Tak Ada Dendam dari Aremania

Kalina

Moderator
Pertemuan terakhir Persebaya dengan Arema di Surabaya diwarnai dengan aksi anarkis pendukung Green Force. Kala itu, ribuan suporter Surabaya mengamuk dan membakar beberapa kendaraan serta merusak fasilitas Gelora 10 Nopember Surabaya, home base Persebaya.

Fakta pahit itu masih tergambar jelas di benak Aremania, suporter Arema. Apalagi, kerusuhan itu sempat mengancam keselamatan para pemain tim kesayangannya. Nah, kini kedua tim bertemu lagi. Namun, kali ini giliran Persebaya yang melawat ke markas Singo Edan. Dengan latar belakang laga terakhir jelas bentrok sore ini tergolong "rawan".

"Tidak bisa kami pungkiri kalau pertandingan ini merupakan partai yang paling ditunggu Aremania. Pertandingan dimana nantinya kami bisa menunjukkan pada publik nasional bahwa Aremania tidak menyimpan dendam," tegas Yuli Sumpil, dirijen Aremania, kemarin.

"Lewat pertandingan nanti kami juga ingin menegaskan sikap kami bahwa Aremania merupakan suporter yang cinta damai. Suporter yang memang layak untuk diteladani sesuai predikat terbaik yang telah kami sandang," sambungnya.

Meski sudah ada garansi dari supoter, panpel Arema tetap tak mau melihat pertandingan sore ini sebagai partai biasa. Panpel tetap menyiapkan segala bentuk antisipasi sebagai langkah dukungan aksi simpatik Aremania.

Salah satu cara yang mereka tempuh adalah melipat gandakan personel keamanan. Jumlah total mencapai 1.568 personel, terdiri atas 1.338 TNI/Polri, 180 pamswakarsa, dan 50 match steward. Jumlah personel pengamanan itupun tercatat yang terbanyak selama Arema bertindak sebagai tuan rumah. Penambahan itu akan dikonsentrasikan untuk menangkal masuknya pihak-pihak yang ingin mengacaukan mimpi manis Aremania dalam membangun indahnya laga Arema dengan Persebaya.

Pengamanan juga dibagi dalam empat ring. Ring satu di dalam stadion, ring dua di tribun, ring ketiga di luar stadion, serta ring empat di hotel tempat kedua tim menginap dan fasilitas umum. "Dengan cara apapun kami akan tetap berusaha membantu teman-teman Aremania untuk mempertahankan citra yang telah melekat pada mereka. Semoga saja langkah kami menambah jumlah aparat keamanan mampu menjadi salah satu penopang keinginan Aremania untuk mengakhiri pertandingan dengan kenangan indah," ujar Muklis, ketua panpel Arema.
 
selama kmu nyayiin lagu provokasi kmu akan mperpanjang pmasalahan ama bonek, kmu yg mulai dan bonek yg akna mengakhiri
 
DIKIRA AREMANIA TAKUT bonek ... KAMI CINTA DAMAI..TAPI KAMI TIDAK PERNAH MENOLAK UNTUK PERANG..DALAM BENAK KAMI bOnek hanya mulut besar saja
 
Back
Top