Kisah ini adalah kejadian nyata yg aku alami sendiri sekitar tahun 1976 dan sampai sekarang barang dan mantera pemberian genderuo itu masih ada.
Sewaktu aku berusia lima tahun aku diajak nenek untuk bantuin orang mau melahirkan. kebetulan nenekku seorang dukun bayi di sebuah kampung kecil di pinggir kali progo sleman yogyakarta. letak rumah orang yang mau melahirkan itu persisnya sebelah utara rumahku. sebuah rumah kecil dari anyaman bambu (nggedhek) belakangnya ada sebuah pohon besar menjulang tinggi semacam pohon beringin. anehnya sampai disitu aku hanya bisa terdiam tidak bisa berkata apapun juga, mulutku terkunci hanya bisa melihat.
seperempat jam kemudian bayi itu lahir. dia seperti bayi biasa cuma sudah tumbuh gigi dua (gigi seri), kupingnya juga panjang turun kebawah menjuntai tapi begitu keluar bayinya langsung diminta oleh dua orang nenek-nenek dan langsung dimandikan di air disela-sela akar pohon, nangisnya keras seperti suara kucing. Nenekku bertannya ; kok bayinya aneh? memandikannya juga aneh? jawab si nenek : inggih (ya) mbah sudah kodratnya.
setelah itu kami disuruh pulang. mereka bilang tidak punya uang jadi mereka cuma ngasih mantera yang gunanya untuk menyembuhkan bayi atau anak balita yang nangis terus selepas magrib, begitu balik badan.........ya Tuhan.....ternyata aku berdiri disebuah clowokan (kolam bundar kecil) disamping jeram sungai yang dalam. kami tak bisa kemana-mana hanya menunggu lama sampai ayah dan pakde datang mencariku. Mau manteranya?
Mantera bisa kudapat setelah nenekku meninggal dan ternyata banyak sekali manteranya. Mantera bangsa dhemit selalu diawali: Wil Gowal-Gawil.......... maaf sekarang msh bulan suro jd aku belum berani nulisnya jadi tunggu aja..... Masih ada dua pengalamanku yang sungguh-sungguh nyata
Juga masih banyak mantera-mantera pemberian dhemit mau tahu?
Sewaktu aku berusia lima tahun aku diajak nenek untuk bantuin orang mau melahirkan. kebetulan nenekku seorang dukun bayi di sebuah kampung kecil di pinggir kali progo sleman yogyakarta. letak rumah orang yang mau melahirkan itu persisnya sebelah utara rumahku. sebuah rumah kecil dari anyaman bambu (nggedhek) belakangnya ada sebuah pohon besar menjulang tinggi semacam pohon beringin. anehnya sampai disitu aku hanya bisa terdiam tidak bisa berkata apapun juga, mulutku terkunci hanya bisa melihat.
seperempat jam kemudian bayi itu lahir. dia seperti bayi biasa cuma sudah tumbuh gigi dua (gigi seri), kupingnya juga panjang turun kebawah menjuntai tapi begitu keluar bayinya langsung diminta oleh dua orang nenek-nenek dan langsung dimandikan di air disela-sela akar pohon, nangisnya keras seperti suara kucing. Nenekku bertannya ; kok bayinya aneh? memandikannya juga aneh? jawab si nenek : inggih (ya) mbah sudah kodratnya.
setelah itu kami disuruh pulang. mereka bilang tidak punya uang jadi mereka cuma ngasih mantera yang gunanya untuk menyembuhkan bayi atau anak balita yang nangis terus selepas magrib, begitu balik badan.........ya Tuhan.....ternyata aku berdiri disebuah clowokan (kolam bundar kecil) disamping jeram sungai yang dalam. kami tak bisa kemana-mana hanya menunggu lama sampai ayah dan pakde datang mencariku. Mau manteranya?
Mantera bisa kudapat setelah nenekku meninggal dan ternyata banyak sekali manteranya. Mantera bangsa dhemit selalu diawali: Wil Gowal-Gawil.......... maaf sekarang msh bulan suro jd aku belum berani nulisnya jadi tunggu aja..... Masih ada dua pengalamanku yang sungguh-sungguh nyata
Juga masih banyak mantera-mantera pemberian dhemit mau tahu?