Mitologi Yunani (Re-Posting & Completing Edition)

re: Mitologi Yunani (Re-Posting & Completing Edition)

Perang Argos-Thebes

Perang Argos-Thebes adalah perang yang terjadi dua kali selama dua generasi antara dua kota yang kuat, yaitu Argos dan Thebes. Perang pertama berlangsung tidak lama setelah selesainya petualangan para Argonaut dan setelah masa pemerintahan Oidipus di Thebes. Sementara perang kedua terjadi tidak lama sebelum Perang Troya dimulai.

Perang Argos-Thebes I

Perang ini disebut juga Perang Tujuh Melawan Thebes, karena pada perang ini pasukan Argos dipimpin oleh tujuh orang pahlawan Argos. Perang ini terjadi setelah berakhirnya masa pemerintahan Oidipus di Thebes, atau satu generasi sebelum Perang Troya. Kisah perang ini cukup populer pada periode Yunani klasik. Banyak lukisan dan patung kuno yang mengangkat tema perang ini.

Awal Mula

Setelah mengetahui bahwa dirinya telah membunuh ayahnya dan menikahi ibunya sendiri, Oidipus menjadi frustasi. Dia membutakan matanya sendiri, melepaskan jabatannya sebagai raja Thebes, dan memilih untuk hidup dalam pengasingan. Dia ditemani oleh kedua putrinya, Antigone dan Ismene. Antigone berperan sebagai pemandu jalan bagi ayahnya, sedangkan Ismene mengabarkan pada mereka jika ada berita penting di kota asal mereka, Thebes.

Sementara kedua putra Oidipus, yakni Eteokles dam Polineikes, lebih tertarik pada kekuasaan sebagai raja Thebes. Rakyat Thebes lalu memutuskan bahwa mereka berdua akan menjadi raja Thebes bergantian setiap tahun. Eteokles yang menjadi raja pada tahun pertama. Namun setelah satu tahun selesai, dia tidak mau menyerahkan tahtanya pada saudaranya. Eteokles ingin terus menjadi raja, maka dia pun mengusir Polineikes dari Thebes.

Polineikes pergi ke Argos dan meminta bantuan pada raja Adrastos.

Di Argos

Polineikes pergi ke Argos, dan di sana dia bertemu dengan Tideus, putra Oineus raja Kalidon. Tideus juga diusir dari Kalidon oleh Agrios karena telah membunuh paman atau saudaranya.

Kedua pangeran yang terbuang itu kemudian berselisih dan saling berkelahi. Adrastos, raja Argos, mendengar keributan dan melihat ke luar. Dia lalu mengetahui bahwa ada dua pria yang sedang bertengkar, yang satu memakai perisai bergambar singa, sedangkan perisai yang satu lagi berhiaskan gambar babi liar. Perisai Polineikes bergambar singa untuk melambangkan Sphinx yang pernah meneror kota Thebes, sementara gambar babi pada perisai Tideus melambangkan Babi Liar Raksasa yang pernah menyerang Kalidon.

Adrastos dengan segera mengenali mereka karena dia diberitahu peramal bahwa kedua putrinya akan menikah dengan singa dan babi. Polineikes dan Tideus menjadi tamu yang dijamu dengan baik oleh Adrastos. Mereka dinikahkan dengan kedua putri Adrastos. Polineikes menikahi Argeia, yang memberinya seorang putra bernama Thersandros, sedangkan Tideus menikahi Deipile, yang kelak menjadi ibu Diomedes.

Adrastos berjanji akan mengembalikan mereka sebagai penguasa tahta di kerajaan masing-masing, dan untuk mengembalikan Poleinekes sebagai penguasa, Adrastos harus menaklukan Thebes. Yang menjadi masalah adalah bahwa kakak ipar Adrastos, yaitu Amfiaraos, yang merupakan seorang peramal, tidak mau ikut pergi ke Thebes karena dia tahu Argos tak akan menang dan hanya Adrastos yang akan pulang hidup-hidup.

Amfiaraos adalah putra Oikles dan Hipermnestra, dan merupakan keturunan dari salah satu peramal terhebat, Melampos. Amfiaraos ikut serta dalam pelayaran para Argonaut, dan dia adalah orang kedua yang berhasil melukai Babi Liar Raksasa dalam Perburuan Babi Liar Kalidon.

Adrastos dan Amfiaraos pernah berselisih sebelumnya, yang berakibat pada lepasnya tahta dari tangan Adrastos. Pada akhirnya Adrastos kembali menjadi raja, dan mereka membuat kesepakatan bahwa jika ada perbedaan pendapat lagi, keputusan akhirnya diputuskan oleh Erifile, saudari Adrastos dan istri Amfiaraos.

Supaya Euripile memihak Adrastos, Polineikes menyuapnya dengan memberi sebuah kalung peninggalan Harmonia yang dibuat oleh dewa Hefaistos. Kalung tersebut sebenarnya terkutuk dan akan membawa sial bagi pemiliknya. Euripile pun terbujuk dan memutuskan bahwa Argos harus menyerang Thebes. Amfiaraos tak punya pilihan selain ikut berperang, namun Amfiaraos terlebih dahulu meminta pada kedua putranya, Alkmeion dan Amfilokhos, untuk membalaskan kematiannya pada rakyat Thebes juga pada ibu mereka.

Adrastos dan Amfiaraos lalu mengumpulkan pasukan Argos. Lima pahlawan Argos juga ikut serta bersama mereka, yakni Mekisteus (saudara Adrastos), Kapaneus (putra Hipponous dan Astinome), Hippomedon (sepupu atau keponakan Adrastos), Eteoklus (putra Ifis), dan Parthenopaios (putra Atalanta atau Talaos, dan merupakan saudara Adrastos). Mereka inilah tujuh pemimpin pasukan Argos. Sementara Polineikes tentu saja sudah pasti ikut bergabung. Tideus juga setuju untuk ikut serta karena Adrastos berjanji akan membantunya menaklukan kembali Kalidon.

Masa Perang

Pasukan Argos berhenti sejenak di Nemeia untuk mencari air. Di sana mereka bertemu seorang pengasuh dan bayi bernama Ofeltes. Pengasuh tersebut meninggalkan bayinya sebentar untuk menunjukkan letak mata air pada pasukan Argos. Pada saat itulah datang seekor ular berbisa dan menggigit sang bayi sampai mati. Amfiaraos melihat kejadian ini sebagai pertanda buruk bagi ekspedisi mereka. Pasukan Argos lalu melaksanakan pesta olahraga untuk memperingati pemakaman sang bayi dan di kemudian hari dikenal sebagai Pesta Olahraga Nemeia.

Ketika mereka tiba di Thebes, Adrastos mengirim Tideus ke dalam kota sebagai duta. Tideus meminta Eteokles untuk menyerah dan menantang para prajurit Thebes untuk berduel satu lawan satu. Para prajurit Thebes pun maju satu persatu dan Tideus menghabisi mereka. Eteokles kemudian menyuruh lima puluh prajurit untuk menyerang Tideus di luar kota Thebes. Tideus membunuh mereka semua kecuali Maion, yang disuruhnya untuk memberitahu raja apa yang terjadi.

Di Thebes, Teiresias sang peramal memberitahu bahwa Thebes akan kalah kecuali Menoikios putra Kreon mengorbankan dirinya untuk dewa Ares. Kreon tidak mau putranya dikorbankan dan melarang siapapun mengurbankan Menoikios. Namun Menoikios sadar diri, dia mendengar ramalan dan mengorbankan dirinya sendiri supaya Thebes bisa menang.

Dan perang pun dimulai. Ketujuh pemimpin Argos menyerang tiap-tiap dari tujuh gerbang Thebes. Tetapi pertahanan tiap gerbang dipimpin oleh pahlawan Thebes. Astakos, seorang bangsawan Thebes, memiliki empat putra dan kesemuanya tidak kalah hebat dibandingkan para pahlawan Argos. Keempat putra Astakos antara lain Amfidokos (Asfodikos), Ismaros, Leades, dan Melanippos. Selain mereka, ada juga Perklimenos, putra Poseidon.

Kapaneus adalah yang pertama berhasil menerobos tembok pertahanan Thebes. Namun dia malah menyombong bahwa Zeus sekalipun tidak bisa mencegahnya menaklukan Thebes, karena kesombongannya, Zeus langsung membunuh Kapaneus dengan petirnya. Di bagian Thebes lainnya, Melanippos berhasil mmebunuh Mekisteus, sedangkan Hippomedon ditewaskan oleh Ismaros, dan Eteklus dibunuh oleh Leades atau oleh saudaranya Megarios. Sementara Parthenopaios dibunuh oleh Periklimenos atau Amfidokos.

Tideus berhasil membunuh Melanippos, namun dia juga terluka parah dalam usahanya. Tadinya Athena hendak menyelamatkannya dan menjadikannya abadi karena Tideus adalah kesayangan Athena, namun Amfiaraos menipu Tideus dan berkata bahwa luka Tideus akan sembuh bila Tideus memakan otak Melanippos, dan Tideus menurut pada kata-kata Amfiaraos. Tidak lama kemudian Athena tiba dengan membawa obat dan dia kaget ketika melihat Tideus sedang malahap otak Melanippos. Athena merasa jijik dan membiarkan Tideus mati.

Periklimenos mengejar Amfiaraos, masing-masing menggunakan kereta perang. Zeus melihat bahwa Periklimenos hendak melemparkan tombaknya ke punggung Amfiaraos. Karena Amfiaraos adalah peramal kesayangannya, Zeus pun menolong Amfiaraos. Zeus membuat bumi terbuka dan menelan Amfiaraos beserta kereta perangnya.

Polineikes dan Eteokles berhadapan satu lawan satu. Dalam duel ini, mereka saling membunuh dan keduanya mati.

Pada akhirnya pasukan Argos dikalahkan, dan satu-satunya pemimpin Argos yang selamat adalah Adrastos. Dia berhasil kabur karena menunggang Arion, kuda yang sangat cepat. Adrastos lalu kabur ke kota Athena.

Tragedi Pasca Perang

Antigone adalah putri Oidipus dan Iokaste. Dia menemani ayahnya dalam pengasingan hingga ayahnya meninggal di Kolonos. Ketika mengetahui bahwa kedua saudaranya telah meninggal, Antigone dan Ismene sangat berduka.

Setelah perang, Kreon menjadi raja Thebes. Dia memberi pemakaman yang layak untuk Eteokles namun dia menyatakan bahwa Polineikes dan para pejuang Argos tidak boleh dimakamkan dengan layak karena mereka telah lancang menyerang Thebes. Kreon ingin mayat mereka dimakan oleh anjing dan burung hering.

Antigone meminta pada Kreon, yang merupakan pamannya, supaya mayat Polineikes boleh dimakamkan. Namun Kreon, yang kehilangan putra keduanya dalam perang, tetap keras kepala dan menolak permintaan Antigone. Bahkan Kreon mengancam hukuman mati pada orang yang berani memakamkan Polineikes atau para pemimpin Argos.

Meskipun diancam hukuman mati, Antigone tetap nekat untuk memakamkan saudaranya. Secara diam-diam Antigone mendatangi mayat Polineikes dan menguburkannya, sementara Ismene tidak ikut membantu karea terlalu takut. Dalam usahanya, Antogone dipergoki oleh anak buah Kreon dan kemudian dibawa ke hadapan Kreon. Sebagai hukumannya, Kreon memrintahkan bahwa Antogone harus dikubur hidup-hidup.

Putra ketiga Kreon, Haimon, ternyata mencintai Antigone. Haimon mendatangi kuburan Antigone dan bunuh diri di sana. Euridike, istri Kreon, mendengar kabar kematian putranya dan merasa sangat berduka. Euridike mengutuk suaminya sebelum akhirnya bunuh diri juga.

Adrastos, satu-satunya pemimpin Argos yang selamat, mencari pertolongan ke kota Athena. Di sana dia memohon pada Theseus, raja Athena, untuk membantu mengambil kembali jenazah para pemimpin Argos yang tertinggal di Thebes. Theseus setuju.

Pada awalnya, kota Athena meminta pada Thebes untuk mengembalikan jenazah-jenazah itu secara sukarela, namun Thebes tidak mau. Akibatnya Theseus memimpin pasukan Athena menyerang Thebes. Theseus tidak menjajah Thebes atau memperbudak penduduknya. Tujuan satu-satunya hanyalah mengambil jenazah para pemimpin Argos.

Adrastos kembali ke Argos dengan membawa jenazah rekan-rekannya. Pada upacara pemakaman, ketika jenzah para pemimpin Argos mulai dibakar, Evadne (istri Kapaneus) ikut melemparkan dirinya ke tumupukan kayu yang sedang terbakar.



Bersambung...



-dipi-
 
re: Mitologi Yunani (Re-Posting & Completing Edition)

Perang Argos-Thebes II

Perang ini disebut juga Perang Epigoni karena pada perang ini Argos dipimpin oleh para Epigoni, yakni anak-anak dari tujuh pahlawan Argos yang terlibat pada perang sebelumnya.

Perang Pembalasan

Pada saat pemakaman para pahlawan Argos, putra-putra mereka berikrar untuk membalaskan kematian ayah-ayah mereka. Mereka bersumpah bahwa mereka suatu hari akan menaklukan Thebes. Dari tujuh pahlawan Argos yang berangkat pada perang pertama, hanya raja Adrastos yang berhasil selamat.

Adrastos memiliki putra bernama Aigialios, sementara putra Amfiaraos adalah Alkmaion dan Amfilokhos. Para pahalwan lainnya hanya memiliki satu putra kecuali Eteoklus yang tidak memiliki anak. Putra Mekisteus adalah Eurialos; putra Kapaneus adalah Sthenelos; putra Hippomedon adalah Polidoros; dan putra Parthenopaios adalah Promakhos. Putra Polineikes adalah Thersandros, sedangkan putra Tideus adalah Diomedes.

Para putra pahlawan Argos ini kemudian dikenal sebagai Epigoni (Lahir-Kemudian).

Putra Amfiaraos, Alkmaion, menjadi pemimpin pasukan Argos sesuai nasehat dari orakel Delfi. Raja Adrastos yang sudah tua juga memutuskan untuk kembali ikut berperang ke Thebes bersama Epigoni.

