Kartolo (Tokoh Ludruk Jawa Timur)

nizhami

New member
Kartolo+Cs+kartolo.jpg

Kartolo (lahir di Pasuruan, Jawa Timur, 2 Juli 1947; umur 62 tahun) adalah pelawak dan pemain ludruk. Kartolo sudah aktif dalam dunia seni ludruk semenjak era tahun 1960-an. Ia mendirikan grup ludruk Kartolo CS. Ia meniti karier di beberapa grup Ludruk. Ia pernah bergabung dengan ludruk Dwikora milik Zeni Tempur V Lawang, Malang, dan ludruk Marinir Gajah Mada Surabaya. Selanjutnya ia mendirikan grup ludruk Kartolo CS. Sebelum membentuk lawak ludruk, Kartolo bergabung dengan ludrukRRI Surabaya, bersama seniman ternama lainnya seperti Markuat, Kancil, dan Munali Fatah.

Kartolo CS terdiri dari Kartolo, Basman, Sapari, Sokran, Blonthang, Tini (istri Kartolo), tergabung dalam kesenian karawitan Sawunggaling Surabaya. Masing-masing pemain punya karakter yang unik dan khas, dan punya semacam 'tata-bahasa' sendiri. Misalnya Kartolo yang menjadi paling cerdas, sehingga sering diceritakan 'ngakali' pemain lain, Basman yang punya suara besar dan omongan nyerocos, dan Sapari yang sering nakal tapi malah jadi korban.

Derap langkah Kartolo melestarikan ludruk diawali dengan melakukan kolaborasi dengan Karawitan Sawunggaling Surabaya pimpinan Nelwan’S Wongsokadi. Mereka masuk dapur rekaman untuk merekam kidungan parikan diselingi guyonan pada era 1980-an.

Dalam kurun waktu itu 95 volume berhasil direkam dan dilempar ke pasar. Di luar dugaan, sambutan masyarakat Jatim luar biasa. Album-album barunya senantiasa ditunggu penggemarnya.

Namun formasi emas ini tidak bertahan sampai sekarang. Yang tersisa adalah Kartolo, Tini dan Sapari. Basman, Sokran dan Blonthang sudah meninggal dunia. Sampai sekarang Kartolo dan Sapari masih sering tampil di JTV (TV-nya Jawapos) di Surabaya. Meskipun sekarang jarang masuk dapur rekaman, Kartolo dan kawan-kawan masih sering mendapat panggilan naik pentas. Dalam satu bulan rata-rata lima kali naik pentas. “Ketika kondisi perekonomian normal, kami pentas bisa lebih sepuluh kali dalam satu bulan,” katanya.

Dalam pentas-pentas resmi, lawak ludruk ala Kartolo itu sering pentas bersama kesenian campursari, dangdut, bahkan menjadi bintang tamu pertunjukan wayang kulit.

Ia tak pernah melantunkan syair kidungan yang telah dikasetkan, agar penonton tidak bosan mendengarkan lawakannya. Ia pun selalu mencatat isi lawakan yang pernah ia sampaikan di pentas. Cara itu ia pilih untuk terus menggali isi lawakan baru.

Lingkup pentas pelaku seni ini pun tidak hanya terbatas di 38 kabupaten dan kota di Jatim. Ia juga menerima undangan naik pentas di Jakarta, Bontang, Batam, serta beberapa kota di Nusa Tenggara Barat.
Di Pasuruan itulah, Kartolo mulai mengenal seni. Tepatnya ketika duduk di kelas enam sekolah rakyat. Di sekitar lingkungan tempat tinggalnya, banyak pemain karawitan. Dia pun mulai belajar memainkan alat-alat musik karawitan. "Alat musik yang pertama kali saya pelajari itu gambang," ujarnya.

Dari belajar karawitan, Kartolo mulai mengiringi ludruk dan tayuban. Sebenarnya, darah seni sama sekali tidak mengalir di dalam darahnya. ''Ayah saya kerja di pabrik tenun, ibu saya petani,'' terang dia.

Bermula dari karawitan, Kartolo lantas mulai belajar menguasai kesenian yang lain. Termasuk ludruk. Pada 1960, untuk kali pertama dia manggung bersama kelompoknya. Respons yang didapat memuaskan. Namun, lima tahun kemudian, saat meletus G-30-S/PKI, Kartolo berhenti. "Dulu kan sempat dilarang," tuturnya.

Pada 1967, Kartolo kembali aktif ngludruk dengan bergabung bersama kelompok Sipur Lima Ludruk Dwikora. Pada 1969, dia pindah ke Ludruk Gajah Mada. Begitu seterusnya. Dengan pertimbangan ekonomi, dia berpindah-pindah, mencari grup yang punya jam manggung tinggi.

Hingga pada 1971, Kartolo bergabung dengan Ludruk RRI. Dia berada di sana hanya tiga tahun. Ketika memutuskan untuk menikah dengan temannya, Kastini, pada 1974, Kartolo memilih keluar dari grup tersebut dan menjadi seniman "freelance".

Perkenalan Kartolo dengan Kastini sendiri terjadi sekitar 1972. Mereka merupakan sesama pemain ludruk. Sering dipasangkan sebagai suami istri, lama-lama tumbuh benih cinta sebenarnya. Setelah pacaran setahun, mereka memutuskan untuk menikah.

Pada 1976-1980, Kartolo kembali bergabung dengan sebuah grup ludruk bernama Persada Malang. Guyonannya yang khas membuat namanya kian melejit. Sampai akhirnya dia mendapatkan tawaran rekaman kaset. Mulailah Kartolo membuat kaset-kaset ludruk. Merasa masih memiliki potensi, Kartolo lantas melebarkan jalur seni menjadi pelawak.

