Derita Gembel Tua (bagian 1)

Terik matahari siang itu begitu menyengat,namun demikian tidak bagi sosok kakek tua yang sedang duduk menjelepok di tanah yang tidak jauh dari kedai makan besar itu,orang-orang yang berada di dalam kedai memperhatikan si kakek tua dengan penuh keheranan,sebab di hari yang demikian panas itu si kakek malah santai saja duduk seolah tak merasakan sengatan matahari di siang itu,padahal kalau di perhatikan dia hanya mengenakan celana rombeng butut dan baju compang-camping saja,kepalanyapun hanya Berbalut caping yang sudah bolong-bolong,jika di perhatikan tangan kanannya menggenggam sebuah tasbih kecil berwarna hitam,agaknya dia sedang berzikir,di sisi kirinya terlihat sebuah buntalan kain kumal butut dan sebuah tongkat.

Tak lama kemudian kakek tua itu segera Bangkit dari duduknya,lalu dia merapikan buntalannya dan menghentakkan kaki kirinya ketanah,anehnya tongkat yang tergeletak itu mencelat mental dan berada dalam genggaman tangan kirinya,dan dengan sekali gerakan enteng saja kakek tua itu sudah melesat sejauh sepuluh tombak,semua orang di dalam kedai berdecak kagum,nyatalah bahwa kakek tua itu bukanlah orang sembarangan dan berilmu linuwih,di antara banyaknya orang-orang di dalam kedai terlihat seorang dara berpakaian serba ungu berwajah jelita,di pinggangnya terselip sebuah senjata berupa trisula kecil berlapis perak,sedari tadi gadis itu memperhatikan si kakek tua dengan pandangan tajam,lalu setelah membayar makanan si gadis itupun segera pergi menyusuri jalan ke arah mana si kakek tua tadi menghilang.

Di antara rindang pepohonan besar sang dara yang nampak kelelahan duduk bersandar untuk beristirahat sejenak,pandangannya melihat kesegala penjuru dengan seksama,ketika dia mengusap peluhnya tiba-tiba dari atas pepohonan besar terdengar suara,

"kenapa kau mengikutiku cah ayu?"

sang dara terkejut lalu memandang ke arah di mana suara tadi berasal,dilihatnya si kakek tua sedang duduk berjuntai-juntai di atas sebuah ranting kering sambil mengusap-usap janggutnya,tiba-tiba sang dara hunuskan senjatanya dan dengan lantang ia berkata,

"bertahun-tahun aku mengembara mencarimu kemana-mana dan kini aku temukan juga kau Pendekar gembel tua!kau yang telah membunuh ayah dan ibuku dua puluh tahun silam,kini saatnya bagimu untuk mati,hutang nyawa di bayar nyawa!"

si kakek tua yang ternyata bergelar pendekar gembel tua keheranan mendengar ucapan sang dara,dia tidak mengerti apa maksud ucapan sang dara,

"dua puluh tahun silam katamu?memangnya siapa orangtuamu?puluhan tahun aku malang melintang di dunia persilatan tidak pernah sekalipun membunuh seseorang,mungkin kau salah orang,lagipula apa kau punya bukti?"

sang dara dengan tatapan amarahnya mendengus,

"kau jangan berdalih kakek tua busuk,apakah kau lupa dua puluh tahun silam kau telah membantai ayah dan ibuku di desa sagahariang?apa kau ingat akan perbuatanmu itu?masih mau mengelak!"

pendekar gembel tua tersentak kaget dan termenung,tiba-tiba air matanya mulai mengalir,dia teringat kembali akan peristiwa dua puluh tahun silam di desa sagahariang yang ternyata tidak lain adalah kampung halamannya sendiri.dia teringat peristiwa tragis yang menimpa keluarganya,

*****************

Sagahariang dua puluh tahun silam,

cuaca pagi itu begitu mendung,awan-awan hitam pekat menghiasai langit kala itu,di sebuah langkan gubug kecil seorang lelaki separuh baya yang tidak lain adalah pendekar gembel tua adanya duduk termenung menatap langit,lalu lamunannya di kejutkan oleh kedatangan seseorang yang datang secara tiba-tiba dan berdiri di hadapannya sejarak lima tombak,sambil berkacak pinggang tamu tak di undang itu berkata,

"lama tak jumpa kakang sastra boga!bertahun-tahun aku berlatih untuk membalaskan sakit hatiku,dan kali ini kau akan aku habisi!"

pendekar gembel tua yang ternyata bernama asli sastra boga menatap orang yang berada di hadapannya,yang tidak lain di kenal sebagai datuk tangan hitam adanya.