Amfiaraos pernah mengamanatkan kepada para putranya untuk tidak hanya mengalahkan Thebes tetapi juga membunuh ibu mereka (istri Amfiaraos), yang telah menyebabkan Amfiaraos harus ikut berperang. Kedua putra Amfiaraos, Alkmaion dan Amfilokhos, pada awalnya tidak mau membunuh ibu mereka. Namun ibu mereka kembali menerima suap, kali ini dari Thersandros putra Polineikes, maka Alkmaion dan Amfilokhos pun melaksanakan amanat ayah mereka.

Sepuluh tahun setelah perang Argos-Thebes I, pasukan Argos kembali beriringan menuju Thebes. Diramalkan bahwa Adrastos, sebagai yang terakhir dari tujuh pahalwan Thebes, akan meninggal dalam perang ini.

Pertempuran pun terjadi. Laodamas, putra Eteokles dan raja Thebes, membunuh Aigialios, putra satu-satunya Adrastos. Mengetahui putranya mati, Adrastos merasa sangat berduka dan kemudian ikut mati. Dengan matinya Adrastos, pasukan Argos mengamuk dan mengacak-acak pasukan Thebes. Sebagian besar rakyat Thebes melarikan diri ke Illyria. Sementara Laodamas juga ikut kabur, walaupun beberapa pendapat mengatakan bahwa dia dibunuh oleh Epigoni. Di antara yang terbunuh ketika sedang berusaha kabur, adalah
Teireisias sang peramal.

Pasca Perang

Setelah menaklukan Thebes, Thersandros, putra Polineikes, menjadi raja baru di Thebes. Thersandros menikahi Demonassa, putra Amfiaraos. Mereka menjadi orang tua Tisamenos.

Thersandros iku serta dalam Perang Troya dan memimpin lima puluh kapal dari Thebes. Dia dibunuh oleh Telefos, putra Herakles, di Misia. Setelah dia mati, armada Thebes menjadi tak punya pemimpin. Akhirnya Peneleus, pemimpin dari Boiotia mengambil alih kepemimpinan armada Thebes di Troya.

Seusai Perang Troya, Tisamenos menggantikan ayahnya sebagai raja Thebes.

Dengan meninggalnya Adrastos dan putranya dalam Perang Argos-Thebes II, akhirnya Kianippos, cucu Adrastos, menajdi raja Argos. Diomedes, Sthenelos dan Eurialos, ikut serta dalam Perang Troya, dengan Diomedes menjadi pemimpin armada Argos dan Sthenelos serta Eurialos menjadi letnannya. Mereka membawa delapan puluh kapal dari Argos. Seusai Perang Troya, ketiganya berhasil pulang dengan selamat.

Setelah Kianippos meninggal tanpa anak, rakyat Argos kemudian memutuskan bahwa Sthenelos lebih berhak menjadi raja Argos dariapda Diomedes. Maka tahta kerajaan Argos diberikan pada Sthenelos atau putrnya, Kilarabes. Diomedes diusir dari Argos, karena istrinya berselinguh dengan Kometes. Diomedes lalu bermigrasi ke Italia selatan.

Alkmaion, yang memimpin Epigoni pada perang kedua, mengirim harta rampasan perangnya ke Delfi. Dia menjadikan Manto, putri Teiresias, sebagai selirnya. Dari hubungannya dengan Manto, Alkmaion memiliki putra yang dia namai sesuai nama saudaranya, Amfilokhos. Amfilokhos putra Alkmaion menjadi peramal seperti kakeknya.

Sesuai amanat ayahnya, Alkmaion membunuh ibunya, Erifile. Karena telah membunuh anggota keluarganya, Alkmaion pun dikejar-kejar oleh para Erinya, dewi angkara murka. Alkmaioan ditimpa kegilaan oleh para Erinya dan harus mengembara selama bertahun-tahun sebelum akhirnya disucikan di Psofis, Arkadia. Di sana dia juga menikahi Arsinoe, putri raja Psofis. Alkmaion menjadi ayah Klitios. Namun ternyata dia masih dikejar-kejar oleh para Erinya.

Dia kemudian disucikan oleh Akhelous sang dewa sungai dan dinikahkan dengan putri Akhelous, Kallirhoe. Mereka memiliki anak kembar, Akarnan dan Amfoteros. Para Erinya akhirnya berhenti menghukumnya. Akan tetapi setelah bebas dari para Erinya, Alkmaion malah dibunuh oleh kakak iparnya, atas suruhan mertuanya di Arkadia, Fegeus.

Ketika mengetahui bahwa suaminya telah dibunuh, Kallirhoe marah dan kemudian berdoa pada para dewa supaya kedua putranya tumbuh menjadi pria dewasa dalam satu malam. Doanya dikabulkan dan mereka bertiga pun pergi ke Arkadia untuk membalaskan kematian Alkmaion. Mereka membunuh Fegeus dan semua putranya.




-dipi-
 
re: Mitologi Yunani (Re-Posting & Completing Edition)

Perang Troya

Perang Troya adalah salah satu perang terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah Yunani kuno. Pada perang itu, Bangsa Akhaia (Yunani) menyerang kota Troya. Reruntuhan kota Troya sendiri kini telah ditemukan di Asia Minor (Turki). Perang besar yang menghabiskan banyak korban manusia itu dipicu oleh perbuatan para dewa.

Semua dewa-dewi dan orang penting diundang ke pernikahan Peleus dan Thetis (orang tua Akhilles). Hanya dewi Eris (dewi perselisihan) yang tidak diundang. Dewa Eris marah dan melempar sebuah apel ke tengah-tengah pesta, apel tersebut beruliskan kallistei ("untuk yang tercantik"). Afrodit, Hera, dan Athena mengklaim sebagai pemilik apel tersebut dan sebagai dewi tercantik.

Ketiga dewi tersebut mendatangi Zeus untuk menentukan siapa yang berhak memiliki apel emas itu. Zeus tidak ingin memihak siapapun dan menyuruh mereka untuk meminta keputusan pada Paris. Hera berusaha menyuap Paris dengan kekayaan, Athena berjanji akan menjadikan Paris jenderal yang berjaya dan terkenal, sementara Afrodit menawarkan wanita tercantik di dunia (Helene). Paris akhirnya memilih Helene dan dengan demikian memilih Afrodit sebagai dewi tercantik. Helene sendiri sebenarnya telah menjadi istri Menelaos, raja Sparta tetapi Eros, dewa cinta anak Afrodit, memanah Helene dengan panah cinta sampai akhirnya Helene jatuh cinta pada Paris. dan bersedia untuk dibawa kabur ke Troya. Suami Helene, Menelaos, marah besar. Dengan didukung oleh saudaranya, Agamemnon raja Mikenai dan raja-raja Yunani lainnya, Menelaos menyerang kota Troya.

Perang Troya berlangsung selama sepuluh tahun. Banyak pahlawan yang terlibat dalam perang ini, di antaranya adalah Akhilles, Odisseus, Aias, dan Diomedes dari pihak Yunani, dan Hektor serta Paris dari pihak Troya. Setelah berjuang bertahun-tahun dan belum bisa juga menjebol benteng Troya, pasukan Yunani mulai frustasi. Tetapi kemudian Odisseus mencetuskan ide cemerlang. Pasukan Yunani membangun sebuah kuda kayu raksasa yang diisi oleh beberapa prajurit. Pasukan Yunani kemudian meninggalkan kuda itu lalu pura-pura pergi meninggalkan Troya. Pasukan Troya melihat pasukan Yunani mundur dan mengira mereka telah menyerah. Kuda raksasa itu dikira sebaagi pernyataan kekalahan dari yunani. Orang-orang Troya membawa kuda itu ke dalam kota mereka dan merayakan kemenangan mereka. Pada malam harinya, para prajurit yang bersembunyi di dalam kuda keluar dan membuka gerbang kota Troya sehingga pasukan Yunani bisa masuk. Pasukan Yunani pun meluluhlantakan kota Troya. Seusai perang, Menelaos berhasil mendapatkan kembali istrinya sementara beberapa orang Troya, dengan dipimpin oleh Aineias, berhasil menyelamatkan diri.

Awal Mula

  • Keputusan Paris

    Dua dewa utama, Zeus dan Poseidon, bernafsu pada Thetis, dewi laut. Mereka berusaha sebisa mungkin untuk memperkosanya. Namun tiba-tiba Themis (atau Prometheus) meramalkan bahwa putra yang dilahirkan Thetis akan menjadi lebih kuat dari ayahnya. Setelah mengetahui ramalan itu, Zeus dan Poseidon tak lagi berminat pada Thetis. Zeus lalu menikahkan Thetis dengan Peleus.

    Pada pesta pernikahan Peleus dengan Thetis, semua dewa-dewi diundang, kecuali Eris, dewi perselisihan. Marah, Eris akhirnya melempar sebuah apel emas ke tengah-tengah para hadirin. Apel tersebut bertuliskan "Untuk yang Tercantik". Tiba-tiba tiga orang dewi mengklaim diri masing-masing sebagai pemilik apel tersebut, mereka adalah Hera, Athena, dan Afrodit.

    Tiga dewi itu meminta Zeus untuk memutuskan siapa yang berhak atas apel tersebut. Namun Zeus tidak mau dan menyuruh mereka meminta keputusan pada Paris, pangeran Troya putra Priamos dan Hekabe.

    Ketiga dewi tersebut kemudian mendatangi Paris dan menawarkan berbagai hadiah sebagai imbalan jika Paris memilih mereka. Athena berjanji akan menjadikannya pemimpin perang yang berjaya, Hera menawarkan untuk menjadikannya raja yang sangat kaya, sedangkan Afrodit menawarkan wanita tercantik di dunia, Helene dari Sparta. Paris akhirnya memihak Afrodit dan memberikan apel emas itu pada sang dewi, dengan demikian menyatakan bahwa Afrodit adalah dewi tercantik. Keputusan ini membuat Hera dan Athena murka, dan akibatnya akan terlihat pada perang Troya.

    Sebenarnya Paris saat itu sudah mempunyai istri, yaitu seorang nimfa gunung bernama Oinone. Namun demi Helene, Paris pun meninggalkan istrinya. Oinone berkata pada Paris bahwa jika nanti Paris terluka, Oinone selalu bersedia untuk menyembuhkannya. Oinone berharap suaminya suatu saat akan kembali. Sementara Helene di Sparta juga sudah mempunyai suami, yaitu Menelaos, raja Sparta.

    Saudara-saudara Paris, Helenos dan Kassandra, bisa melihat masa depan dan mereka melihat bahwa perjalanan Paris ke Sparta akan membawa kehancuran bagi Troya. Mereka pun memperingatkan Paris. Namun Paris tidak peduli dan tetap nekat untuk berlayar ke Sparta bersama sepupunya Aineias.

    Di Sparta, Paris disambut oleh Menelaos dan Helene. Afrodit lalu membuat Helene jatuh cinta pada Paris. Ketika Menelaos pergi ke Kreta untuk menghadiri upacara pemakaman kakeknya, Paris mengajak Helene kabur ke Troya. Helene bersedia dan dia pun mengikuti Paris dengan membawa serta banyak harta dari Sparta. Helene juga meninggalkan putrinya yang bernama Hermione di Sparta.

    Sekilas tentang Helene

    Helene dari Sparta adalah perempuan yang sangat cantik sehingga dia diminati oleh para raja di Yunani. Tindareus, ayah Helene, khawatir bahwa jika nanti Helene sudah memilih suami, para calon yang lain akan memusuhi pria pilihan Helene. Odisseus, raja cerdas dari Ithaka, memberi penyelesaian pada kekhawatiran Tindareus. Dia mengusulkan bahwa setiap calon yang meminati Helene harus terlebih dulu bersumpah bahwa mereka akan menerima siapapun yang nantinya dipilih oleh Helene. Mereka juga harus bersumpah untuk membantu Helene dan suaminya jika ada yang menganggu pernikahan mereka. Yang tidak mau ikut bersumpah tidak berhak menjadi calon suami Helene.

    Untuk menarik hati Helene, para raja di Yunani memberinya berbagai hadiah, di antarnya adalah benda-benda yang terbuat dari emas, seperti mangkuk emas, kuali emas, ataupun kaki-tiga dari emas

    Pada akhirnya Helene memilih Menelaos sebagai suaminya. Menelaos adalah putra Atrios dan saudara Agamemnon, raja Mikenai. Menelaos menikahi Helene dan menggantikan Tindareus sebagai raja Sparta.

    Odisseus juga merupakan salah satu pelamar Helene, tapi dia tahu dia tidak akan dipilih. Tindareus membantu Odisseus dalam usahanya mendapatkan Penelope, sepupu Helene. Odisseus pada akhirnya berhasil menikahi Penelope setelah mengalahkan para pelamar lainnya dalam lomba lari.
  • Pengumpulan Pasukan

    Ketika tahu bahwa Paris membawa pergi istrinya, Menelaos langsung memanggil para bekas pelamar Helene. Sesuai sumpah mereka dulu, mereka harus membantu Menelaos mendapatkan Helene kembali. Maka Menelaos berhasil mendapat bantuan pasukan dari seluruh Yunani. Agamemnon, saudara Menelaos dan raja Mikenai, membawa seratus kapal dan didaulat sebagai pemimpin pasukan gabungan Yunani.

    Agamemnon dan Menelaos tahu dari Kalkhas sang peramal bahwa Troya tak akan bisa dikalahkan tanpa dua pahlawan, yakni Akhilles dan Odisseus.

    Odisseus

    Odisseus adalah putra Lairtes dan Antikleia. Odisseus terkenal akan kecerdasan dan kecerdikannya. Odisseus tidak mau ikut serta dalam pasukan Yunani, karena menurut ramalan, dia baru bisa pulang ke Ithaka dua puluh tahun setelah perang Troya usai. Padahal Odisseus baru saja memiliki anak dari pernikahannya dengan Penelope. Putra Odisseus itu diberi nama Telemakhos.

    Ketika Menelaos, Nestor, dan Palimedes tiba untuk mengajak Odisseus, sang pahlawan pura-pura menjadi gila. Odisseus membajak ladang dengan kuda dan lembu serta bertingkah aneh. Odisseus juga menaburkan garam di ladang.

    Palamedes, putra Nauplios, juga merupakan orang yang cerdas. Palamedes tahu bahwa Odisseus hanya berpura-pura. Palamedes merebut Telemakhos dari pangkuan Penelope dan menempatkan sang bayi di depan bajak yang sedang diarahkan oleh Odisseus. Odisseus terpaksa harus membanting bajaknya ke pinggir supaya tidak mengenai putranya, dan tipu daya Odisseus pun terbongkar. Maka Odisseus pun tak punya pilihan lain selain bergabung dengan Agamemnon. Dari Ithaka, Odisseus membawa dua belas kapal.

