Posis sebagai Anak Allah

Mrs_Sumart1

New member
2 Raja-raja 13:16-19, I Korintus 15:56-57
Elisa adalah nabi yang sepanjang hidupnya bejalan dalam Urapan Kuasa Allah. Semenjak Elisa mendapatkan dua kali lipat Urapan dari Elia, hidupnya terus ditandai tanda-tanda mujizat dan dia terus dipakai sebagai penyampai Firman Allah. Saat Elisa tuapun, dia masih dipakai untuk bernubuat tentang bangsa Israel. Dan Yoas, raja Israel juga datang kepada Nabi Elisa untuk dinubuatkan pada saat masa-masa terakhir kehidupan Nabi Elisa.
Kalau saja kedatangan Raja Yoas disertai iman yang penuh kepada Elisa, bukan tidak mungkin Raja Yoas juga mendapatkan Urapan yang sama seperti yang didapat Elisa dari Elia sebelum Elia diangkat ke Sorga.
Hal itu terbukti saat Elisa menguji Raja Yoa, untuk menubuatkan kemenangan Bangsa Israel atas bangsa Aram (2 Raja-raja 13 :17) Dan ketika Elisa menyuruh Raja Yoas untuk memukulkan anak panah ke tanah (2 Raja-raja 13:18), Raja Yoas hanya mampu memukulkannya sebanyak tiga kali. Dan dari situ terlihat jelas takaran iman Raja Yoas utnu mendapatkan Urapan dari Elisa. Akhirnya Bangsa Israel pun hanya mampu mengalahkan Bansa Aram sebanyak tiga kali saja, dibawah kepemimpinan Raja Yoas.
Dari kisah di atas, kita diajar untuk mengerti sifat Allah dalam memberikan anugrah-Nya kepada kita. Allah telah menjanjikan seluruh kuasa dan anugrah-Nya kepada kita, apabila kita mau datang kepada-Nya. Dan bagian kitalah untuk mengembangkan seluas-luasnya dan selebar-lebarnya takaran iman kita untuk mendapatkan seluruh anugrah-Nya. Karena sebanyak takaran iman mengembang, sebanyak itu pula ukuran anugrah yang dilimpahkan kepada kita.
Anugrah-Nya besar tak terbatas dan kita akan memperoleh sebanyak iman kita mampu menakarnya, kalau kita ikut Tuhan dan percaya pada-Nya Jadi inilah mekanisme iman yang sebenarnya sebagai anak Allah. Kegagalan Raja Yoas untuk mengembangkan takaran imannya untuk memperoleh sebanyak-banyaknya kuasa urapan dari Elisa, hendaknya menjadi pelajaran bagi kita . Allah semenjak dahulu sampai sekarang dan kapanpun sangat senang pada kita, bila kita mau datang dengan iman yang penuh. Itu saja yang Allah inginkan !
Allah telah mengerjakan segala-galanya untuk kita. Dosa kita telah dibayar lunas oleh Allah dengan menggantung anak-Nya sendiri di kayu salib, tanpa kita minta sebagai pembayaran dosa kita. Yesus menjadi orang terkutuk (di kayu salib) untuk membebaskan kita dari sakit penyakit dengan segala kutuk. Dan bahwa dalam keadaan daging Yesus di salib, adalah untuk mengganti tabiat dan kelemahan daging kita, bahwa dengan cara hidup Yesus yang miskin, supaya kita jadi kaya, itu semua idenya Allah, bukan ide kita.
Bagian kita tinggal percaya dengan iman dan mengakui-Nya dengan mulut, pikiran dan hati kita ! Allah mau mengaruniakan kemenangan yang penuh kepada kita, hanya kita terkadang tidak melakukan response yang selaras dengan keinginan Allah, sehingga takaran iman kita pun, juga tidak mengembang (1 Korintus 15:56-57)
Dengan merespon panggilan Allah, maka kita milik Yesus dan Yesus milik kita. Dengan memiliki Yesus, kita memiliki segala- galanya, imani itu ! Yesus yang telah menang dengan kebangkitan-Nya dari kematian. Dia datang kepada kita dengan membawa kemenangan dan ketika mau mengundang Yesus masuk dan memiliki hidup kita, maka kita pun menjadi umat pemenang dan bahkan Alkitab menyatakan kita lebih dari pemenang !
Kita memperoleh seluruh perkenan dan kasih-Nya Allah, hanya dengan mengakui dengan iman dan percaya sepenuh hati, serta kita boleh menerobos terus masuk ke hatinya Allah yang terdalam, menikmati kuasa dan berkat-Nya yang melimpah sebesar yang kita bayangkan dan kita tidak perlu lagi mengiba-iba dalam doa kita untuk mendapatkan perkenan Allah seperti layaknya "pengemis rohani"
Jadi kalau kita sadar hanya sebatas sebagai "cacing dan tanah liat" di hadapan Allah, ya jadilah seperti itu. Tetapi kalau kita sadar bahwa ada Benih Illahi dalam diri kita, maka kita pun jadi Anak di hadapan Allah. Sebagai anak sudah sepatutnyalah kita bereaksi, berpikir dan bertindak layaknya anak kepada Bapanya . Bukan lagi seperti hamba sahaya yang berdosa dan bercacat cela di hadapan tuannya !
Dan sekarang, kalau kita sadar bahwa sebagai anak Allah, posisi kita selalu di atas segala masalah dan problema hidup ini, serta sadar bahwa Allah penuh kemenangan tinggal dan berkenan kepada kita, maka kita pun adalah pemenang dan hidup penuh kemenangan dalam segala bidang kehidupan ! Sadarlah !Anda adalah Anak Allah, Segala Kepenuhan dan kemenangan Allah telah diberikan kepada kita dan tinggal kita mau menerimanya dengan iman.
 
Back
Top