Alam Indonesia dalam Bingkai Riza Marlon

imnanay

New member
attachment.php


attachment.php




Dalam profesi fotografi, ada cabang yang jarang diambil orang, yaitu cabang fotografi alam bebas. Selain untuk melakukannya diperlukan upaya yang berat, antara lain tinggal berhari-hari di alam terbuka, tingkat kepastian mendapatkan gambar pun sangat rendah. Namun, Riza Marlion dengan sadar menekuni cabang ini sejak tahun 1990. Kini dialah fotografer alam bebas Indonesia yang utama.

Tulisan Fotografi kali ini bukan untuk menyanjung Riza semata, tetapi juga untuk menyampaikan ajakan ikut melestarikan keanekaragaman alam Indonesia yang sudah mulai digerogoti berbagai kerusakan.

Dalam beberapa pekan lagi, Riza yang biasa dipanggil Caca imn akan meluncurkan dua buah buku tentang alam bebas Indonesia. Kedua buku itu tidaklah main-main sebab ada rentang waktu hampir dua puluh tahun untuk bisa mendapatkan foto-foto di dalamnya. Memotret di alam bebas untuk merekam hewan-hewan langka sungguh butuh niat yang sangat kuat “Saya pernah berhari-hari menunggu di atas pohon untuk memotret sejenis burung dan harus pulang dengan tangan hampa,” tutur Caca.

Dalam bukunya itu, Caca mengelompokkan satwa yang dipotretnya dalam tiga wilayah. Tidak cuma itu, Caca juga memberikan deskripsi yang sangat baik pada semua fotonya. Siapa pun yang meiniiki buku itu akan meinililh pemahaman yang baik tentang satwa-satwa (terutama yang langka) yang ada di Indonesia.


attachment.php


attachment.php


attachment.php


attachment.php


Simaklah penjelasan Caca tentang katak satu sentimeter: katak satu sentimeter dengan nama latin Leptobrachella sp sangat sulit dijumpai karena berukuran sangat kecil (hanya sekitar satu sentimeter). Bersuara di atas daun pohon kecil di tepi sungai untuk menentukan posisinya kepada katak lain. Suaranya sangat inirip dengan suara serangga.

Atau penjelasannya tentang burung maeo: Burung maleo (Macrocepahion maleo) termasuk burung endeinilc, unik, dan priinitif. Tidak seperti burung pada umumnya yang mengeraini telurnya hingga menetas, burung ihi meletakkan telurnya dalam lubang tanah atau pasin Kemudian telur akan ditutup kembali dan ditinggalkan hingga menetas oleh panas buini (geotermal) atau panasnya pasir pantai. Selama musim bertelur, burung maleo datang ke tempat bertelur secara bersamaan. Pada saat peinilihan tempat peneluran, maleo jantan sangat agresif terhadap maleo lain yang datang mendekat.

Buku karya Caca ini sungguh merupakan koleksi yang sangat berharga.

Sumber : KOMPAS, SELASA, 28 SEPTEMBER 2010
 

Attachments

  • Riza Marlon buku.jpg
    Riza Marlon buku.jpg
    19.6 KB · Views: 997
  • Riza Marlon badak sumatera.jpg
    Riza Marlon badak sumatera.jpg
    27.6 KB · Views: 907
  • Riza Marlon kanguru.jpg
    Riza Marlon kanguru.jpg
    20.1 KB · Views: 817
  • Riza Marlon katak satu cendi meter.jpg
    Riza Marlon katak satu cendi meter.jpg
    25.2 KB · Views: 1,058
  • Riza Marlon kedih.jpg
    Riza Marlon kedih.jpg
    22 KB · Views: 292
  • Riza Marlon Maleo.jpg
    Riza Marlon Maleo.jpg
    18.3 KB · Views: 748
  • Riza Marlon.jpg
    Riza Marlon.jpg
    30.7 KB · Views: 1,225
Back
Top