    Odisseus tidak pernah memaafkan Palamedes karena telah membongkar muslihatnya. Ketika sampai di Troya, Odisseus membalas dendam pada Palamedes.

    Akhilles

    Akhilles adalah putra Peleus dan Thetis. Dia dibesarkan oleh Khiron sang Kentaur bijak. Di Gunung Pelion, Khiron mengajari Akhilles berburu dan bertarung.

    Thetis bisa melihat masa depan. Dia tahu bahwa putranya akan berjaya dalam perang Troya, namun Thetis juga tahu harga yang harus dibayar untuk itu, umur yang pendek. Thetis mau putranya berumur panjang, maka Thetis pun berusaha menyembunyikan Akhilles supaya tidak ikut dalam Perang Troya. Thetis membuat Akhilles mengenakan pakaian perempuan dan memanjangkan rambut Akhilles. Thetis juga membawanya ke ruangan perempuan di istana raja Likomedes di Skiros.

    Ketika tinggal di istana Likomedes, Akhilles berhubungan dengan Deimedeia, putri sang raja, dan mereka memiliki seorang putra yang diberi nama Neoptelemos. Putra Akhilles ini ikut berperang pada masa-masa akhir Perang Troya.

    Menelaos, Nestor dan Odisseus pergi ke Skiros untuk merekrut Akhilles. Tetapi mereka tidak bisa menemukan Akhilles karena penyamaran yang diberikan oleh Thetis pada Akhilles begitu sempurna. Maka Odisseus pun menggunakan otaknya.

    Odisseus membawa banyak hadiah untuk para perempuan di istana Likomedes, seperti misalnya pakaian, perhiasan, dan parfum. Selain itu, ada juga tombak, pedang, dan perisai.

    Odisseus lalu mengatur supaya terompet perang di istana dibunyikan, yang menandakan bahwa istana sedang diserang. Para perempuan berlarian ketakutan, sedangkan Akhilles mengambil tombak dan perisai lalu maju ke depan. Maka para pemimpin Yunani pun berhasil menemukan Akhilles.

    Setelah penyamarannya diketahui dan diajak untuk ikut serta dalam Perang Troya, Akhilles ternyata sangat ingin ikut. Dia lebih memilih hidup yang singkat dan luar biasa daripada hidup lama dan biasa saja. Akhilles kemudian kembali ke kerajaan ayahnya, Phthia (Thessali selatan). Di sana, ayahnya memberi Akhilles lima puluh kapal beserta pasukan Mirmidon. Akhilles juga memperoleh beberapa senjata dari ayahnya, di antaranya adalah baju perang (yang merupakan hadiah pernikahan ayahnya) buatan Hefaistos, pedang, kereta perang beserta dua kuda surgawi (Xanthos dan Balios). Selain itu Akhille mendapat tombak dari ayahnya (atau dari Khiron) yang dibuat dari kayu pohon abu di Gunung Pelion.

    Akhilles berusia lima belas tahun ketika bergabung dengan pasukan Yunani.

    Sebelum berangkat ke Troya, Thetis memperingatkan putranya untuk tidak membunuh Tenes, putra Apollo dan raja pulau Tendos, karena jika Akhilles membunuhnya maka Akhilles akan mati di tangan Apollo. Akhilles juga diperingatkan bahwa prajurit Yunani yang pertama menginjakkan kaki di tanah Troya akan menjadi prajurit pertama yang gugur dalam Perang Troya.
  • Pengorbanan di Aulis

    Dengan bergabungnya Odisseus dan Akhilles, maka lengkaplah pasukan Yunani. Seluruh pasukan berkumpul di Aulis, Boiotia, beserta ribuan kapal mereka. Para pemimpin Yunani lalu sepakat mengangkat Agamemnon sebagai pemimpin pasukan gabungan Yunani itu.

    Agamemnon memberi korban untuk para dewa. Ketika mereka memberi korban Apollo, Kalkhas sang peramal memberitahu bahwa perang akan berlangsung selama sepuluh tahun, karena seekor ular memakan delapan bayi burung pipit dari sebuah sarang, namun ketika memakan bayi kesembilan, ular tersebut berubah menjadi batu.

    Pasukan Yunani kemudian berlayar ke Troya. Mereka mendarat di Misia dan menyerang kota Teuthrania karena menyangka itu adalah Troya.

    Telefos, putra Herakles dan Auge, adalah raja Teuthrania, dia dengan gigih mempertahankan kerajaannya dan membunuh banyak prajurit Yunani, termasuk raja muda Thersander dari Thebes. Akhilles berhasil melukai Telefos dalam suatu baku hantam. Ketika pasukan Yunani sadar bahwa mereka tidak sedang menyerang Troya, mereka pun berlayar kembali untuk benar-benar menuju Troya. Namun perjalanan mereka dihadang badai sehingga mereka mesti kembali ke Yunani dan berkumpul kembali ke Aulis.

    Sementara itu, luka Telefos tidak bisa sepenuhnya sembuh. Telefos bertanya pada orakel Apollo dan Telefos diberitahu bahwa lukanya hanya bisa sembuh dengan tombak yang telah melukainya. Telefos lalu menyamar sebagai pengemis dan menculik Orestes, putra Agamemnon dan Klitaimnestra. Telefos mengancam akan membunuh Orestes kecuali Akhilles bersedia menyembuhkannya, akan tetapi Akhilles bukanlah seorang penyembuh dan tak tahu cara mengobati luka.

    Pertama-tama, Agamemnon membuat kesepakatan dengan Telefos. Telefos akan memandu armada Yunani menuju Troya, dan tidak akan menolong mertuanya, raja Priamos, pada perang. Setelah itu, Kalkhas sang peramal memberitahu Akhilles untuk menggores luka Telefos dengan ujung tombaknya. Seketika itu juga luka Telefos langsung sembuh

    Namun ternyata armada Yunani tidak bisa meninggalkan pelabuhan dikarenakan adanya angin kencang yang bertiup selama berbulan-bulan. Kalkhas mengungkap bahwa badai yang membawa mereka kembali ke Yunani, dan angin yang memerangkap mereka di pelabuhan, terjadi karena dewi Artemis sedang marah. Kemarahan Artemis kemungkinan disebabkan Agamemnon tidak memberikan korban padanya ketika memberikan korban pada dewa-dewa lainnya, atau karena Agamemnon membunuh rusa di hutan suci, kemudian menyombong bahwa dia adalah pemburu yang lebih hebat dari Artemis.

    Kalkhas sang peramal memberitahu Agamemnon bahwa kemarahan Artemis baru bisa reda hanya jika Agamemnon mau mengorbankan putrinya Ifigeneia pada Artemis.

    Pada awalnya, Agamemnon menolak usulan itu. Para pemimpin Yunani lainnya terus memaksa Agamemnon, bahkan mengancam akan mencopotnya dari jabatan pemimpin pasukan gabungan Yunani. Akhirnya Agamemnon bersedia mengurbankan putrinya.

    Ifigeneia tentu saja tidak akan mau datang ke Aulis jika tahu bahwa dia hendak dikurbankan. Odisseus pun mengusulkan sebuah ide. Mereka mengirim surat pada Ifigeneia yang memberitahu bahwa Ifigeneia akan dinikahkan dengan Akhilles.

    Ifigeneia tiba di Aulis beserta ibunya, Klitaimnestra, dan akhirnya mereka tahu bahwa surat itu hanyalah tipuan. Akhilles sendiri marah pada Agamemnon ketika tahu bahwa namanya digunakan untuk menipu orang lain. Akhilles berniat untuk melindungi Ifigeneia supaya tidak dikorbankan, namun Ifigeneia dengan rela menerima takdirnya dan bersedia untuk dikorbankan.

    Di altar pengorbanan, ketika pendeta hendak mengorbankan Ifigeneia, tiba-tiba awan tebal menutupi altar. Ketika awan itu menghilang, Ifigeneia juga ikut hilang, dan altar itu kini ditempati oleh seekor rusa. Ternyata Artemis telah mengambil Ifigeneia dan menggantikannya dengan seekor rusa. Ifigeneia kemudian dibawa ke Aulis oleh Artemis dan menjadi pendeta bagi sang dewi, sampai kelak Ifigeneia akan diselamatkan oleh saudaranya Orestes setahun setelah perang.

    Menurut versi yang berbeda, Ifigeneia memang mati dalam pengurbanan tersebut. Sementara dalam versi lainnya, Ifigeneia diubah oleh Artemis menjadi dewi Hekate. Versi manapun yang benar, angin yang mengurung armada Yunani akhirnya hilang dan pasukan Yunani pun bisa berlayar ke Troya dengan dipandu oleh Telefos. Mereka berhenti sejenak di pulau Lemnos. Di sana, Filoktetes pergi berburu dan digigit oleh ular berbisa. Lukanya tidak mau sembuh dan semakin lama semakin parah. Akibatnya, Filoktetes pun ditinggalkan di pulau tersebut sementara prajurit Yunani lainnya melanjutkan perjalanan.

    Armada Yunani berhenti lagi di pulau Tendos. Di sana, pasukan Yunani bertempur dengan pasukan yang dipimpin oleh raja Tenes, putra Apollo. Thetis pernah memperingatkan Akhilles untuk tidak membunuh putra Apollo, namun karena sedang berada dalam pertempuran, Akhilles lupa dan membunuh Tenes.
  • Tiba di Troya

    Di antara para prajurit yang bergabung dalam pasukan Yunani, yang terhebat adalah Akhilles, pemimpin pasukan Mirmidon, Aias, pemimpin pasukan Salamis, Diomedes, pemimpin pasukan Argos, dan Odisseus, raja cerdas dari Ithaka.

    Putra sulung raja Priamos, Hektor, adalah panglima perang pasukan Troya. Hektor adalah prajurit terbaik di Troya. Hektor tahu dia ditakdirkan untuk mati dalam perang, namun sebagai pewaris tahta dan putra tertua raja, dia tetap menjalankan tugasnya untuk mempertahankan Troya, meskipun perang ini dimulai oleh adiknya. Wakil Hektor sekaligus prajurit kedua terhebat di Troya adalah Aineias, putra Afrodit dan Ankhises. Sementara di pihak sekutu Troya, jenderal yang terkenal adalah Sarpedon, pemimpin Likia dan putra Zeus dan Deïdameia, serta Glaukos, putra Hippolokhos.

    Sebelum armada Yunani berlabuh di Troya, Menelaos dan Odisseus datang ke Troya dan meminta supaya Helene dikembalikan. Beberapa sesepuh Troya, termasuk Antenor dari Dardania mendukung supaya Helene dikembalikan supaya tidak terjadi perang. Namun Paris tidak mau mengembalikan Helene. Paris didukung oleh Antimkahos, sesepuh Troya lainnya. Antimakhos bahkan sempat berencana membunuh Menelaos dan Odisseus kalau saja tidak dihentikan oleh Antenor.

    Menelaos kembali ke kapal dan memberitakan bahwa perang tidak terhindarkan. Kapal-kapal Yunani pun berlabuh di pantai Troya namun tak ada yang mau turun karena diramalkan bahwa prajurit yang pertama menginjakkan kaki di tanah Troya akan mati pertama kali.

    Odisseus kembali menggunakan akalnya. Dia melompat dari kapal dan mendarat di pantai Troya. Melihat Odisseus melompat, Protesilaos, yang berpikir Odisseuslah yang akan terkena takdir itu, akhirnya turun dari kapal dan langsung menyerang pasukan Troya. Padahal Odisseus telah terlebih dahulu melemparkan perisainya ke tanah sehingga dia mendarat di atas perisai, dan Protesilaoslah yang pertama kali menginjakkan kaki di tanah Troya. Maka Protesilaos pun mati oleh Hektor setelah sebelumnya sempat menghabisi beberapa prajurit Troya.

    Pasukan Yunani dan Troya saling menyerang. Akhilles juga maju ke medan tempur. Prajurit Troya pertama yang dihadapi Akhilles adalah Kiknos, putra Poseidon. Akhilles mencoba menusuk Kiknos dengan tombak dan pedangnya namun ternyata Kiknos kebal terhadap senjata, akhirnya Akhilles menyerangnya dengan tangan kosong dan mencekiknya sampai mati.



Bersambung...



-dipi-
 
re: Mitologi Yunani (Re-Posting & Completing Edition)

Lanjutan Perang Troya....

Masa Perang

  • Hari Pertempuran

    Pada awalnya, pasukan Yunani menguasai arena pertempuran. Lalu sebuah kesepakatan dibuat antara kedua belah pihak. Diputuskan bahwa perang akan ditentukan melalui pertarungan antara Menelaos dan Paris, dua pria yang memperebutkan Helene. Jika Menelaos menang, maka Helene harus kembali ke Sparta, sebaliknya, jika Paris menang, pasukan Yunani harus angkat kaki dari tanah Troya

    Menelaos terbukti merupakan petarung yang lebih baik daripada Paris, tetapi sebelum Menelaos bisa menghabisi Paris, tiba-tiba Afrodit menjauhkan Paris. Meskipun begitu, sudah disepakati bahwa Menelaos memnangkan pertarungan sehingga untuk sementara terjadi gencatan senjata.

    Akan tetapi Zeus mengirim putrinya Athena untuk menghentikan perdamaian itu, karena Troya ditakdirkan untuk runtuh. Athena menyamar sebagai Laodokos, putra Antenor, dan mengelabui Pandaros, pemimpin dari Zeleia, untuk meneyrang Menelaos. Pandaros merupakan salah satu pemanah terbaik di Troya. Pandaros berpikir dia akan memeproleh ketenaran jika berhasil membunuh musuh Triya. Jadi Pandaros melesatkan panahnya pada Menelaos. Namun Athena mencegah panah tersebut mengenainya.

    Pihak Yunani berpikir bahwa Troya telah melanggar kesepakatan, jadi mereka langsung menggempur Troya. Kesepakatan batal dan pertempuran pun tak terelakkan.

    Pahlawan dari Argos, Diomedes, menjadi prajurit Yunani terhebat pada hari itu. Diomedes membunuh banyak prajurit Troya, termasuk Pandaros. Diomedes juga melukai Aineias cukup parah. Diomedes begitu termotivasi oleh Athena, sampai-sampai dia berani melukai Afrodit ketika sang dewi hendak menyelamtkan putranya. Diomedes juga melawan Ares, yang menyamar sebagai Stentor, salah seorang prajurit Troya. Diomedes bahkan menghadapi Apollo sebelum akhirnya dipukul mundur oleh sang dewa matahari yang memperingatkannya bahwa menyerang seorang dewa adalah tindakan yang sangat bodoh.

