1.154 Siswa di Jatim Tidak Lulus

jaka86tarub

New member
SURABAYA, KOMPAS.Com - Sebanyak 1.154 siswa sekolah tingkat SMP/Mts/SMP Terbuka di Jawa Timur dinyatakan tidak lulus ujian nasional (UN) tahun ini.


Mereka diminta mengikuti ujian paket B yang akan digelar pada Juli mendatang.


'Siswa yang tidak lulus bisa menyiapkan diri untuk mengikuti kejar paket B pada Juli mendatang. Siswa tidak perlu khawatir, karena status ijazah kejar paket B setara dengan SMP,' kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Harun, Kamis (2/6/2011).


Secara nasional rata-rata perolehan nilai UN di Jatim menurut Harun, melebihi rata-rata nilai nasional 7,56. Jatim menurut dia menempati peringkat ketiga setelah provinsi Bali (8,11) dan Sumatera Utara (8,04), sementara Jatim (7,86).


'Ini adalah prestasi bagi Jatim, karena pada 2010 Jatim menduduki peringkat ke-5,' katanya.


Ketiga sekolah dengan nilai rata-rata tertinggi pertama diraih oleh SMP Negeri 2 Lamongan (36,29), kedua SMP Negeri 1 Taman Sidoarjo (36,23), dan ketiga SMP negeri 1 Lumajang (36,17).


Sementara tiga siswa dengan perolehan nilai tertinggi, pertama diraih Anas Jatikusuma siswa SMP Negeri 1 Tuban (39,10); kedua Dwi Lia Oktaviana, siswi SMP 3 Jombang (38,60); dan ketiga Fernaldy Frumentius Sutandyo, siswa SMP Petra 3 Surabaya (38,40).


'Pengumuman kelulusan SMP akan dilakukan secara serempak pada 4 Juni mendatang di sekolah masing-masing,' katanya.


Dari 380.663 peserta UN SMP di Jatim, 739 tidak lulus; Mts dari 155.272 peserta, 215 tidak lulus; dan SMPT dari 4.673 peserta, yang tidak lulus 200 peserta.

Dari 540.608 total peserta yang ikut UN, 1.154 siswa (0,213 persen) tidak lulus.

K15-11 | Agus Mulyadi | Kamis, 2 Juni 2011 | 17:25 WIB
 
siswa selalu saja ditakut2i dengan omong kosong tentang masa depan yang kompetitif, berat, kejam dll yang hanya dilihat dari ukuran nilai, diknas seperti lupa akan makna pendidikan itu sendiri.
 
ijazah kejar paket B setara dengan SMP

Terkadang saya tidak habis pikir soal status ijasah paket B yg setara dengan SMP ini. jelas2 proses pembelajarannya amat sangat berbeda secra riil-nya.
 
Rayakan Kelulusan, Remaja WNI Justru Kehilangan Nyawa
Fajar Nugraha/Jum'at, 03 Juni 2011/11:14wib

Xfe9YUvKM0.jpg

Keluarga William Lim (Foto: Straits Times)

SINGAPURA - William Lim yang ditemukan tidak bernyawa di sebuah kanal di Singapura pada Rabu 1 Juni lalu, ternyata ke Singapura untuk merayakan kelulusannya dari SMP.

Sebelum ditemukan tewas, William diketahui hilang selama delapan jam. Atas kejadian ini pihak keluarga pun merasa terpukul atas kematian remaja berusia 15 tahun tersebut.
"Bagaimana mungkin seorang remaja tewas karena air selokan," ungkap Lim Sun Li, ayah dari korban seperti dikutip Straitstimes, Jumat (3/6/2011).

Keheranan juga diutarakan oleh paman korban, Eddy Sutomo. "Jika tidak ada tangga, dia tidak mungkin jatuh. William bisa berenang, namun air datang terlalu cepat," ucap Eddy.

Remaja berusia 15 tahun tersebut sebelumnya diketahui sedang berjalan di sekitar kanal di Balestier, di saat badai petir yang menyebabkan dirinya tersapu air.

Petugas Singapore Civil Defence Force (SCDF) menemukan William Liam yang sudah tidak bernyawa dekat Block 82 Whampoa Drive. Jasadnya ditemukan mengapung di daerah tersebut dan dinyatakan meninggal pada Rabu 1 Juni pukul 11.00 malam waktu setempat.

