggup melawan si kakek.

"heh anak setan,berdirilah,dan kau pelajarilah jurus yang ku mainkan tadi!kalau kau menolak jangan harap kau bisa pergi dari sini,,ha..ha..ha.."

jaka terbengong-bengong mendengar ucapan si kakek,itu artinya secara tak langsung dia telah di ajari satu ilmu baru,tapi jaka bertanya-tanya dalam hati,apa maksud si kakek menyuruhnya mempelajari jurus-jurus aneh itu?

"heh,,kenapa kau bengong saja,sekarang kau ikuti gerakanku,!"

jaka akhirnya menuruti kata-kata si kakek dan mulai mempelajari jurus-jurus aneh yang dimainkan si kakek tadi,

******
sepuluh hari berlalu dan jaka berhasil menguasai ilmu itu dengan sempurna,bahkan jaka di berikan separuh tenaga dalam milik si kakek,hingga gerakannya semakin enteng dan hebat tenaga dalamnya.

"heh anak setan,kini kau telah mewarisi ilmu yang aku ajarkan,ilmu yang pertama adalah "jurus naga gila",jurus itu selain untuk menghindar dapat juga di pakai untuk menyerang dan pertahanan,berbeda dengan jurus "naga menangkis badai" milikmu yang hanya di gunakan untuk menghindar saja,dan ilmu yang kedua itu bernama "sepuluh tapak naga",oh iya aku lupa,aku belum kasih tau siapa aku adanya,ha..ha..ha..aku ini adalah kakak seperguruan si telingsing,"

mendengar ucapan si kakek jaka segera menjura hormat,jaka ingat dulu sewaktu di puncak Ciremai gurunya pernah bercerita mengenai kakak seperguruannya yang di juluki naga sinting,menurut penuturan gurunya,naga sinting menghilang dari dunia persilatan tanpa kabar dan kabur dari pondok eyang tunggal di puncak gunung ciremai,kini jaka malah bertemu dengan orangnya langsung.

"sungguh aku tidak menyangka,aku bertemu dengan eyang naga sinting"

"ha..ha..ha..,,kau ini,tak usah pakai peradatan busuk segala,,sekarang kau berlalulah dari sini,aku bosan melihat wajahmu!,,ingat,berbuatlah kebajikan,masih banyak tokoh golongan hitam yang harus di tumpas,,ha..ha..ha...."

jaka memaklumi sifat si kakek yang aneh itu,namun dia sangat berhutang budi pada si kakek alias naga sinting,ketika jaka tersadar si kakek sudah tak ada lagi di tempatnya,dan hanya tergurat tulisan di mana tadi si kakek berdiri,"aku titip salam untuk gurumu,kelak kita akan berjumpa lagi anak setan,",lalu jaka segera pergi meninggalkan tempat itu.


TAMAT


Datuk tangan hitam masih meraja lela,ikuti terus kisah serial pendekar pedang naga ungu selanjutnya berjudul "Derita Gembel Sakti"
 
Last edited:
Back
Top