    Afrodit kembali ke Olimpus, tempat dia dihibur oleh Zeus dan disembuhkan oleh ibuuya Dione. Ares juga kemblai ke Olimpus dan mengeluh pada Zeus atas keterlibatan Athena yang menolong Diomedes. Namun Zeus sama sekali tidak bersimpati pada Ares, putranya sendiri. Zeus malah menyebut Ares sebagai pengecut yang cengeng. Di sini kita bisa melihat bahwa Athena merupakan anak favorit Zeus.

    Diomedes juga bertempur dengan pemimpin Likia, Glaukos. Dua musuh ini lalu mengetahui bahwa kakek mereka merupakan sahabat-tamu. Sahabat-tamu sangat penting di Yunani. Sahabat-tamu salng bertukar hadiah dan tidak boleh saling berkelahi.

    Diomedes dan Glaukos memutuskan untuk memperbaharui hubungan sahabat-tamu mereka. Mereka sepakat untuk tidak saling berkelahi, sebaagi gantinya, mereka saling bertukar baju perang. Diomedes menerima baju emas dari Glaukos, yang memperoleh baju perunggu dari Diomees.

    Seiring pasukan Yunani yang semakin menguasai jalannya pertempuran, Hektor kembali ke Troya dan meminta ibunya (Hekabe) serta adiknya untuk memberi kurban pada dewi Athena, karena Athena merupakan dewi penjaga kota Troya. Di Troya, ada sebuah patung kayu Athena yang disebut Palladium, yang dibuat supaya Troya tidak ditaklukan. Tetapi Athena mengabaikan doa dan kurban para perempuan Troya. Athena masih sangat marah atas keputusan Paris yang tidak memilihnya sebagai dewi tercantik.

    Sementara itu di kota, Hektor, menemui istrinya, Andromakhe, dan putranya, Astianaks di kuil Athena. Andromakhe sangat mengkhawatirkan keselamatan suaminya karena dia sudah kehilangan ayah dan kakaknya di tangan Akhilles. Hektor sendiri sudah mmengetahui kematiannya, namun sebagai komandan pasukan Troya, Hektor harus terus bertempur.

    Hektor memangku Astianaks, namun helmnya ternyata membuat Astianaks ketakutan. Hektor tertawa lalu berdoa pada para dewa supaya kelak Astianaks akan seberani dirinya

    Pertempuran hari itu diakhiri dengan satu pertarungan tunggal pada malam hari. Hektor berdual dengan salah seorang prajurit Yunani. banyak prajurit Yunani yang ingin bertarung dengan Hektor. Jadi mereka melakukan undian, dan Aias, putra Telamon, berhak menghadapi Hektor. Duel itu berakhir seri, dan mereka pun bertukar hadiah. Aias memperoleh pedang dari Hektor, sedangkan Hektor diberi sabuk perunggu.

    Gencatan senjata selama satu hari disepakati oleh kedua belah pihak. Ini untuk memberikan waktu bagi masing-masing pihak untuk menguburkan mayat rekan-rekan mereka.

    Nestor menasehati para pemimpin Yunani supaya mmebangun tembok pertahanan di sekitar kamp Yunani. Awalnya, basis pasukan Yunani tidak dilindungi oleh apapun, karena pasukan Yunani tidak merasa takut selama ada Akhilles di antara mereka. Atas nasihat Nestor, kini dinding pelindung didirikan untuk melindungi kamp dan kapal.
  • Perselisihan

    Pada tahun kesepuluh perang, pasukan Yunani menyadari bahwa mereka tidak mungkin menang selama Trioya memperoleh pasukan dan suplai logistik dari kota-kota di sekitarnya. Maka pasukan Yunani pun berusaha menghancurkan kerajaan-kerajaan yang membantu Troya. Dalam prosesnya, Yunani tidak hanya memperoleh suplai, tetapi juga tawanan wanita

    Akhilles mengambil Briseïs sebagai selirnya, sedangkan Agamemnon mengambil Khriseis, putri dari pendeta Apollo di Troya, Khrises. Ayah Khriseis sudah memohon pada Agamemnon untuk melepaskan putrinya, dan berjanji akan memberi upeti pada Agamemnon, selain itu, Khrises berjanji akan berdoa pada Apollo untuk kemenangan Yunani dalam perang itu. Namun Agamemnon menolak mentah-mentah tawaran itu. Ayah Khrises lalu berdoa pada Apollo, yang kemudian memberi wabah penyakit pada pasukan Yunani.

    Akhilles mengadakan pertemuan dengan para pemimpin Yunani. Hasilnya, mereka memaksa Agamemnon untuk mengembalikan Khriseis pada ayahnya. Akhilles juga memperingatkan Agamemnon bahwa mereka tak akan bisa menghadapai Troya jika mereka sekarat karena wabah. Agamemnon mengembalikan Khriseis tetapi dia kemudian merebut Briseis sebagai ganti atas selirnya yang hilang.

    Akhilles marah pada perbuatan Agamemnon. Akhille pun menarik mundur pasukan Mirmidonnya dan menyatakan tidak akan ikut serta lagi dalam perang. Akhilles bukan pelamar Helene sehingga dia tidak terikat sumpah pada Agamemnon. Tidak adanya Akhilles membuat pasukan Troya bisa mengacak-acak pasukan Yunani.

    Akhilles memanggil ibunya Thetis dan meminta supaya pasukan Yunani menxerita. Thetis menghadap Zeus dan menyampaikan permintaan Akhilles. Zeus bersedia dan langsung membuat pasukan Yunani terpuruk.
  • Keberuntungan Beralih

    Pada hari berikutnya, pihak Yunani menderita karena pasukan Troyalah yang kini menguasai jalannya pertempuran. Zeus telah menepati janjinya pada Thetis. Zeus menyuruh semua dewa untuk tidak ikut serta dalam perang, sementara Zeus sendiri memihak Troya, akibatnya Yunani dipukul mundur dan harus berlindung di balik dinding perlindungan mereka.

    Malam harinya, Nestor membujuk Agamemnon untuk meminta maaf pada Akhilles, supaya Akhilles mau kembali bertempur. Agamemnon setuju mengembalikan selir Akhilles, ditambah dengan upeti emas, sebagai kompensasi untuk Akhilleas. Agamemnon mengirimkannya melalui Nestor, Odisseus, dan Aias. Ketiga utusan ini pun mendatangi Akhilles. meskipun ketiganya adalah sahabat Akhilles, sang pahlawan tetap menolak kembali ke medan tempur. Akhilles memberitahu mereka bahwa dia tak akan mau melakukannya lagi, bahkan jika Agamemnon memberinya semua harta yang ada di Mesir. Akhilles bahkan mengancam untuk pulang ke Yunani.

    Agamemnon kesal dengan balasan Akhilles dan sempat berpikir untuk mengakhiri perang lalu pulang. Nestor menyarankan untuk mengirim dua mata-mata guna mencari informasi mengenai pasukan Troya. Odisseus dan Diomedes bersedia dan kemudian dikirim ke kamp pasukan Troya.

    Pada saat yang sama, Troya juga mengirim mata-mata, yang bernama Dolon. Odisseus dan Diomedes menangkap Dolon. Mereka lalu memperoleh informasi bahwa Rhesos, raja Thrakia, telah tiba dengan pasukannya. Rhesos juga membawa serta kereta perang emas, yang diatrik dua ekor kuda abadi. Setelah mengorek cukup info, Odisseus dan Diomedes pun membunuh Dolon. Mereka lalu mengendap-endap ke kamp pasukan Thrakia. Diomedes membunuh dua belas bangsawan Thrakia yang sedang tidur, termasuk Rhesos. Diomedes dan Odisseus juga mencuri kuda-kuda abadi Rhesos, lalu kembali ke kamp Yunani.
  • Titik Balik

    Pada hari berikutnya, baku hantam berlanjut. Pada awalnya Yunani mampu mengusir pasukan Troya. Tetapi pada pertengahan pagi, pasukan Troya mulai bisa menyerang balik. Beberapa jam sebelum siang, tiga pemimpin Yunani terluka: Agamemnon, Odisseus, dan Diomedes.

    Agamemnon membunuh banyak prajurit Troya pada hari itu, namun dia menderita luka parah di lengannya akibat serangan Koon, putra Antenor. Agamemnon sempat berhasil membunuh Koon sebelum mundur ke front belakang.

    Diomedes dan Odisseus bertempur berdampingan, tanpa ampun mereka membunuh banyak prajurit Troya. Bersama-sama mereka berhadapan dengan Hektor. Diomedes melemparkan tombaknya pada Hektor dan mengenai helm Hektor. Hektor sempoyongan dan terjatuh. Diomedes mendekatinya untuk menewaskannya, namun Apollo menjauhkan Hektor. Diomedes mengejar Hektor tetapi kakinya dipanah oleh Paris sehingga Diomedes harus mundur dan meninggalkan Odisseus sendirian di garis depan.

    Odisseus ragu pakah harus mundur mengikuti prajurit Yunani lainnya atau terus maju. Odisseus mengingatkan dirinya bahwa dia adalah pemimpin Ithaka dan tidak boleh bertindak pengecut. Maka Odisseus terus menyerang dan berhasil membinasakan lima prajurit Troya. Tiba-tiba seorang prajurit Troya bernama Sokos muncul dan melukai Odisseus. Ketika Sokos hendak muncul, Odisseus langsung membunuhnya dengan tombak. Melihat Odisseus terluka, sekumpulan prajurit Troya langsung mengepungnya. Menelaos dan Aias tiba tepat waktu untuk menyelamatkan Odisseus.

    Dengan mundurnya para pemimpin terbaik Yunani, pasukan Yunani pun terpaksa harus kembali berlindung di balik dinding pertahanan mereka. Pemimpin Yunani lainnya, Euripilos, terluka pada bagian kakinya akibat panah Paris. Euripilos kembali ke kamp dan lukanya dibalut oleh Patroklos, sahabat Akhilles dan putra Menoitios. Ketika tahu bahwa Yunani sedang terdesak, Patroklos sadar bahwa mereka membutuhkan Akhilles. Maka Patroklos berangkat menuju kamp Akhilles.

    Zeus dan Apollo memberi dukungan pada Troya sehingga pasukan Troya bisa menembus dinding pertahanan Yunani dan memasuki wilayah kamp Yunani. Aias dengan gagah berusaha mempertahankan kapal-kapal Yunani namun tetap gagal mencegah Hektor yang membakar satu kapal.

    Ketika Akhilles melihat ada kapal yang terbakar, dia mengizinkan Patroklos untuk memimpin pasukan Mirmidon guna memukul mundur pasukan Troya. Akhilles juga meminjamkan baju perangnya pada Patroklos sembari memberitahunya bahwa jika pasukan Troya sudah keluar dari wilayah kamp Yunani, maka Patroklos harus segera kembali ke kamp.

    Melihat Patroklos yang mengenakan baju perang Akhilles, pasukan Troya menyangka itu adalah Akhilles, akhirnya Troya pun berhasil dipukul mundur oleh pasukan Mirmidon yang dipimpin Patroklos. Dalam prosesnya, Patroklos membunuh Sarpedon dari Likia. Apollo lalu mengrim Hipnos dan Thanatos untuk membawa jenazah Sarpedon kembali ke Likia untuk dikuburkan secara layak.

    Meskipun sudah diwanti-wanti oleh Akhilles, Patroklos terus saja maju menyerang walaupun pasukan Troya sudah mundur dari kamp Yunani. Maka Apollo memukul kepala Patroklos, sementara Euforbos dari Dardania melukai Patroklos. Patroklos pun menjadi lemah dan tak berdaya. Pada saat itulah Hektor muncul dan menewaskan Patroklos. Hektor lalu mencopot baju perang Akhilles yang dipakai Patroklos dan memakainya.

    Aias dan Menelaos berhasil mengambil tubuh Patroklos namun di kemudian terjadi pertempuran untuk memperebutkan jenazah Patroklos. Pada saat yang sama, Akhilles mendengar berita bahwa Hektor telah membunuh sahabatnya. Akhilles tak bisa datang langsung ke tempat pertempuran karena baju perangnya telah diambil Hektor. Athena muncul dan menyuruh Akhilles untuk pergi ke puncak dinding Yunani dan berteriak tiga kali. Akhilles melakukan saran Athena. Semua orang mendengar teriakan Akhiles dan menengok ke aats dinding. Dengan matahari terbenam di belakangnya, Akhilles nampak seperti dewa matahari. Pasukan Troya pun dengan tergesa-gesa mundur dan kembali ke kota mereka.

    Akhilles sangat berduka atas kematian Patroklos. Dia kini menyadari bahwa keangkuhannya telah membuat sahabat baiknya mati. Akhilles akhirnya memutuskan untuk kembali bertempur dan membalas kematian Patroklos.
  • Akhilles vs Hektor

    Akhilles memperoleh baju dan senjata perang baru dari ibunya, Thetis. Peralatan perang tersebut dibuat oleh Hefaistos, dewa pandai besi. Dengan peralatan perang baru ini, Akhilles berniat mencari dan menghabisi Hektor.

    Pada pagi harinya, Akhiiles tidak mau sarapan pagi. Odisseus tahu bahwa Akhilles tak akan menang jika tidak sarapan, maka Odisseus menyuruhnya untuk makan namun Akhilles tetap tidak mau makan sebelum kematian Patroklos terbalaskan.

    Bahkan Zeus setuju dengan pendapat Odisseus tentang makan sebelum perang. Zeus pun mengirim Athena untuk mengisi perut Akhilles dengan nektar dan ambrosia.

    Zeus menyatakan bahwa para dewa boleh berpartisipasi lagi dalam perang. Zeus melakukannya karena telah memenuhi janjinya pada Thetis. Alasan lainnya adalah untuk mencegah Akhilles menaklukan Troya hari itu. Kota Troya tidak boleh jatuh sebelum waktunya. Ini menunjukkan bahwa Akhilles bisa mengubah sejarah kalau saja nafsu dendamnya tidak diawasi oleh para dewa.

    Akhilles berangkat menuju Troya. Dalam perjalannya dia dihadang oleh banyak prajurit Troya, namun dia membunuh semua yanng menghalangi jalannya, sementara para prajurit Troya lainnya kabur tunggang-langgang. Bahkan Aineias juga nyaris dibunuh oleh Akhilles, kalau saja tidak diselamatkan oleh Poseidon. Dewa Poseidon, yang pada dasarnya mendukung Yunani, memberitahu Aineias bahwa Aineias ditakdirkan untuk menjadi pemimpin Troya di masa depan.

