Bersekutu dengan Allah

Mrs_Sumart1

New member
Pada mulanya, Allah menciptakan manusia untuk menjadi sahabat , sehingga hubungan atau persekutuan sangat indah di Taman Firdaus . Akan tetapi sejak manusia jatuh dalam dosa, persekutuan yamg indah itu menjadi sirna karena ada pemisah antara manusia dan Allah yaitu dosa. Manusia dan Allah tidak lagi dalam persekutuan tetapi berpisah satu sama lain.

Akan tetapi Allah itu sangat baik , sehingga melalui pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib, hubungan yang indah itu dijalin kembali asal manusia mau menerima dan percaya pada penebusan Yesus Kristus atas dosa-dosa manusia. Melalui Tuhan Yesus jurang pemisah antara manusia dan Allah telah disingkirkan, sehingga manusia dapat bersekutu dengan Allah dengan bebas dan akrab tergantung pada respon manusia terhadap firman Tuhan.

Tuhan ingin kita mengasihi Dia dengan menuruti atau taat pada firman-Nya. Tuhan ingin kita menjadi sahabat-Nya atau mitra-Nya. Untuk bersekutu dengan Allah , kita dapat lakukan dengan membaca Alkitab. Karena dalam 1 Yoh.1:1 dikatakan :?Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu a d a l a h Allah. Jadi kita bisa mengetahui, apakah kita bersekutu atau tidak melalui seberapa jauh kita mengetahui, mengerti dan melakukan Firman Tuhan.

Apabila persekutuan kita dengan Allah kurang baik , maka masalah demi masalah akan senantiasa menghadang perjalanan kehidupan kita.Bila gejala ini terjadi, maka kita harus cepat mengoreksi diri, mengakui dosa, minta ampun kepada Tuhan dan bertobat. Sebab masalah timbul, karena kita tidak taat pada perintah-perintah Tuhan melalui Firman-Nya. Akan tetapi bukan berarti, hidup bersekutu dengan Allah, kita bebas dari masalah, tetapi beda-Nya kita menang dalam menghadapi persoalan hidup ini. Artinya persoalan hidup kita tidak berlarut-larut, tetapi cepat selesai dengan baik dan memberi kita keadaan lebih baik dari sebelumnya.

Persekutuan dengan Allah, membuat kita bergairah dan bersemangat dalam menjalani kehidupan ini. Segala persoalan akan kita patahkan atau kita atasi dengan mudah karena kekuatan kita bukan dari kita melainkan dari Allah. Kalau Allah dipihak kita (bersekutu dengan Dia), siapa dan persoalan apa yang dapat mengalahkan kita? Tidak akan ada kekuatan apapun di langit dan di bumi yang dapat mengalahkan kita, kalau kita berada dalam persekutuan yang akrab dengan Tuhan. Sebab dalam persekutuan dengan Allah, kita dengan otomatis juga menjadi penguasa dan pemilik langit dan bumi. kekuatan kita di atas segalanya.

Dalam 1 Yoh. 1:3 dikatakan, bahwa dengan mendengar Firman, maka kita bersekutu dengan Allah Bapak dan Anak-Nya Yesus Kristus. Dengan sendirinya kita juga ada dalam persekutuan dengan Roh , karena dalam Fil 2:1-3, dikatakan bahwa dalam Kristus ada nasehat, ada penghiburan, ada persekutuan roh, ada kasih mesra dan belas kasihan. Oleh sebab itu usaha kita adalah memelihara atau mempertahankan persekutuan dengan Allah, karena hanya dengan jalan demikian, hidup kita penuh damai sejahtera dan berkemenangan.

1 Kor.15-17;Tetapi seperti ada tertulis ;?Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata dan tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah timbul dalam hati manusia, semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia. Jadi apalagi yang menjadi kekurangan bagi kita, jika kita ada dalam persekutuan dengan Allah, semua telah disediakan-Nya berlimpah-limpah, Segala kebutuhan hidup kita, Tuhan telah sediakan seperti waktu Adam dan Hawa ada dalam persekutuan dengan Allah di Taman Eden.

Henokh adalah seorang yang bergaul dengan Allah, setelah Adam dan Hawa jatuh dalam dosa. Alkitab mencatat bahwa Henokh menjadi sahabat Allah selama 300 tahun (Kej.5:22) dan akibat persekutuannya dengan Allah Henokh tidak mengalami kematian seperti manusia biasa, tetapi ia diangkat Allah ke hadirat-Nya. Demikian juga kita akan diangkat Tuhan, bila kita tetap memelihara persekutuan yang baik dengan Allah selama kita hidup di dunia ini. Walaupun segala rintangan, masalah dan persoalan silih berganti datang dalam hidup kita, tetapi kita harus tetap setia kepada Allah dengan berseru :?Tuhan baik, bahwa sanya selamanya kasih setia-Nya.

Kejadian 34:28-35, menggambarkan kepada kita, Musa bersekutu dengan Allah di Gunung Sinai selama 40 hari dan 40 malam lamanya, tanpa makan roti dan minum air. Ketika Musa turun dari atas Gunung Sinai, kulit mukanya bercahaya oleh karena ia telah berbicara dengan Tuhan. Hal ini membuat orang Israel takut mendekati Musa dan mereka tidak dapat berbicara muka dengan muka, melainkan membelakangi Musa. Akibat dari persekutuan yang dalam dengan Tuhan, membuat kita menyerap sifat-sifat Allah dan juga cahaya kemuliaan-Nya.

Dalam kisah perjalanan hidup Tuhan Yesus di dunia , juga melukiskan bagaimana waktu Ia berdoa (bersekutu) dengan Tuhan (Bapak-Nya) di atas gunung, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan(Luk.9:29). Sehingga kita dapat menyaksikan betapa dahsyatnya hidup dalam persekutuan dengan Allah. Dengan demikian kita tidak perlu ragu atau menunda-nunda lagi untuk segera bertindak hidup bersekutu dengan Allah.Inilah pilihan sikap hidup yang t e r b a i k bagi kita.
Amin

Renungan diambil dari Khotbah
 
Back
Top