Spondilosis Servikalis

mozilla_solo1

New member
Sindroma Tourette
DEFINISI

Sindroma Tourette adalah suatu penyakit dimana tic motorik dan vokalis terjadi beberapa kali dalam sehari dan telah berlangsung minimal selama 1 tahun.
Tic adalah gerakan diluar kesadaran yang terjadi secara berulang-ulang.

Sindroma Tourette sering diawali dengan tic simplek pada masa kanak-kanak, yaitu berupa sentakan otot yang tidak diinginkan dan tanpa tujuan, yang terjadi berulang-ulang.

Selanjutnya tic simplek berkembang menjadi gerakan yang kompleks, termasuk tic vokalis dan kelumpuhan pernafasan secara tiba-tiba. Tic voklis terdengar sebagai bunyi mendengus atau menggonggong.

PENYEBAB

Sindroma Tourette merupakan penyakit keturunan yang 3 kali lebih banyak terjadi pada pria.

Penyebab yang pasti tidak diketahui, tetapi diduga merupakan suatu kelainan dalam dopamin atau neurotransmiter otak lainnya.

GEJALA

Seorang penderita anak-anak bisa menggerakkan kepalanya secara berulang dari kiri ke kanan atau sebaliknya, mengedip-ngedipkan matanya, membuka mulutnya atau meregangkan lehernya.

Tic yang lebih kompleks bisa berupa memukul dan menendang, mengendus-endus, merintih dan mendengung.
Penderita bisa mengucapkan kata-kata yang kasar di tengah-tengah percakapan, tanpa alasan yang jelas.
Penderita juga bisa dengan cepat mengulang-ulang kata yang didengarnya (ekolalia).

Penderita sering mengalami kesulitan dalam bersosialisasi.
Dulu mereka diasingkan, diisolasi atau bahkan diduga sebagai keturunan setan.
Banyak penderita yang menjadi impulsif, agresif dan berperilaku ingin menghancurkan dirinya sendiri; anak-anak seringkali mengalami kesulitan dalam belajar.

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan jika:
- Telah terjadi tic motorik multipel atau satu atau lebih tic vokalis
- Tic terjadi beberapa kali dalam sehari, hampir setiap hari atau selang hari, selama lebih dari 1 tahun. Dalam waktu 1 tahun, masa bebas gejalanya tidak boleh lebih dari 3 bulan.
- Terjadi sebelum usia 18 tahun.

PENGOBATAN

Jika gejalanya ringan, tidak diperlukan pengobatan karena efek samping dari obat-obatan lebih buruk daripada gejalanya sendiri.

Untuk mengendalikan gejala yang berat, bisa diberikan obat anti psikosa, meskipun bisa menimbulkan efek samping berupa kekakuan, penambahan berat badan, pandangan kabur dan mengantuk. Yang efek sampingnya lebih ringan adalah pimozid.

Klonidin diberikan untuk membantu mengendalikan kecemasan dan perilaku obsesif-kompulsif.


sumber : This Web site coming soon
 
Back
Top