    Polidoros, putra bungsu raja Priamos, tidak selamat dari amukan Akhilles. Sebenarnya Priamos sudah melarang Polidoros bertempur, namun Polidoros keras kepala dan tetap nekat menghadapi Akhilles. Polidoros adalah seorang pelari cepat, namun hari itu dia kalah cepat oleh tombak Akhilles.

    Hektor melihat adik laki-lakinya mati oleh Akhilles. Hektor pun berniat membalas dendam. Akhilles melihat Hektor dan hendak langsung membunuhnya, namun Apollo menjauhkan Hektor karena belum waktunya bagi Hektor untuk mati. Mengetahui incarannya kabur, Akhilles semakin murka.

    Akhilles beraksi tanpa ampun, dia membunuh banyak sekali prajurit Troya di sungai Skamandros. Saking banyaknya korban Akhilles, sungai itu menjadi tertutupi oleh mayat dan darah. Likaon, putra Priamos dan Laothoe, memohon ampun pada Akhilles dan menawarkan upeti. Akhilles pernah menangkap Likaon pada hari pertama perang, dan kemudian melepaskannya demi upeti yang besar. Tetapi hari ini Akhilles tidak peduli pada harta. Akhilles menusuk leher Likaon dengan pedangnya lalu melemparkan mayatnya ke sungai.

    Sebelumnya dewa sungai Skamandros sudah memperingatkan Akhilles untuk tidak mengotori air sungainya, namun Akhilles tidak peduli. Dewa sungai pun berusaha menenggelamkan Akhilles. Hera melihat ini dan menyuruh putranya Hefaistos untuk mencegahnya. Hefaistos mendatangi Skamandros dan mengancam akan mengeringkan air sungainya dengan api jika tetap nekat menenggelamkan Akhilles. Skamandros terpaksa menuruti perintah Hefaistos.

    Pertempuran tidak hanya terjadi di tanah Troya. Di Olimpus juga, para dewa mendukung pihak yang disukainya. Hera, Poseidon, Athena dan Hefaistos memihak Yunani, sedangkan Apollo, Artemis, Afrodit, dan Ares mendukung Troya.

    Ares mencoba menyerang Athena dengan tombaknya. Athena dengan tenang melemparkan batu pada Ares sampai Ares terjatuh. Afrodit bergegas menolong kekasihnya namun wajahnya dipukul oleh Athena. Akibatnya Ares dan Afrodit terbaring tak berdaya. Sementara itu Posiedon menantang Apollo berkelahi namun Apollo tidak terpancing.

    Di dekat mereka, Hera merebut busur panah Artemis dan memukul telinganya. Artemis menangis dan berlari mendatangi Zeus. Zeus sendiri tertawa-tawa melihat kekonyolan ini.

    Sementara itu Akhilles masih mengamuk dan membunuhi pasukan Troya. Apollo menyamar sebagai Agenor, putra Antenor, dan menyuruh Ankhises serta prajurit Troya lainnya untuk mengikutinya dan berlindung di balik dinding kota Troya. Berkat panduan Apollo, para prajurit Troya bisa selamat.

    Hanya Hektor yang tetap berada di luar, namun dia kehilangan keberaniannya ketika melihat Akhilles berlari ke arahnya. Akhilles mengejar Hektor dan mengelilingi kota Troya tiga putaran. Athena menyamar sebagai Deifobos, saudara Hektor, dan mengatur supaya Hektor berhadapan dengan Akhilles. Ketika melihat bahwa di dekatnya ada saudaranya, Hektor pun berhenti di gerbang Skaia, dia berpikir tidak akan sendirian melawan Akhilles. Namun setelah itu Athena pun menghilang.

    Apollo, pelindung Hektor, meninggalkan pahlawan Troya tersebut, sedangkan Akhilles dibantu oleh Athena. Hektor benar-benar sendirian dalam menghadapi Akhilels. Zeus mengagumi kehebatan Hektor, tetapi dia tak bisa berbuat apa-apa karena Hektor ditakdirkan mati pada hari itu.

    Hektor meminta pada Akhilles supaya Akhilles bersedia menguburkan mayatnya seandainya Hektor kalah dan mati. Namun Akhilles terlalu dendam dan berkata bahwa dia akan membiarkan mayat hektor membusuk dan dimakan oleh burung hering.

    Mereka saling melempar tombak. Athena mengambil tombak Akhilles dan memberikannya lagi pada Akhilles sedangkan Hektor hanya tinggal bersenjatakan pedang. Dengan gagah berani Hektor menghunus pedangnya dan berlari menuju Akhilles. Akhilles mengangkat tombaknya, mengarahkannya pada Hektor, dan dengan amarah membara, Akhilles melemparkan tombaknya pada Hektor.

    Tombak tersebut menusuk tubuh Hektor.

    Hektor terjatuh dan akhirnya mati. Akhilles lalu mencopot baju perang miliknya yang dipakai oleh Hektor. Setelah itu Akhilles menalikan mayat Hektor pada kereta perangnya dan menyeret mayat Hektor sampai kamp Yunani.

    Troya dilanda rasa duka cita yang amat mendalam. Yang paling berduka adalah Priamos dan Hekabe, orang tua Hektor, serta Andromakhe, istri Hektor yang kini menjadi janda

    Tubuh Hektor diperlakukan secara tidak layak oleh Akhilles, dan Zeus tidak suka itu. Zeus menyuruh Apollo untuk menaburkan ambrosia di atas jenazah Hektor sehingga tidak akan membusuk atau rusak.

    Selama dua belas hari, Akhilles berduka atas kematian Patroklos. Pada suatu malam, arwah Patroklos mendatangi Akhilles dan memintanya untuk memakamkannya. Sebuah upacara pemakaman digelar pada pagi harinya dengan disertai pengorbanan dua belas tawanan Troya.

    Perlombaan olahraga digelar untuk mengenang Patroklos. Akhilles yang menjadi penyelenggaranya sedangkan para pemimpin Yunani lainnya menjadi pesertanya. Cabang olahraga yang diperlombakan antara lain lain gulat, tinju, panahan, balap lari, dan balap kereta perang.

    Dengan bantuan Hermes, raja Priamos bisa menyusup secara diam-diam ke kamp Yunani dan mendatangi Akhilles. Priamos memohon pada Akhilles untuk mengembalikan mayat putranya. Priamos mengingatkan Akhilles bahwa setiap ayah pasti sangat peduli pada anaknya, dan pasti ayah Akhilles juga begitu. Akhilles memerlakukan Priamos dengan sopan dan hormat. Akhilles tahu bahwa kematiannya akan tiba tak lama lagi, sesuai ramalan ibunya. Akhirnya Akhilles mengembalikan jenazah Hektor pada Priamos, bahkan Akhilles menyatakan adanya dua belas hari gencatan senjata untuk memberi waktu bagi pemakaman Hektor.

    Priamos membawa jenzah Hektor kembali ke Troya. Di sana dilaksanakan upacara pemakaman Hektor. Bahkan Helene sangat berdukacita, karena Hektor memerlakukan Helene dengan hormat, ketika orang-orang Troya lainnya memandang Helene sebagai penyebab perang. Walaupun telah tiada, Hektor tetap dikenang, dialah "Hektor, Sang Penjinak Kuda."



Bersambung ...



-dipi-
 
re: Mitologi Yunani (Re-Posting & Completing Edition)

Lanjutan dari Perang Troya....


Akhir Perang
  • Sang Ratu Amazon

    Troya kembali memperoleh bantuan, kali ini datang dari bangsa Amazon, kemudian nantinya dari bangsa Ethiopia, atau dari bangsa Assyria.

    Ratu Amazaon, Penthesileia, adalah putri dewa Ares dan saudari Hippolita. Penthesileia membantu Troya karena beberapa tahun sebelumnya Penthesileia pernah secara tidak sengaja membunuh saudarinya, Hippolita, ketika sedang berburu. Ketika itu Penthesileia disucikan dari dosanya oleh Priamos.

    Ketika Pentehsileia tiba di Troya, dia menyombongkan kehebatannya dan berjanji akan membunuh Akhilles. Namun Andromakhe, janda Hektor, menegurnya, dan memberitahu Penthesileia bahwa ada sejumlah prajurit tangguh di pihak Yunani.

    Setelah pemakaman Hektor, pasukan Yunani dan Troya kembali bertempur. Penthesileia dan pasukan Amazonnya ternyata cukup hebat. Dia membunuh banyak prajurit Yunani dan memukul mundur mereka. Salah satu orang penting di pihak Yunani yang mati oleh tombak Penthesileia adalah Makhaon, seorang tabib dan putra dewa Asklepios. Penthesileia juga sempat berhadapan dengan Aias sebelum akhirnya bertarung dengan Akhilles, yang terbukti masih terlalu kuat bagi sang ratu Amazon. Akhilles memukul pelindung dada Penthesileia sampai dia terjatuh. Penthesileia lalu memohon untuk diampuni. Namun Akhilles tidak memberi ampun dan langsung saja membunuhnya.

    Setelah Penthesileia gugur, Akhilles melucuti baju perangnya. Akhilles terkejut ketika tahu bahwa Penthesileia masih muda dan cantik. Akhilles jatuh cinta pada sang ratu Amazon, dan menyesal mengapa terlalu gegabah membunuhnya.

    Salah satu prajurit Yunani bernama Theristes mengejek Akhilles karena Akhilles meratapi kematian musuh. Akhilles marah dan meninju wajah Theristes, dan Theristes pun langsung mati seketika.

    Theristes bukanlah orang yang disenangi. Ketika dia mati, hanya Diomedes, sepupunya, yang berduka untuknya. Diomedes tadinya mau membalaskan kematian Theristes, namun para pemimpin Yunani lainnya berhasil mencegah terjadinya pertarungan antara Akhilles dan Diomedes. Sebagai gantinya, Diomedes mengambil jenazah Penthesileia dan melemparkannya ke sungai. Dalam versi lainnya, jenazah Penthesileia dikirimkan kembali ke Troya untuk dimakamkan secara layak.

    Sementara itu, Odisseus membantu menyucikan kembali Akhilles yang telah membunuh sesama orang Yunani. Odisseus membawa Akhilles ke pulau Lesbos, di sana Akhilles memberi korban pada Leto beserta kedua anaknya, Apollo dan Artemis.
  • Kematian Akhilles

    Troya memperoleh bala bantuan lagi dari bangsa Ethiopia atau bangsa Assyria. mereka dipimpin oleh pangeran Memnon, putra Tithonos dan Eos, dewi fajar. Tithonos adalah saudara Priamos. Memnon membunuhi banyak prajurit Yunani dan memaksa mereka untuk mundur.

    Ketika berusaha mundur, terjadi kekacauan pada pasukan Yunani, akibatnya Nestor, yang sudah tua, dikepung oleh musuh, termasuk Memnon. Antilokhos, putra Nestor, mencoba menyelamatkan ayahnya, namun dia dibunuh oleh Memnon. Melihat putra mati, Nestor marah dan meminta bertarung pada Memnon. Akan tetapi Memnon melihat kondisi Nestor dan berkata bahwa tidak ada gunanya bertarung dengan Nestor yang sudah tua.

    Nestor lalu memanggil Akhilles dan memintanya membalaskan kematian Antolokhos. Sebenarnya Akhilles sudah diberitahu oleh ibunya bahwa kematiannya akan tiba tidak lama setelah kematian Memnon. Namun Akhilles tidak mempedulikan peringatan ibunya. Akhilles tetap bertarung dan membunuh Memnon.

    Dengan matinya Memnon, pasukan Troya kehilangan nyali dan akhirnya mundur ke dalam kota, dengan dikejar oleh Akhilles. Ketika Akhilles tiba di depan gerbang Skaia, Paris mengarahkan panahnya dan membidik Akhilles. Paris lalu melepaskan anak panahnya. Anak panah tersebut diarahkan oleh Apollo sehingga tepat mengenai tumit Akhilles, yang merupakan satu-satunya bagian tubuh Akhilles yang tidak kebal terhadap senjata. Akhirnya Akhilles pun meninggal dunia.

    Setelah itu terjadi baku hantam memperebutkan jenazah Akhilles. Dalam pertempuran tersebut, Aias membunuh Glaukos, pemimpin bangsa Likia. Aias lalu berusaha membawa jenazah Akhilles menuju kamp Yunani sementara Odisseus menghalau gerak maju pasukan Troya.

    Ada versi lainnya mengenai kematian Akhilles. Akhilles jatuh cinta pada Polixena, putri Priamos dan Hekabe. Akhilles diam-diam mendatangi rumah Polixena. Di sana dia dibunuh oleh Paris dan Deifobos, saudara Polixena. Versi yang kedua ini memang kurang heroik namun ini menjelaskan mengapa nantinya arwah Akhilles meminta pasukan Yunani untuk mengurbankan Polixena untuknya.

    Ketika pemakaman Akhilles dilaksanakan di kamp Yunani, Thetis datang beserta saudari-saudarinya, para Nereid, dan mereka berduka cita atas kematian putra Thetis. Kemudian dilakukan upacara pembakaran jenazah Akhilles, dan abunya disatukan dengan abu sahabat baiknya, Patroklos.

    Setelah pemakaman selesai, disepakati bahwa peralatan perang Akhilles akan diwariskan pada prajurit Yunani terhebat. Para pemimpin Yunani berdikusi dan akhirnya memilih Odisseus sebagai penerima peralatan perang Akhilles.

    Namun ternyata ada yang tidak puas dengan keputusan itu, yakni Aias. Aias merasa dirinya lebih pantas sebegai penerima warisan Akhilles. Aias pun memutuskan untuk membunuh Odisseus pada malam hari. Athena, pelindung Odisseus, mengetahui rencana Aias dan langsung menggagalkannya. Athena mengacaukan pikiran Aias sehingga Aias mengira dia membunuh pemimpin Yunani yang memberi pakaian perang Akhilles pada Odisseus, padahal Aias hanya membunuh sekawanan domba. Aias lalu membunuh seekor domba besar, yang dia pikir sebagai Odisseus.

    Ketika Aias kembali waras, dia langsung menyesali perbuatannya. Aias mengambil pedangnya dan bunuh diri.