"Ditarama murid laknat!tidak cukup kah pelajaran yang di berikan eyang guru terhadapmu dulu?aku fikir kau sudah bertaubat,dulu eyang guru kau racuni sekarang apa maumu heh?belum puaskah kau terima kekalahanmu dalam adu kesaktian denganku lima tahun silam?,masih untung waktu itu aku tidak sampai membunuhmu"

ditarama alias datuk tangan hitam tampak geram,mukannya merah padam,ada rasa malu juga ketika dia mengingat peristiwa kekalahannya ketika menghadapi saudara seperguruannya itu,

"banyak mulut kau satra boga,makan pukulanku ini!"

tiba-tiba lima larik sinar hitam menggidikkan keluar dari tangan ditarama dan melesat ke arah sastra boga,namun sastra boga tidak bergeming sedikitpun dari duduknya,

"jurus racun ireng,cuma jurus untuk menakuti anak ayam siapa takut"

lalu sastra boga hentakkan tangan kanannya,tiba-tiba keluarlah dua larik sinar perak dan beradu dengan sinar-sinar hitam yang di keluarkan ditarama,"buum..buum".dentuman-dentuman dahsyat bergema menggetarkan seantero tempat itu,dari dalam istri sastra boga terkejut dan sambil menggendong seorang bayi segera keluar untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi,dalam hati sang istri sastra boga bergumam,

"Gusti allah,ada apa ini?kenapa perasaanku tak enak betul,lindungilah keluarga kami ya allah"

setibanya di depan pintu dilihatnya suaminya sedang Baku hantam dengan seseorang yang tidak lain adalah datuk tangan hitam adanya,pertarungan semakin sengit,terlihat ditarama nampak terdesak oleh saudara seperguruannya itu,jelaslah satra boga di atas angin,tenaga dalamnya lebih tinggi,namun ditarama tidak kehabisan akal dan hendak berbuat licik,dia kerahkan pukulan racun ireng ke arah istri sastra boga yang sedang terpaku menyaksikan pertarungan itu,sastra boga yang terkejut berteriak ke arah istrinya,

"istriku,awas!"

namun kasip,pukulan ditarama telak mengenai dada istri sastra boga,dalam sekejap tubuh wanita malang itu tersungkur dan tak bernyawa lagi,dari mulutnya keluar darah kental bercampur busa,sedangkan bayi yang di gendongnya jatuh tepat di atas tubuh ibunya yang sudah tak bernyawa lagi,dan bayi itupun menangis sejadi-jadinya,

"istriku,,!"

sastra boga segera menghampiri jasad istrinya itu,sambil menangis dan mengerang dia memeluk mayat istrinya,pada saat itu ditarama tidak melewatkan kesempatan,dengan liciknya ia segera hantamkan pukulan telak ke arah lawannya,sastra boga yang lengah tidak dapat menghindarinya,lalu tubuh sastra boga terpental hingga sejauh lima tombak,sedangkan ditarama tertawa bergelak,kemudian dia memungut bayi yang masih menangis itu,sastra boga yang sedang dalam keadaan terluka parah itu berusaha bangkit dan berkata kepada ditarama,

"ditarama!kau boleh apakan saja diriku,tapi jangan kau apa-apakan anakku,dia tidak ada sangkut pautnya dengan semua ini"

ditarama terdiam sesaat,lalu sambil tersenyum sinis dia menyahuti,

"baiklah kakang,aku tidak akan mencelakai anakmu ini,tapi aku akan membawa anak ini bersamaku,dan kau akan aku biarkan hidup,kelak kau akan mampus di tangan anak ini,ingatlah itu baik-baik kakang sastra boga,ha..ha..ha..."

rupanya ditarama punya rencana lain,dan dengan tertawa terbahak-bahak dia pergi dengan membawa bayi yang menangis itu.sastra boga hanya tertunduk menangis menyesali apa yang menimpanya hari itu,

*******************

pendekar gembel tua kini sadar dan yakin betul kalau gadis di hadapannya adalah anak kandungnya sendiri,dia pandangi wajah ayu sang dara yang begitu mirip dengan istrinya,ingin sekali dia memeluk sang dara,namun niatnya di urungkan karena dia yakin betul bahwa sang dara telah di hasut dan di pengaruhi oleh datuk tangan hitam,bahkan menyangka bahwa dialah yang telah membunuh ayah ibunya,pendekar gembel tua bergumam dalam hati,

"jadi inilah rencana si keparat itu,dia memperalat anakku sendiri untuk membunuhku,gusti Allah yang maha agung,kalau memang nasibku harus mati di tangan anakku sendiri aku rela"

dengan tatapan nanar pendekar gembel tua lalu berkata kepada sang dara yang siap menyerangnya,

"aku sudah tua renta,hiduppun selalu menanggung derita,aku ingat sekarang,memang akulah pembunuh orang tuamu,kalau kau memang ingin balas dendam lakukanlah"

pendekar gembel tua terpaksa berbohong,sang dara yang sudah bersiap-siap menghunus senjatanya menyahuti,

"bagus kalau begitu,aku tak perlu susah-susah untuk membunuhmu,air mata buayamu itu akan mengiringi kematianmu manusia laknat!terima ini"

dengan gerakan yang gesit senjata di tangan sang dara menyambar ke arah leher pendekar gembel tua,

BERSAMBUNG
 
Last edited:
Back
Top