Membuat Taman di Lahan Terbatas Dengan Vertikultur.

Second_Sister

New member
Pamer-Koleksi-Tanaman-di-Lahan-Sempit_thumbnaildetail.jpg


Pernah dengar tentang taman vertikultur? Metode cocok tanam yang satu ini, bisa jadi salah satu solusi berkebun di lahan sempit. Mereka yang tinggal di perkotaan, dimana ukuran lahan kerap jadi perkara, pasti menyukai ide ini.

Vertikultur berasal dari bahasa Inggris, vertical yang artinya tegak lurus dan culture yang berarti pengembangbiakan. Secara garis besar, bisa kita tarik pengertian, vertikultur adalah metode bercocok tanam yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat.

Di dunia pertanian, vertikultur cukup digemari. Pasalnya, meski bercocok tanam di lahan sempit, hasilnya bisa sebanyak ketika bercocok tanam di lahan yang lebih luas. Biasanya tanaman dibudidayakan menggunakan kaleng-kaleng cat yang dibuat bertingkat.Bisa dibantu dengan rangka kayu atau besi yang dibuat seperti rak.

Mari kita adopsi cara bercocok tanam ini ke rumah. Pada lahan sempit, di lorong samping rumah, misalnya. Menanam semua tanaman langsung ke tanah, hampir mustahil dilakukan. Sebagai gantinya, tanam saja di pot. Buat rak dari kayu atau besi, susun pot-pot tanaman tadi di sana.

Bisa juga membuat rak yang menempel di dinding. Pot gantung, juga merupakan salah satu cara bercocok tanam vertikulur. Agar dapat menampung lebih banyak tanaman, gantung dua pot dalam satu rangka tali.

Membuat taman dengan cara ini tentu berbeda dari membuatnya langsung di permukaan tanah. Pilihan tanamannya pun berbeda. Taman vertikultur banyak menggunakan pot, jadi pilih tanaman-tanaman yang tajuk daunnya tidak terlalu lebar. Lidah mertua, kaktus, suplir, pakis, dan sebagainya, bisa jadi pilihan. Untuk pot gantung bisa pilih tanaman yang daunnya menjuntai, tampilannya akan lebih menarik.


Foto: Idea online
 
Last edited:
Membuat Taman Vertikal

kebun+vertikal+untuk+rumah+tinggal+1.png

Patric Blanc, ahli botani asal Perancis, adalah pencetus ide pembuatan taman vertikal (vertical garden) atau dalam bahasa Perancis disebut le mur vegetal. Ia membuat taman vertikal terbesar (1.400 m2) menutupi permukaaan dinding luar bangunan di Rue d’Alsace di Paris, Perancis. Yang istimewa, Blanc menyusun komposisi tanaman bagaikan lukisan itu tanpa media tanam sama sekali.

Konstruksi taman yang dibuatnya terdiri dari kerangka berbahan logam yang dilapisi papan PVC setebal satu sentimeter dan lembaran felt dari polyamide. Susunan tanaman dipasang pada lembaran felt yang memiliki daya kapilaritas tinggi dan berfungsi mendistribusikan air secara merata.

Penyiraman dan pemupukan didesain dengan sistem otomatis. Air yang digunakan telah mengandung pupuk dan nutrisi. Menurut risetnya, pertumbuhan akar tanaman yang dikhawatirkan dapat merusak dinding dapat dicegah dengan penyiraman secara teratur.

Penyerap panas

Terinspirasi karya Blanc, arsitek lansekap Anggia Murni juga mencoba mempraktikkan taman vertikal di Indonesia. “Dengan keterbatasan lahan, sudah saatnya kita juga berpikir untuk membuat taman vertikal,” kata alumni arsitektur lansekap Universitas Trisakti (1988) Jakarta itu.

Menurut dia, taman vertikal dapat berfungsi sebagai penyuplai oksigen dan penghijauan seperti taman di lahan datar. Aplikasinya bisa untuk ruang dalam (indoor) dan ruang luar (outdoor). Paling efektif untuk melindungi dinding di sisi barat yang banyak terpapar panas. Lapisan tanaman bisa mereduksi penyerapan panas secara langsung sekaligus mengurangi pemakaian AC karena ruang menjadi tidak cepat panas.