    Agamemnon dan Menelaos tidak mau memakamkan Aias secara layak, dan lebih suka membiarkan jenazahnya dimakan burung hering dan anjing. Saudara tiri Aias, Teukros, menuduh mereka melanggar tradisi dan merendahkan martabat Aias. Teukros nyaris bertarung dengan Atrid (Agamemnon dan Menelaos) kalau saja tidak dihentikan oleh Odisseus. Odisseus sendiri lebih setuju jika jenazah Aias dimakamkan dengan layak karena menurutnya Aias adalah prajurit yang hebat dan gagah berani.

    Karena Odisseus sudah meminta begitu, Agamemnon dan Menelaos tak punya pilihan selain memakamkan Aias dengan layak. Odisseus memberitahu Teukros bahwa jika dia tahu Aias sangat menginginkan peralatan perang Akhilles, dia akan mengalah dan menyerahkannya pada Aias.

    Peralatan perang Akhilles nantinya akan diberikan pada Neoptelemos, putra Akhilles. Dalam versi lainnya, peralatan perang itu dikubur bersama jenazah Aias.
  • Kejatuhan Troya

    Mental pasukan Yunani semakin terpuruk setelah kematian dua prajurit terhebat mereka. Sementara kota Troya masih tak punya celah untuk ditembus.

    Kalkhas sang peramal memberitahu pasukan Yunani bahwa Troya tidak akan jatuh sebelum Neoptelemos, putra Akhilles, ikut serta dalam perang. Kalkhas juga bilang bahwa busur dan anak panah Herakles harus dibawa ke Troya.

    Odisseus dengan mudah berhasil membujuk Neoptelemos untuk datang ke Troya dan bergabung dengan pasukan Yunani. Neoptelemos sebelumnya tinggal bersama ibunya Deidameia di pulau Skiros. Sementara itu busur Herakles dipegang oleh salah seorang pemimpin Yunani bernama Filoktetes, yang ditinggalkan oleh pasukan Yunani di pulau Lemnos karena dia digigit ular berbisa. Dia memiliki busur Herakles karena dulunya dia atau ayahnya menyalakan api pembakaran pada jenazah Herakles, sehingga ketika Herakles telah menjadi dewa, Herakles memberikan busur itu padanya.

    Filoktetes masih marah pada pasukan Yunani. Ketika pasukan Yunani mendatanginya, dia berusaha membunuh Odisseus, Agamemnon, dan Menelaos, karena merekalah yang menginginkan dia ditinggalkan di pulau tersebut. Filoktets nyaris saja membunuh Odisseus, kalau saja dia tidak dihalangi oleh kemunculan Herakles. Herakles lalu membujuk Filoktetes untuk kembali bersama Odisseus ke Troya. Herakles menjanjikan bahwa Filoktetes pasti akan sembuh.

    Di Troya, Filoktetes disembuhkan oleh Makhaon, seorang tabib Yunani dan putra Asklepios.

    Filoktetes kemudian ikut berperang dengan menggunakan busur dan panah Herakles. Orang pertama yang dia lukai adalah Paris, dan luka tersebut amatlah parah karena panah Herakles telah diolesi darah beracun Hidra.

    Ketika sedang terluka, Paris teringat kata-kata istri pertamanya, Oinone. Oinone pernah bilang pada Paris bahwa jika suatu saat Paris terluka, Oinone akan menyembuhkannya. Paris pun mendatangi Oinone, namun apa daya, Oinone sudah terlanjur benci karena Paris lebih memilih Helene daripada dia. Oinone pun tak mau menyembuhkan Paris. Akhinya Paris harus kembali ke Troya dan mati di sana. Sementara itu Oinone malah menyesali penolakannya pada Paris. Oinone pun berangkat menuju Troya dengan membawa obat-obatan untuk Paris. Ketika tahu bahwa Paris sudah meninggal, Oinone sangat berduka dan kemudian bunuh diri.

    Sekutu terakhir yang datang membantu Troya adalah Euripilos, putra Telefos. Tindakan Euripilos bertentangan dengan keinginan ayahnya, karena Telefos telah berjanji pada pihak Yunani unuk tidak membantu Troya. Namun Euripilos malah datang dengan pasukan dari Misia. Euripilos berhasil menewaskan banyak sekali prajurit Yunani, termasuk Makhaon sang penyembuh. Euripilos sendiri pada akhinya dibunuh oleh Neoptelemos.

    Setelah kematian Paris, kedua saudaranya, Helenos dan Deifobos, saling memperebutkan Helene. Rakyat Troya akhirnya memilih Deifobos sebagai suami baru Helene.

    Kecewa, Helenos memilih untuk meninggalkan kota namun ditangkap oleh Odisseus. Helenos adalah putra Pria dan Hekabe, sekaligus seorang peramal. Pasukan Yunani berhasil mengorek informasi dari Helenos bahwa Troya tak akan jatuh selama Palladium, patung Athena, masih berada di dalam kota. Maka, malam itu Odisseus dan Diomedes menyelinap ke dalam kota dan mencuri Palladium.

    Pihak Yunani menyadari bahwa mereka bisa menaklukan Troya hanya jika mereka mampu memasukkan sejumlah prajurit ke dalam kota Troya. Adalah Odisseus yang memberi ide, dia mengusulkan untuk membuat sebuah kuda kayu raksasa, mengisinya dengan para prajurit terbaik Yunani, dan meninggalkannya di pantai. Pasukan tersebut akan dipimpin oleh Odisseus dan bersembunyi di dalam perut kuda raksasa itu. Setelah itu armada utama Yunani berpura-pura meninggalkan Troya padahal mereka bersembunyi di balik pulau terdekat.

    Seorang mata-mata Yunani bernama Sinon sengaja ditinggalkan di Troya dan bertugas meyakinkan pasukan Troya bahwa armada Yunani telah benar-benar pergi. Dia juga meyakinkan bahwa kuda raksasa tersebut harus dibawa ke dalam kota Troya. Peramal di Troya, Kassandara dan Lakoon, hendak memperingatkan rakyat Troya untuk tidak mendengarkan kata-kata Sinon, namun tiba-tiba muncul seekor monster laut kiriman Poseidon yang memakan Lakoon dan kedua putranya. Intervensi Poseidon membuat rakyat Troya semakin yakin bahwa mereka telah menang perang, jadi mereka pun memasukkan kuda kayu raksasa itu ke dalam kota.

    Rakyat Troya merayakan kemenangan mereka dengan meriah sebelum kemudian mereka pergi tidur. Setelah keadaan sepi, para prajurit Yunani yang bersembunyi dalam kuda kayu akhirnya keluar dari persembunyian mereka dan membuka gerbang Troya dari dalam kota. Dengan terbukanya gerbang kota, pasukan Yunani pun bisa masuk dan mengacak-acak kota.

    Pada malam itu, pertempuran besar berkecambuk di dalam kota Troya. Meskipun pasukan Troya melawan dengan gigih, namun terlalu banyak prajurit Troya yang gugur pada jam-jam pertama serangan Yunani.

    Hanya ada dua pemimpin Troya (Dardania) yang selamat. Yang pertama adalah Antenor beserta keluarganya. Dia dilindungi oleh Menelaos dan Odisseus, yang menggantung kulit panther di depan pintu rumah Antenor. Ini menjadi tanda bagi prajurit Yunani bahwa rumah Antenor tidak boleh diserang.

    Antenor dilindungi karena dia pernah membantu pihak Yunani. Sebelum perang Troya dimulai, Antenor menasihati Priamos untuk mengembalikan Helene pada Menelaos. Selain itu, Antenor juga melindungi utusan Yunani yang datang ke Troya, sedangkan para tetua Troya yang lain ingin membunuh mereka.

    Antenor memiliki seorang putra bernama Helikaon, yang ikut bertempur dan terluka. Odisseus mengenali Helikaon dan menyelamatkannya ke tempat yang aman. Dalam versi lainnya, putra Antenor yang diselamatkan oleh Odisseus adalah Glaukos. Helikaon sendiri merupakan suami Laodike, yang disebut-sebut sebagai putri Priamos dan Hekabe yang tercantik. Ketika pasukan Yunani berhasil memasuki Troya, cukup banyak yang ingin menangkap Laodike, namun tiba-tiba bumi membelah dan menelan Laodike.

    Permimpin Troya lainnya yang selamat adalah Aineias, putra Afrodit dan Akhises. Ada beberapa versi mengenai bagaimana Aineias bisa kabur dari Troya. Dalam satu kisah, setelah Lakoon sang peramal Troya meninggal, Aineias pergi dari Troya beserta beberapa pengikutnya menuju Gunung Ida. Dalam versi lainnya, Aineias (dan Andromakhe) sempat ditangkap oleh Neoptelemos sebelum kemudian dibebaskan di Farsalia. Ada juga versi bahwa pasukan Yunani membiarkan Aineias pergi karena mereka tergugah oleh kebaikan Aineias, yang ketika itu menggendong ayahnya keluar dari Troya. Selain itu, ada versi bahwa Aineias memang telah ditakdirkan untuk menjadi pemimpin rakyat Troya yang tersisa dan membangun peradaban di tempat baru. Menurut sumber-sumber Romawi, Aineias bermigrasi ke Italia dan menjadi leluhur dari Romulus, pendiri kota Roma.

    Menjelang pagi, Troya telah benar-benar luluh lantak. Neoptelemos membunuh Priamos di istananya (atau di kuil Zeus). Menelaos atau Odisseus (atau keduanya) membunuh Deifobos, suami baru Helene. Astianaks, putra Hektor, juga dibunuh. Dalam satu versi, Astianaks mati setelah dilemparkan dari atas dinding Troya. Dalam versi lainnnya, Astianaks dibunuh oleh Odisseus (atau mungkin Neoptelemos).

    Tiba-tiba datanglah arwah Akhilles, yang meminta supaya Polixena, putri termuda Priamos, dikorbankan. Polixena sendiri lebih memilih mati daripada menjadi budak, maka deengan sukarela dia membiarkan Neoptelemos memotong lehernya di atas makam Akhilles.

    Aithra, ibu Theseus, merupakan budak Helene sejak ditangkap oleh Dioskouri. Cucu Aithra, Demofon dan Akamas, membebaskannya dan membawanya kembali ke kapal Yunani.

    Kassandra, putri Priamos dan Hekabe, berusaha mencari keselamatan dengan cara berpegang pada patung Athena. Namun kemudian dia malah diperkosa oleh Aias Kecil (bedakan dari Aias Besar yang telah mati sebelum kuda Troya dibuat). Odisseus tahu tindakan ini akan membuat marah para dewa, maka dia pun menyarankan supaya Aias dihukum mati. Namun Aias menghindari hukuman dengan cara mendekatkan diri pada patung Athena yang baru saja dia nodai.

    Para perempuan Troya menjadi budak dan gundik untuk para pemimpin Yunani. Neptelemos memperbudak Andromakhe, janda Hektor. Sementara Kassandra diambil oleh Agamemnon, dan Hekabe menjadi budak Odisseus.



Bersambung....



-dipi-
 
re: Mitologi Yunani (Re-Posting & Completing Edition)

Lanjutan Perang Troya ....

  • Pasca Perang Troya

    Athena dan Poseidon adalah dewa yang memihak Yunani sepanjang Perang Troya. Namun kegagalan para pemimpin Yunani dalam menghukum tindakan Aias yang telah menodai altar Athena, membuat armada Yunani harus menderita kerugian dari kemarahan para dewa.

    Athena meminta Poseidon menghukum armada Yunani, dan Poseidon pun mengirim badai yang menghancurkan kapal-kapal Yunani. Kapal Aias hancur namun dia masih selamat. Aias lalu memanjat ke sebuah batu karang dan menyombongkan diri bahwa dia tak bisa dibunuh bahkan oleh dewa sekalipun. Poseidon murka dan menghujamkan trisulanya pada batu karang tempat Aias berpijak. Karang tersebut terbelah dan Aias pun tenggelam ke dasar laut. Selain Aias, banyak juga para pemimpin Yunani lainnya yang mati dalam perjalanan pulang mereka.

    Beberapa prajurit Lokris (anak buah Aias) berhasil selamat dan sampai di Lokris. Namun tiga tahun kemudian wabah penyakit melanda Lokris. Rakyat Lokris bertanya pada orakel dan diberitahu bahwa mereka diharuskan mmebawa sejumlah perawan Lokris ke Troya sebagai pendeta dan itu harus dilakukan selama seribu tahun. Undian dilakukan dan terpilihlah Piriboia dan Kleopatra sebagai gadis pertama yang dibawa ke Troya. Di sana, mereka bertugas menjaga kuil, hidup dalam kemiskinan, hanya mengenakan jubah, tidak mengenakan alas kaki, dan harus mencukur rambut mereka. Jika mereka mencoba kabur, mereka akan dibunuh. Mereka bertugas sampai mati. Setelah mati, gadis baru akan dikirimkan dari Lokris. Begitu seterusnya sampai waktu seribu tahun selesai.

    Beberapa pemimpin Yunani berhasil menghindari badai dan kembali ke Yunani dengan selamat, sementara beberapa yang lainnya diusir dari rumah mereka atau pindah ke tempat lain seusai perang, dan mendirikan kota-kota baru di berbagai tempat di Asia Minor (Turki modern).

    Kapal-kapal yang selamat dari badai masih harus menghadapi bahaya lainnya. Nauplios, ayah Palamedes, ingin membalaskan kematian putranya, yang dihukum mati oleh para pemimpin Yunani.

    Ketika armada Yunani yang tersisa mendekati pulau Euboia pada malam hari, Nauplios membakar daging babi di Gunung Kaferios. Pasukan Yunani berpikir bahwa ada pelabuhan yang aman di pulau tersebur. Ketika mereka hendak berlabuh ternyata kapal-kapal mereka malah menabrak batu-batu karang dan hancur. Banyak prajurit Yunani yang terbunuh, sebagian karena tenggelam, sebagian lainnya karena menghantam karang. Maka Nauplios pun dikenal sebagai Sang Penghancur Kapal.

    Amarah Nauplios tidak berhenti sampai di situ. Ketika suami-suami mereka sedang berperang, Nauplios berhasil mengajak beberapa istri dari para pemimpin Yunani untuk berselingkuh dengan pria lain. Para pemimpin Yunani yang dikhianati antara lain Agamemnon, Idomenios, dan Diomedes. Para pemimpin Yunani ini berhasil sampai di rumah dengan selamat, namun kemudian mereka mengetahui bahwa istri-istri mereka telah bercinta dengan orang lain.

