7 Masalah Dalam Pernikahan Jarak Jauh

lelly

New member
Belakangan ini semakin banyak pasangan suami-istri yang tinggal terpisah. Masalah pekerjaan atau pendidikan biasanya menjadi alasan utama mereka untuk jalani pernikahan jarak jauh.

Tentu saja menjalani pernikahan macam ini bukanlah hal yang mudah dan tidak sedikit pasangan yang akhirnya menyerah. Simak tujuh masalah yang biasanya sering muncul dalam hubungan pernikahan jarak jauh, seperti yang dikutip dari howstuffworks.

1. Kurangnya komunikasi
Kesempatan bertemu adalah masalah utama bagi pasangan yang menjalani hubungan jarak jauh. Akibatnya mereka pun 'balas dendam' dengan memaksimalkan semua alat komunikasi alternatif, mulai dari telepon, SMS, chatting dan video call, sehingga pada akhinya komunikasi melalui alat elektronik ini menjadi kebiasaan.

Sayangnya, komunikasi macam ini tidak benar-benar memuaskan kedua pihak. Interaksi satu sama lain terasa seperti dibatasi. Padahal dalam setiap hubungan terutama pernikahan, sentuhan, perasaan terhubung dan kehadiran pasangan adalah hal yang penting.

2. Memiliki kehidupan yang berbeda
Tinggal di kota atau negara yang berbeda akan membuat Anda dan pasangan memiliki kehidupan yang berbeda. Misalnya saja, pasangan Anda dimutasi keluar kota, tentu saja ia akan beradaptasi dengan kehidupan di daerahnya. Sementara Anda tetap menjalani hidup di kota besar. Lambat laun, kebiasaan Anda dan dia tidak akan sama seperti dahulu kala dan tak jarang hal ini menjadi konflik.

3. Rentan perselingkuhan
Pernikahan jarak jauh cenderung lebih banyak alami cobaan terutama, perselingkuhan. Pada awalnya mungkin Anda dan pasangan bisa menahannya. Namun ketika rasa kesepian terus-menerus datang, dan wanita atau pria menarik muncul di saat yang tidak diharapkan maka perselingkuhan bukanlah hal yang tak mungkin. Jarak, rasa kesepian dan biasanya, alkohol, bisa menjadi pemicu masalah ini.

4. Kurangnya kepercayaan
Bukannya tidak mungkin, setelah membaca poin ke tiga tadi Anda menjadi panik dan mulai tidak mencurigai pasangan. Sayangnya hal tersebut justru tidak memperbaiki keadaan. Banyak pernikahan jarak jauh yang akhirnya berakhir karena rasa curiga dan cemburu. Hal ini biasanya terjadi pada pasangan yang belum siap menjalaninya.

5. Biaya yang dikeluarkan
Bagi pasangan yang menjalani pernikahan jarak jauh, kebersamaan berarti biaya tiket pesawat atau kereta dan juga biaya hotel. Belum lagi, tagihan telepon, biaya pengiriman paket, serta biaya internet agar bisa tetap berkomunikasi setiap saat. Pernikahan jarak jauh membutuhkan biaya yang sangat mahal.

Selain itu, Anda yang merasa kesepian akan membutuhkan 'pengalih perhatian'. Misalnya dengan berbelanja atau berkumpul bersama teman-teman, tentu saja hal tersebut membuat tagihan Anda semakin membengkak.

6. Ekspektasi yang berbeda
Apa yang Anda dan pasangan pikir mengenai pernikahan jarak jauh bisa jadi tidak sama saat harus menentukan kebahagiaan dan keberhasilan hubungan tersebut. Hubungan jarak jauh dapat berarti hal yang berbeda untuk orang yang berbeda. Bagi Anda hubungan ini adalah 'tragedi' sedangkan bagi dia adalah 'liburan jangka panjang'. Jika pasangan tidak saling membagi harapan sebelum berpisah, bisa jadi hal ini terus menjadi konflik.

7. Masalah anak
Perkawinan jarak jauh juga memunculkan masalah dari urusan anak. Jika sudah punya anak, suami harusnya sadar bahwa beban istri akan lebih berat karena harus mengurus anak sendirian. Sebaliknya jika belum memiliki anak, memutuskan kapan punya anak atau anak ikut ibu atau ayah merupakan topik yang paling membuat stres.

sumber : wolipop.com
 
Belakangan ini semakin banyak pasangan suami-istri yang tinggal terpisah. Masalah pekerjaan atau pendidikan biasanya menjadi alasan utama mereka untuk jalani pernikahan jarak jauh.

Tentu saja menjalani pernikahan macam ini bukanlah hal yang mudah dan tidak sedikit pasangan yang akhirnya menyerah. Simak tujuh masalah yang biasanya sering muncul dalam hubungan pernikahan jarak jauh, seperti yang dikutip dari howstuffworks.

1. Kurangnya komunikasi
Kesempatan bertemu adalah masalah utama bagi pasangan yang menjalani hubungan jarak jauh. Akibatnya mereka pun 'balas dendam' dengan memaksimalkan semua alat komunikasi alternatif, mulai dari telepon, SMS, chatting dan video call, sehingga pada akhinya komunikasi melalui alat elektronik ini menjadi kebiasaan.

Sayangnya, komunikasi macam ini tidak benar-benar memuaskan kedua pihak. Interaksi satu sama lain terasa seperti dibatasi. Padahal dalam setiap hubungan terutama pernikahan, sentuhan, perasaan terhubung dan kehadiran pasangan adalah hal yang penting.

mungkin ini yang paling utama ya den, nice info
 
Back
Top