Media dan jenis tanaman

Karena dipasang di bidang vertikal, pertimbangan penting untuk mewujudkan taman ini adalah pemilihan jenis tanaman dan media tanam. Murni menyarankan memakai media tanam yang ringan agar tidak membebani struktur dinding. Contohnya campuran peatmoss (gambut) dan cocopeat. Gambut mengandung nutrisi untuk pertumbuhan dan cocopeat baik untuk menyimpan air. “Kita belum bisa (membuat taman vertikal) tanpa media tanam. Itu perlu riset ,” kata ibu tiga anak yang telah menyambangi langsung karya taman vertikal Patric Blanc di Perancis itu beberapa waktu lalu.

Sedangkan tanaman dipilih dari jenis yang dapat merambat atau tumbuh menjuntai ke bawah agar terlihat cantik. Misalnya, adiantum (suplir), lili paris, phytonia, bromelia dan kadaka, tanduk menjangan, sirih gading, pakis boston dan asparagus.

Taman vertikal menggunakan lebih dari satu jenis tanaman. Komposisi tanaman sebaiknya dipilih dengan variasi warna yang beragam. Tanaman juga harus disesuaikan dengan kebutuhan indoor dan outdoor. Untuk aplikasi di dalam ruangan, taman harus dibantu dengan lampu artifisial sebagai sumber cahaya untuk proses fotosintesis.

Tips

Berikut ini beberapa cara lain yang lebih mudah pembuatan dan perawatannya untuk menciptakan penghijauan vertikal di rumah.

Pot Gantung
Hijaukan halaman rumah dengan jenis tanaman rambat atau menjuntai ke bawah di dalam pot gantung. Gunakan pot yang terbuat dari bahan ringan seperti plastik dan isi dengan media tanam yang ringan juga.

Pot Bertingkat
Tampilan dinding rumah bisa dilapisi atau bahkan disubstitusi dengan susunan pot tanaman bertingkat. Siapkan struktur berupa rangka kotak-kotak seukuran badan pot. Tempatkan pot-pot ke dalam masing-masing kotak. Posisi pot bisa tegak atau dimiringkan.

Pipa Tanaman
Susunan tanaman secara vertikal juga bisa dikreasikan dengan pot dari pipa paralon atau PVC. Susun pipa secara bertingkat dengan membuat dudukan dari plat besi anti karat.

Tirai Tanaman
Sistem ini disebut juga wall garden dapat berfungsi sebagai kulit kedua (secondary skin) bagi bangunan. Di sisi dinding perlu ditempatkan kawat berbentuk kotak-kotak untuk mengatur perambatan tanaman agar tidak liar.

Foto: Idea
Artikel: Housing
 
dulu kuliahnya di arsitektur taman ya non? :D
klo tanaman dibuat merambat di dinding itu merusak tembok ndak non?
 
Bukan taman den. Spesialisasinya lansekap kota. :D

Soal tumbuhan merambat itu justru tidak akan merusak tembok, tanaman yang merambat justru menjaga tembok dari keretakan.
Den Niz kalau nggak salah anak arsitek juga khan? Kalau dulu saat kuliah ditempatku ada mata kuliah yang namanya Green Architecture, di mata kuliah itu ada satu bahasan soal hal ini, di mana dikatakan bahwa tanaman merambat tidak akan membuat dinding rumah menjadi rapuh, tanaman merambat menjadi lapisan pelindung bagi dinding dari udara panas serta perubahan suhu dan cuaca yang kerap membuatnya menjadi retak. Jadi tanaman merambat itu tidak merusak, melainkan kebalikannya.
 
hmm.. pantesan non dipe suka rokok
jiaaaaahahaa itu dulu, trus DO, di arsitek cuma smpe smester 3 doang.. karena secara tiba2 keluarga dilanda krisis moneter internal akut, trus ganti jurusan yang lebih 'ekonomis' deh.. nasibbb :D
kapan2 klo ku mau buat/renovasi rumah konsultasi boleh ya non?? <3D wkwkwkwk

wah gtu ya, soale kan tanaman merambat kan akarnya selalu butuh air.. tp ternyata ndak berpengaruh ama temboknya toh.. trims..
 
Back
Top