    Setelah sampai di Argos, Diomedes mengetahui bahwa Kometes, putra dari temannya, Sthenelos, telah memiliki hubungan asmara dengan istrinya Aigialeia, putra Adrastos. Diomedes lalu diusir oleh Kometes ke luar wilayah Argos. Diomedes berpindah ke Italia selatan, menetap di Apulia dan mendirikan kota Argiria, yang kelak disebut Arpi.

    Idomenios adalah raja Kreta dan salah satu pemimpin tertua di pasukan Yunani. Istrinya bernama Meda, yang kemudian berselingkuh dengan Leukos. Akibat dari berhubungan dengan Meda, Leukos berhasil menguasai sepuluh kota di Kreta. Setelah itu Leukos membunuh Meda dan putrinya Kleisthira, lalu Leukos mengusir Idomenios keluar dari Kreta. Seperti Diomedes, Idomenios juga pindah ke Italia dan menetap di Dataran Tinggi Sallentine.

    Filoktetes, pemilik panah Herakles, juga pindah ke Italia. Pertama, dia pergi ke Campania, lalu bergerak ke selatan dan terlibat dalam perang menghadapai bangsa Lucania. Filoktetes pada akhirnya bermukim di dekat Croton, di sana dia mendirikan kota Crimissa.

    Kalkhas sang peramal mengikuti para pemimpin bangsa Lapith, Polipoites dan Liontios, yang bermigrasi ke Kolofon di Asia Minor. Di sana mereka menemukan jasad Teiresias sang peramal buta dari Thessali, yang meninggal setelah Perang Epigoni. Untuk selanjutnya, mereka menetap di Kolofon.

    Beberapa waktu kemudian, Kalkhas bertemu peramal lain bernama Mopsos, keturunan Teiresias. Kalkhas menantangnya beradu kemampuan meramal. Kalkhas bertanya pada Mopsos berapa daun yang ada di pohon ara, dan Mopsos menjawab dengan benar. Giliran Mopsos yang bertanya, dan Mopsos menanyakan berapa anak babi yang akan dilahirkan oleh seekor induk babi yang sedang hamil. Kalkhas menjawab delapan, namun ditolak oleh Mopsos yang berkata bahwa babi tersebut akan melahirkan sembilan anak babi jantan pada esok pagi. Keeseokan harinya, terbukti bahwa ramalan Mopsos akurat. Kalkhas pun mati akibat rasa frustasinya karena telah kalah. Kalkhas dikuburkan di Notion.

    Sebelum meninggalkan Troya, para pemimpin Yunani melakukan pembagian budak. Hekabe, mantan ratu Troya, menjadi budak Odisseus.

    ====

    Dulu, sebelum Perang Troya dimulai, Priamosdan Hekabe menitipkan salah satu putra mereka, Polidoros, di Thrakia, yang ketika itu dipimin oleh raja Polimestor. Dengan melakukannya, mereka berharap setidaknya ada putra mereka yang bakal tetap bertahan hidup setelah perang.

    Dalam perjalanan pulang, Odisseus berhenti sebentar di Thrakia, dan Hekabe mengetahui bahwa raja Polimestor telah membunuh Polidoros demi uang. Hekabe marah dan membunuh Polimestor. Tindakan ini membuat para dewa murka sehingga Hekabe diubah menjadi seekor anjing.

    Dalam versi lainnya, pasukan Yunani membebaskan Hekabe untuk diurus oleh Helenos. Hekabe dan Helenos lalu pergi ke Chersonese, dan entah bagaimana pada akhirnya Hekabe diubah menajdi seekor anjing. Selain itu, ada juga versi bahwa Apollo memindahkan Hekabe ke Likia.

    ====

    Menelaos marah pada para dewa karena menjadikan perangnya sangat lama. Menelaos pun tidak memberikan kurban sebelum meninggalkan Troya. Akibatnya Menelaos dan Helene harus terdampar selama tujuh tahun di Mesir. Di kemudian hari, setelah Menelaos dan Helene berhasil tiba di Sparta, Telemakhos, putra Odisseus, bertemu Menelaos dan Helene di Sparta. Telemakhos berusaha mencari tahu keberadaan ayahnya.

    Saudara Menelaos, Agamemnon memperoleh Kassandra, putri Hekabe, sebagai budaknya. Agaemnon memberikan kurban pada para dewa sebelum pergi dari Troya, sehingga kapal-kapalnya tidak hancur diterjang badai. Setelah sampai di Mikenai, Agamemnon dan Kassandra mati dibunuh oleh Klitaimnestra, istri Agamemnon, dan selingkuhannya, Aigisthos.

    Orestes, putra Agamemnon, membalaskan kematian ayahnya dengan cara membunuh Aigisthos dan ibunya sendiri Klitaimnestra. Karenanya, para Erinya (dewi angkara murka) mengejar-ngejarnya dan memberinya kegilaan. Setelah dibebaskan dari para Erinya, Orestes menjadi raja Mikenai dan Argos.

    ====

    Andromakhe, janda Hektor, serta Helenos sang peramal menjadi budak Neoptelemos.

    Helenos menasihati Neoptelemos untuk melakukan perjalanan lewat darat. Dalam versi lainnya, Neoptelemos memperoleh nasihat ini dari ibunya, Thetis.

    Neoptelemos memperlakukan Andromakhe dan Helenos dengan ckup baik.

    Ketika melewati Thrakia, Neoptelemos berperang dengan raja Harpalikos. Neoptelemos melukai sang raja, namun putri Harpalikos, Harpalike, adalah seorang petarung yang tangguh dan berhasil memukul mundur Neoptelemos.

    Neoptolemos pergi ke Phthia, di sana Peleus, kakeknya, masih berkuasa. Helenos lalu menasihatinya untuk pergi ke barat laut Yunani. Di sana, Neoptelemos menjadi raja Epiros. Suatu hari Neoptelemos pergi ke Sparta untuk menikahi Hermione, putri Menelaos dan Helene, dan dia memerdekaan Helenos dan Andromakhe.

    Akan tetapi, Orestes, putra Agamemnon dan Klitaimnestra, juga ingin mendapatkan Hermione. Orestes berhasil membujuk Hermione untuk menyingkirkan Neoptelemos. Orestes membunuh Neoptelemos lalu menikahi Hermione dan kemudian memerintah Sparta setelah kematian Menelaos.

    Peleus kini telah kehilangan putra dan cucunya. Untungnya Peleus berhasil menyelamatkan cicitnya, Molossos dan Pergamos. Setelah dewasa, Molossos menjadi raja di Epiros bagian utara. Sementara Pergamos pindah ke Misisa bersama pengikutnya. Pergamos menaklukan dan kemudian menetap di kota Teuthrania, yang dia ganti namanya menjadi Pergamon.

    ====

    Sebagai salah satu pahlawan favorit Athena, Odisseus tetap saja harus menerima kemarahan para dewa. Odisseus tinggal di Troya agak lama untuk lebih dulu memberi kurban pada para dewa sebelum berlayar pulang dengan dua belas kapalnya. Awalnya cuaca cukup bagus untuk perjalanan Odisseus, tetapi dia telah ditakdirkan memerlukan waktu sepuluh tahun untuk mencapai kediamannya di Ithaka.

    Odisseus berlayar dengan cuaca yang cukup mendukung. Namun di tengah perjalananya, Odisseus membutakan mata Polifemos, seorang Kiklops putra Poseidon. Sang dewa laut marah dan membuat perjalanan pulang Odisseus menjadi sepuluh tahun. Odisseus banyak melakukan tindakan kepahlawanan dalam perjalannya namun dia juga kehilangan banyak kapal dan anak buahnya.

    Di Ithaka, sebelum dia bisa bersama kembali dengan istrinya yang tercinta Penelope dan putranya Telemakhos, Odisseus harus terlebih dahulu mengalahkan dan membunuh para pria yang ingin menikahi Penelope.



-dipi-
 
AWAL DUNIA

Penciptaan Dunia

Pada awalnya, yang ada hanyalah Khaos, yaitu suatu sosok yang tidak berbentuk dan misterius. Dari Khaos ini muncullah Erebos, kegelapan tempat berdiamnya kematian, dan Nix, sang dewi malam yang misterius. Selain mereka bertiga, yang ada hanyalah kesunyian, kekosongan, ketidakterbatasan. Lalu terlahir Eros (cinta), Gaia (bumi), dan Tartaros. Adalah cinta yang memungkinkan terjadinya hubungan untuk menghasilkan anak.

Erebos berhubungan dengan Nix, yang kemudian melahirkan Aither (atmosfer), dan Hemera (hari). Itu adalah hubungan seksual yang pertama di dunia. Nix juga secara partenogenesis (tanpa hubungan seksual) melahirkan Moros (murka), Moirai (takdir), Hipnos (tidur), Thantanos (maut), Oneiroi (mimpi), dan Nemesis (pembalasan). Nix menyuruh semua anak-anaknya untuk keluar dari kegelapan.

Sementara itu Gaia secara partenogenesis melahirkan Uranus (langit), Urea (pegunungan), dan Pontos (laut). Uranus menikahi ibunya dan menjadi pengusa dunia. Uranus menutupi seluruh tubuh Gaia dan Bersama-sama mereka melakukan hubungan seksual untuk kemudian melahirkan tiga Kiklops, tiga Hekatonkhire, dan dua belas Titan. Gaia juga melakukan hubungan dengan Pontos dan melahirkan dewa laut (Nereus, Forkis, dan Thaumas), dewi laut Euribia, dan monster laut Keto. Dari Tartaros, gaia memiliki anak bertama Typhon, yang merupakan ayah dari segala monster.

Para Kiklops (Arges, Brontes, dan Steropes) adalah raksasa bermata satu sedangkan para Hekatonkhire (Briareus, Kottos, dan Giges) adalah raksasa bertangan seratus dan berkepala lima puluh. Ukuran mereka sangat besar dan mereka sangat kuat. Karena penampilan mereka yang mengerikan, Uranus membenci mereka dan menyuruh mereka kembali ke Tartaros, rahim ibu mereka. Uranus tidak sadar bahwa perbuatannya ini akan memicu peperangan antar dewa selama berabad-abad berikutnya.


Pemberontakan Titan

Pengurungan para Kiklops dan Hekatonkhire di Tartaros menyebabkan Gaia kesakitan sampai akhirnya dia memanggil anak-anaknya yang lain, para Titan. Para Titan berjumlah dua belas, enam laki-laki dan perempuan. Mereka berukuran lebih kecil dan lebih indah sehingga tidak dibenci oleh ayah mereka, Uranus. Gaia mengajak para Titan untuk melakukan pemberontakan pada Uranus. Tetapi semua Titan terlalu takut untuk memberontak, semuanya kecuali satu Titan, dialah Titan termuda sekaligus yang paling ambisius: Kronos. Maka Kronos dan Gaia pun menyusun rencana.

Pada suatu malam, Gaia bersetubuh dengan Uranus. Sementara Kronos, berbekal sabit pemberian Gaia, diam-diam mendekati ayahnya. Kronos lalu menyerang Uranus, memotong alat kelamin Uranus dengan sabit yang dibawanya, dan melemparnya ke laut. Uranus menjerit kesakitan dan menghilang dari dunia (mati). Sebelum dia menghilang, Uranus mengutuk Kronos bahwa dia juga suatu saat akan dikalahkan oleh anaknya.

Dari darah Uranus yang berceceran terlahirlah para raksasa, para nimfa pohon abu, dan para Erinyes. Sementara itu alat kelamin Uranus terjatuh ke lautan dekat pulau Kithera dan menghasilkan buih laut, dari buih itu munculah Afrodit, dewi kecantikan.

Setelah kepergian Uranus, para Titan mengambil alih kekuasaan atas dunia dengan Kronos sebagai pemimpin.


Pembalasan Zeus

Kronos menjadi penguasa dunia dan menikahi saudarinya, Rea. Sementara Okeanos menjadi penguasa lautan dan Hiperion sebagai dewa matahari. Pada masa pemerintahan Kronos, manusia mengalami Zaman Emas, sebuah masa yang paling membahagiakan bagi manusia karena tidak ada penderitaan di dunia. Tetapi Kronos tidak membebaskan para Kiklops dan Hekatonkhire yang oleh ayahnya dikurung di Tartaros padahal mereka adalah alasan baginya untuk mengambil alih kekuasaan dari ayahnya, dia malah menyuruh monster Kampe untuk menjaga mereka agar tidak kabur. Hal ini membuat Gaia marah dan menyatakan bahwa Kronos suatu saat akan dikalahkan oleh anaknya. Ramalan ini ikut memperkuat kutukan Uranus.

Kronos memerintah selama berabad-abad dan memiliki beberapa anak. Tetapi Kronos takut suatu saat kutukan Uranus dan ramalan Gaia akan menjadi kenyataan sehingga dia langsung menelan semua bayi yang dilahirkan oleh Rea. Rea, yang marah karena semua anak-anaknya harus ditelan oleh suaminya, akhirnya berusaha melakukan perlawanan. Ketika akan melahirkan anaknya yang keenam, Rea pergi ke sebuah gua di Kreta dan melahirkan di sana. Rea lalu membungkus sebongkah batu dengan kain dan memberikannya pada Kronos. Kronos yang tidak menyadari tipuan Rea akhirnya menelan batu itu sementara bayi yang diberi nama Zeus itu diasuh oleh para nimfa di Kreta.

Bayi Zeus tumbuh dengan meminum susu Amaltheia, seekor kambing. Di kemudian hari, Zeus membalas kebaikan Amaltheia dengan menempatkannya di angkasa sebagai rasi bintang Capricorn. Selain itu ada juga para Kuretes, mereka adalah sekumpulan prajurit penari yang ikut membantu menyembunyikan Zeus dari Kronos. Ketika Zeus sedang menangis, para Kuretes langsung membuat keributan dengan cara bernyanyi, menari, dan memukulkan tombak pada perisai mereka supaya Kronos tidak mendengar tangisan Zeus.

Setelah dewasa, Zeus menikahi Metis, Titan kebijaksanaan dan kepandaian. Zeus juga berusaha mencari cara untuk membalas perbuatan ayahnya. Dia berkonsultasi pada Metis. Metis membuat suatu minuman ajaib yang telah diisi dengan ramuan dari Gaia dan menyuruh Zeus memberikannya pada Kronos. Sementara itu, Rea meyakinkan Kronos untuk menerima kembali Zeus sebagai pembawa minum bagi Kronos. Kronos setuju dan Zeus pun akhirnya memperoleh kesempatannya. Zeus memberikan minuman buatan Metis pada Kronos. Kronos meminumnya dan seketika itu juga Kronos memuntahkan semua anak-anak yang telah ditelannya. Kronos memuntahkan Poseidon, Hades, Hera, Demeter, dan yang terakhir Hestia. Mereka adalah dewa sehingga tetap hidup walau sudah ditelan.