William berlibur ke Singapura untuk merayakan kelulusannya dari bangku SMP. Namun liburannya justru berakhir dengan tragis.
(faj)

Sumber
 
Penulis : Palce Amalo
Jumat, 03 Juni 2011 10:29 WIB

KUPANG--MICOM: 850 dari 1.075 Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Nusa Tenggara Timur (NTT) lulus ujian nasional (UN) 100 persen. Sekolah tersebut tersebar hampir di seluruh kabupaten.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (PPO) NTT Thobias Uly mengatakan persentase kelulusan UN 100 persen terjadi di Kabupaten Sumba Barat dan Sumba Tengah. Di Kabupaten Alor dan Rote Ndao masing-masing satu orang tidak lulus, Sabu Raijua tiga orang tidak lulus, dan Sumba Barat Daya tujuh orang tidak lulus.

Total peserta UN SMP tahun ini 73.458 orang, 71.539 (97,39%) lulus, dan 1.919 tidak lulus (2,61%). Adapun siswa tidak lulus UN paling banyak di Kabupaten Flores Timur yaitu 354 orang, Sumba Timur 295 orang, dan Sikka 239 orang.

Di Kota Kupang, dari 5.196 peserta UN, 222 orang diantaranya tidak lulus. Peserta UN terbanyak di Kabupaten Timor Tengah Selatan 6.956 orang, 207 orang diantaranya tidak lulus.

Ia mengatakan, kelulusan UN tahun ini sesuai dengan prediksi sebelumnyayakni di atas 95%. "Ini berkat kerja keras dari pihak sekolah, pemerintah, siswa dan orang tua," katanya. (PO/OL-04)

Sumber
 
Jumat, 03 Juni 2011 | 19:40:09 WITA |

MAKASSAR -- Hasil Ujian Nasional (UN) tingkat SMP dan sederajat tahun ini di Makassar jauh lebih bagus dibanding penyelenggaraan UN SMP tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini, tingkat kelulusan SMP di Makassar mencapai 99,7 persen. Itu berarti hanya 0,3 persen peserta ujian yang dinyatakan tidak lulus.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar Mahmud BM mengungkapkan, dari 20.223 peserta ujian, yang dinyatakan lulus mencapai 20.162. "Hanya 61 orang atau sekira 0,3 persen peserta yang dinyatakan tidak lulus," kata Mahmud kepada FAJAR, Kamis 2 Juni.

Mahmud mengatakan dibanding UN SMP sebelumnya, tahun ini lebih berhasil. Itu jika dilihat dari persentase kelulusan siswa. Tahun lalu, tingkat kelulusan UN SMP hanya 98 persen. Itu pun setelah dua kali ujian karena tahun lalu masih membolehkan ujian nasional pengulangan. Bahkan pada 2009 lalu, tingkat kelulusan di Makassar hanya mencapai 97 persen.

Rencananya, pengumuman hasil UN SMP akan dilakukan Sabtu, 4 Juni. Mahmud juga memastikan di Makassar, tidak ada sekolah yang semua pesertanya tidak lulus ujian. Hasil ujian nasional itu juga akan diumumkan secara lengkap di Harian FAJAR edisi Sabtu, 4 Juni besok.

Sebelumnya, Mendiknas, Muhammad Nuh menyatakan peserta UN yang tidak lulus secara nasional hanya mencapai 0,55 persen. Sebagian besar ketikdalulusan itu disebabkan oleh karena nilai UN mereka yang rendah.

Di bagian lain, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendiknas, Prof Mansyur Ramly menjelaskan mata pelajaran Bahasa Indonesia masih menjadi momok. Pria yang juga menjadi anggota panitia pusat UN 2011 itu menjelaskan, penentuan bahasa Indonesia sebagai pelajaran tersulit bisa dipantau dari hasil UN murni.

Catatan panitia pusat menyebutkan, rata-rata nilai bahasa Indonesia dalam UN tingkat SMP dan sederajat 7,12. Dengan nilai terendah 0,40, atau hanya benar dua butir soal, dan nilai tertinggi 10,00. Sedangkan rata-rata bahasa Inggris 7,52, matematika 7,30, dan IPA 7,41.

Mantan Rektor UMI Makassar itu mengatakan, dua tahun terakhir bahasa Indonesia memiliki nilai rata-rata terendah dibanding mata pelajaran lainnya. Pemicunya, siswa belum terbiasa membaca. Dia menjelaskan, hampir seluruh soal bahasa Indonesia diawali dengan bahan bacaan dulu. (pap)

Sumber
 
Back
Top