Total, hingga pada 1995, Kartolo sudah memiliki 95 kaset rekaman ludruk. Meski demikian, jangan bayangkan dia sekarang hanya berleha-leha menikmati royalti dari hasil karyanya yang masih sering diperdengarkan di radio-radio itu. "Dulu kalau habis rekaman dapat uang langsung. Nggak ada royalti," jelas anak kedua dari empat bersaudara tersebut.

Kartolo sendiri tidak menyangka dirinya bisa eksis di dunia seni hingga saat ini. Sampai sekarang dia masih menerima tawaran manggung. Meski tak seramai dulu, dalam sebulan pasti ada saja orang yang mengundang. Kartolo pun merasa tak perlu mencari pekerjaan lain.

Hidupnya yang lumayan berkecukupan saat ini benar-benar ditopang dari profesi sebagai seniman. "Saya sudah terlalu cinta sama ludruk. Nggak pengen dagang atau melakukan hal lain," tegasnya.

Saat ini, kalau sedang tidak ada jadwal manggung, Kartolo lebih banyak menghabiskan waktu dengan bermain bersama cucu, menonton televisi, atau berolahraga badminton. "Saatnya menikmati hidup," tuturnya lantas tersenyum.

sumber : grup kartolo di facebook


 
Re: Kartolo (Ludruk Jawa Timur)

Wah ternyata nggak ada sistem royalti untuk kaset2nya ya?
Wah berarti file2 yang aku simpan legal nih....:))
Siip lah...

Basman, munawar, Blonthang, Sapari dll ... mana cak? Seru juga tuh kalo sekalian dibahas...



-dipi-
 
Re: Kartolo (Ludruk Jawa Timur)

Wah ternyata nggak ada sistem royalti untuk kaset2nya ya?
Wah berarti file2 yang aku simpan legal nih....:))
Siip lah...

Basman, munawar, Blonthang, Sapari dll ... mana cak? Seru juga tuh kalo sekalian dibahas...



-dipi-

"Wetengku senep kakehan mangan rujak, lawang diinep ditrombol luwak.
Aku nginep onok sing ngajak, dene ketangkep bejane awak.
Ngono ngono iku wes jodone.....
Cekinthung watuk kemat, pethunthang pethunthung watuk'e kumat."
edisi Tumpeng Maut


Sepertinya memang ndak ada royaltinya non, lha sampe sekarang masih ada saja radio yang muter banyolannya Kartolo, beli yang baru juga ndak ada... hehehehehe
Wah belum nemu tuh biografinya sokran, basman, blonthang, munawar, markeso dll


sebagian daftar album lawak Kartolo
01. Dukun Seret
02. Galian Kendor
03. Basman Mantu
04. Basman Pendekar Remek
05. Jas Ontang Anting
06. Rebut Balung
07. Dadung Kepuntir
08. Jaran Mayang Seto
09. Welut Ndas Ireng
10. Dadi Anake Wong Sugih
11. Disco Guyonan
12. Basman Juragan Gentong
13. Sinden Bledek
14. Dadi Makelar Losmen
15. Tandak Wojo
16. Soto Gagak
17. Branjang Kabel
18. Blontang Ngedukno Lemah
19. Dalang Gersang
20. Gentong Mengkurep
21. Loro Pangkon
22. Kumpeni Gulung Tikar
23. Sepor India
24. Juragan Roti Sepet
25. Macan ompong
26. Endoge Welut
27. Basman Poseeng
28. Bolah Ruwet
29. Tumpeng Maut
30. Srabi Kecemplung Kalen
31. Ratu Amen
32. Prabu Basman Crongohan
33. Bandul Gurem
34. Rabine Cacing Anil
35. Ratu Cacing Anil
36. Jerangkong Krinan
37. Kuro Kandas
38. Blontang Pemborong Bonapid
39. Berang kethul
40. Thenguk2 Nemu Gethuk
41. Balung Badak
42. Kartolo Nyetrip
43. Dukun Ulo Entong
44. Basman Nyeleweng
45. Kartolo Pemburu Cipret
46. Marlena Ketemu Jodoh
47. Ratune Iwak
48. Bayi Mata Keranjang
49. Trenggiling Sisik Emas
50. Kucing Gering
51. Patih Kabur Kanginan
52. Rujak Kikil
53. Gajah Abuh
54. Lutung Mlebu Sarung
55. Nenek Sihir
56. Kartolo Dadi Ratu
57. Balik Kucing
58. Sanggar Seni
59. Gerbong Areng
60. Manten Puret
61. Marlena Juragan Jambu
62. Sopir Lori
63. Marlena Bludrek
64. Kriwikan Dadi Grojokan
65. Kebo Kumpul Kancane
66. Kidung Jenaka
67. Peking Wasiat
68. Basman Bunglon
69. Kartolo Cipeng
70. Warung Kintel
71. Ayam Batu Rante
72. Penghijauan
73. Besut 81
74. Bojo Sing Sabar
75. Kawin Pacul
76. Kacang Seret
77. Radio Mata Sapi
78. Sawer Keblinger
 
kastini : "oo ndhisik pas pacaran ...diin.. diin.. nduk ngarepe omah.. tak pikir nggowo montor, tibhake klaksone thok.."
kartolo : " yo iku aku ngumpulno kok"

episode... lali cak..

jiahahaha...
 
Aku barusan dengerin yang episod Blonthang Pemborong Bonafide ...
Lucu banget Blonthang ini ... :))



-dipi-
 
blonthang memang iconic..

apalagi kalo dia lagi bilang.. oo lucune arek iki.. jiahahaha
 
Last edited:
Back
Top