Zeus, bersama saudara-saudaranya, kemudian menyatakan perang pada Kronos dan para Titan, sebuah perang yang disebut Titanomakhia dan akan berlangsung selama sepuluh tahun.


Dewa Olimpus vs Titan

Dalam perang Titanomakhia, Zeus beserta saudara-saudaranya (Poseidon, Hades, Hera, Demeter, dan Hestia) melawan para Titan. Para Titan yang berperang adalah Kronos, Hiperion, Koios, Krios, Iapetos, dan Atlas serta beberapa anak-anak mereka. Sementara Okeanos dan para Titan perempuan (Mnemosine, Tethis, Theia, Foibe, Rea, dan Themis) memilih tidak memihak. Para Titan bermarkas di Gunung Othris dengan dipimpin oleh Atlas dan para dewa berjuang dari Gunung Olimpus dengan dipimpin oleh Zeus.

Setelah beberapa pertempuran, para Titan ternyata sangat kuat dan nampaknya para dewa Olimpus akan kalah. Zeus menjadi sadar bahwa dengan kekuatan sekarang dia tidak mungkin bisa mengalahkan para Titan. maka dia pun pergi meminta nasehat dari Gaia, yang menyuruhnya untuk meminta bantuan pada para Kiklops dan Hekatonkhire yang sedang terkurung di Tartaros. Zeus pun pergi ke Tartaros dan membunuh monster Kampe. Zeus lalu membebaskan para Kiklops dan Hekatonkhire. kini Zeus mendapat sekutu baru. Zeus bahkan mendapat tambahan bantuan setelah Prometehus dan Epimetehus ikut berpihak padanya. Para dewa Olimpus pun siap bertempur kembali dengan kekuatan baru.

Para Kiklops ternyata merupakan pembuat senjata yang hebat. Mereka membuat petir untuk Zeus, trisula untuk Poseidon, dan helm kegelapan untuk Hades. Senjata-senjata itu sangat membantu para dewa Olimpus dalam mengalahkan para Titan dalam pertempuran-pertempuran berikutnya. Pada malam sebelum bertempur, Hades memakai helmnya sehingga dia menjadi tak terlihat. Dia lalu menyelinap ke perkemahan para Titan. Hades yang tak terlihat kemudian menghancurkan senjata-senjata para Titan sehingga ketika besoknya bertempur, para dewa Olimpus bisa memukul mundur para Titan.

Dalam pertempuran lain, Hades, yang memakai helmnya, menyelinap di belakang Kronos dan mengunci badan Kronos. Poseidon ikut menahan Kronos dengan trisulanya sehingga Kronos tak bisa bergerak. Setelah itu Zeus menghujamkan petirnya pada tubuh Kronos.

Perang Titanomakhia berlangsung selama sepuluh tahun sampai akhirnya Zeus memutuskan untuk mengakhiri perang ini.

Dalam suatu pertempuran, para dewa Olimpus mundur setelah didesak oleh Para Titan. Tak disangka oleh Para Titan, ternyata itu hanyalah perangkap untuk menjebak mereka. Setelah para dewa Olimpus mundur dan para Titan masuk dalam perangkap mereka, muncullah tiga Hekatonkhire yang sangat besar dengan masing-masing memiliki seratus tangan dan lima puluh kepala. Ketiga Hekatonkhire ini lalu mengambil bongkahan-bongkahan batu besar dan melemparkannya pada para Titan. Dalam sekali lempar, para Hekatonkhire mampu melemparkan tiga ratus batu sekaligus, maka para Titan pun terjebak dalam hujan batu. Selain itu, Zeus ikut menambah penderitaan para Titan dengan menghujamkan petirnya pada mereka. Berada dalam keadaan seperti itu, para Titan panik dan tercerai berai. Mereka pun mengaku kalah dan dengan demikian para dewa Olimpus memenangkan Titanomakhia.

Para Titan yang kalah dihukum oleh Zeus dengan dikurung di Tartaros. Semua Titan yang kalah dikurung kecuali Atlas yang diberi hukuman khusus oleh Zeus: Atlas mesti memikul langit di pundaknya. Zeus menugaskan para Hekatonkhire untuk menjaga para Titan di Tartaros sementara para Kiklops bekerja di bengkel Hefaistos dan bersama-sama mereka menciptakan berbagai alat luar biasa.

Zeus, Poseidon, dan Hades melakukan undian untuk menentukan tempat kekuasaan. Hasilnya adalah Zeus berkuasa atas langit, Poseidon menguasai lautan, dan Hades memperoleh dunia bawah, sedangkan bumi diatur oleh semua dewa.


Tifon yang Mengerikan

Keputusan Zeus untuk memenjarakan para Titan di Tartaros ternyata membuat Gaia marah. Gaia pun bersetubuh dengan saudaranya Tartaros dan melahirkan anaknya yang terakhir, sesosok makhluk yang luar biasa berbahaya dan menakutkan, dialah Naga Tifon.

Tifon adalah monster naga raksasa, ukurannya sangat besar dan tingginya melebihi gunung tertinggi bahkan kepalanya mencapai bintang-bintang. Tifon berwujud setengah pria dan setengah monster. Di bawah lengannya terdapat seratus kepala naga yang siap memangsa apa saja sedangkan di bawah pahanya ular-ular beracun bergulung-gulung. Bukan hanya itu, makhluk ini pun bisa menyemburkan api. Sungguh, dia adalah salah satu monster paling mematikan yang pernah menghuni bumi.

Hubungan Gaia dan Tartaros juga melahirkan Ekhidna, monster naga perempuan yang menjadi istri Tifon. Bersama-sama, Tifon dan Ekhidna melakukan hubungan yang kemudian melahirkan berbagai monster mengerikan lainnya, di antaranya adalah Kerberos, Khimera, Orthros, Hidra, Singa nemea, Sphinx, Elang Kaukasia, Babi Kromios, dan burung hering.

Tifon yang mengemban misi dari ibunya kemudian menyerang kediaman para dewa Olimpus. Saking kuatnya Tifon, para dewa hanya mampu melarikan diri agar bisa selamat dan tak mampu melawan. Mereka berubah wujud menjadi hewan dan kabur ke Mesir. Apollo menjadi gagak, Artemis menjadi kucing, Dionisos menjadi kambing, Hera menjadi sapi, Hermes menjadi burung ibis, Afrodit dan anaknya Cupid menjadi sepasang ikan (kelak diabadikan sebagai rasi bintang Pisces).

Tetapi di antara para dewa ternyata masih ada yang berani berdiri tegak menghadang sang monster. Adalah Zeus, sang pemimpin, yang berusaha mempertahankan kekuasaan yang telah direbut dengan susah payah dari para Titan. Zeus menghunus petirnya dan Tifon pun menerjang Zeus. Ketika Tifon semakin mendekat, Zeus tidak menyerang dengan petir tetapi dengan sabit batu peninggalan Kronos (batu yang digunakan oleh Kronos untuk memotong alat kelamin Uranus). Terluka oleh senjata legendaris tersebut, Tifon pun mundur dan terbang ke Suriah.

Tifon terluka parah dan Zeus merasa di atas angin dan terlalu percaya diri. Hal itu merupakan bumerang bagi Zeus sehingga pada pertarungan berikutnya Tifon mampu membelit Zeus dengan menggunakan ular-ularnya. Tifon tidak berhenti sampai di situ. Dengan sabit batu peninggalan Kronos yang diambilnya dari Zeus, Tifon memotong urat di tangan dan kaki Zeus, maka Zeus pun tak bisa lagi menggunakan petirnya dan semakin tidak berdaya. Tifon lalu mengurung Zeus di sebuah gua di Cilicia dengan dijaga oleh naga Delfin.

Untuk sesaat tak ada lagi harapan bagi para dewa. Tetapi ternyata masih ada dewa yang berjuang. Hermes mengambil urat Zeus yang dipotong Tifon dan mendatangi gua tempat Zeus dikurung. Hermes mengendap-endap memasuki gua itu karena jika Delfin sampai tahu maka akan sangat berbahaya baginya. Delfin terlalu kuat untuk dihadapi oleh seorang dewa muda seperti Hermes. Zeus yang dikurung dan tak berdaya terkejut ketika didatangi Hermes tetapi setelah tahu bahwa Hermes membawa uratnya, keberaniannya timbul lagi. Hermes pun memasang lagi urat itu pada Zeus. Zeus yang bisa menggunakan petirnya lagi langsung pergi menghadapi Tifon, kali ini dia bertekad untuk benar-benar mengalahkan sang monster.

Zeus mengejar Tifon sampai ke Sisilia dan di sana mereka bertarung lagi. Tifon mengangkat gunung Etna dan hendak menjatuhkannya ke badan Zeus. Zeus dengan cepat menghujamkan petirnya dengan kekuatan penuh ke tubuh Tifon. Sang monster merasa kesakitan dan melepaskan gunung yang yang dipegangnya. Gunung tersebut jatuh dan menimpa tubuh Tifon sendiri. Tifon pun terjebak selamanya di sana. Walaupun begitu, Tifon tetap hidup dan terkadang memberontak ingin keluar. gerakan-gerakan Tifon menyebabkan gempa bumi di daerah itu sedangkan semburan apinya menyebabkan letusan gunung Etna.

Zeus berhasil menyingkirkan salah satu ancaman terbesar bagi kekuasaan para dewa tetapi pertempuran masih belum selesai. Gaia semakin marah karena Zeus mengalahkan anaknya. Gaia pun bersiap mengirimkan lagi gelombang serangan ke Gunung Olimpus.


Dewa Olimpus vs Raksasa

Gaia, yang marah karena anak-anaknya (Titan) dikurung di Tartaros, menyuruh para Raksasa untuk bangkit melawan para dewa Olimpus dan mengakhiri pemerintahan mereka. Para Raksasa, dipimpin oleh Alkioneus dan Porfiion, berperang melawan para dewa dalam suatu perang yang disebut Gigantomakhia. Para Raksasa menyerang para dewa dengan melemparkan batu-batu besar. Beberapa Raksasa memiliki kaki berupa ular.

Dalam menghadapi para Raksasa, para dewa meminta bantuan Herakles setelah mendengar ramalan yang mengatakan bahwa para Raksasa hanya bisa dikalahkan dengan bantuan sang pahlawan.

Herakles bertarung dengan Alkioneus sang pemimpin Raksasa. Herakles terus menyerang Alkioneus tetapi Alkioneus tetap tak mati. Ternyata Alkioneus adalah Raksasa yang abadi selama dia berada di tempat kelahirannya, Flegra. Maka Herakles membawanya ke luar dari tempat tinggalnya dan membunuhnya.

Sementara pemimpin Raksasa yang satu lagi, Porfirion, mendatangi Hera, istri Zeus. Porfirion merobek pakaian Hera dan mencoba memperkosanya. Hera berteriak meminta pertolongan. Zeus datang dan menyerang Porfirion dengan petirnya, setelah itu Herakles memanah Porfirion sampai mati.

Poseidon sang dewa laut bertarung dengan Raksasa Polibotes. Poseidon mengejar Polibotes di sepanjang lautan sampai pulau Kos. Poseidon kemudian merobek sebagian pulau Kos dan melemparkannya pada Polibotes. Polibotes akhirnya kalah setelah tertindih pulau tersebut. Sementara Athena sang dewi perang dan kebijaksanaan bertarung dengan Raksasa Enkelados. Dalam pertarungan itu Athena berhsil unggul setelah dia menusuk Enkelados dengan tombaknya. Athena juga membunuh Raksasa Pallas dan menggunakan kulitnya untuk membuat sebuah perisai yang sangat kuat.

Raksasa Aloadai (Otos dan Efialtes) adalah putra Poseidon. Mereka sangat kuat sampai-sampai tak ada dewa yang bisa melukai mereka. Suatu malam, ketika mereka sedang tidur, Gaia membisikkan sesuatu pada mereka. Gaia memberitahu mereka bahwa merekalah yang seharusnya berkuasa di Olimpus. Sejak itu, Mereka berusaha menyerang Olimpus dengan cara menumpuk-numpuk gunung sampai setinggi Gunung Olimpus, lalu menyuruh para dewa untuk menyerah. Mereka juga meminta Artemis dan Hera menjadi istri mereka. Para dewa melawan tapi tak dapat mengalahkan mereka. Para Aoladai bahkan mampu menangkap Ares dan mengurungnya dalam kendi selama tiga belas bulan. Artemis lalu berubah wujud menjadi seekor rusa dan berlari di antara para Aoladai. Mereka saling melempar tombak yang kemudian mengenai badan masing-masing dan akhirnya saling membunuh.

Hermes yang mengenakan helm kegelapan berhasil membunuh Raksasa Hippolitos, Artemis memanah Raksasa Gration sampai mati. Raksasa Euritos dibunuh oleh Dionisos dengan tongkatnya, sedangkan Raksasa Agrios dan Thoon dibunuh oleh para Moirai dengan tongkat perunggu. Hefaistos membunuh Raksasa Mimas dengan lelehan besi sementara Raksasa Klitios diserang dengan obor api oleh dewi Hekate.

Setelah semua Raksasa berhasil dikalahkan, Herakles memanah semua Raksasa dengan panahnya. Para dewa lalu mengurung tubuh semua Raksasa di bawah bumi. Gempa bumi serta letusan gunung berapi terjadi akibat tubuh-tubuh mereka yang terus memberontak.



-dipi-
maaf angkat thread lama

tiba2 jadi kepikiran, titan yang ukurannya raksasa, yang sudah ada jauh sebelum manusia, jangan2 sebenarnya adalah dinosaurus, hanya sedikit salah mengerti orang2 jaman itu

atau hewan2 besar 10.000 sebelum masehi seperti Mammoth

kLghOxV.jpg
 
padahal nurutku indonesia(p.jawa) tu t4 awal nkehidupan.
banyak fosil2 ditemukan disini.
memang kok. p.jawa tu atlantis dulu yg ilang. realita nih.. bukan mitos!
masih belum percaya?

- n1 -
makanya aku idup disini.. perasaan berjuta th yg lalu aku juga sudah bermain disini.
cxixixixi. katanya manusia boleh bebas berkhayal!
 
Back
Top