Menulis Laporan

agen_pale

New member
Kehidupan di dunia ini selalu berhubungan dengan keadaan dan kegiatan. Cobalah amati keadaan sekolahmu, kelasmu, rumahmu, kotamu, dan sebagainya !
Amati juga kegiatan yang berlangsung di rumah, di pasar, di sekolah, di kota, dan sebagainya ! Supaya keadaan dan kegiatan itu menjadi makin bermakna, kamu dapat menuangkannya menjadi sebuah laporan. Untuk itu, marilah kita belajar bagaimana menulis laporan, menyampaikan laporan, serta mendengarkan dan menganalisis laporan.

Pemahamanmu akan lebih mantap apabila kamu dapat menyusun sinopsis. Jika kamu dapat melakukan dengan baik dan berlatih terus, kamu bisa menjadi penulis laporan dan penyusun sinopsis yang hebat. Semoga !


MENULIS LAPORAN


Dalam komunikasi, terdapat jenis teks yang berisi rincian keadaan. Misalnya, kamu membaca laporan hasil belajarmu di rapor, membaca laporan jumlah warga di RT/RW, atau laporan hasil ujian seluruh siswa SMP di kotamu. Laporan-laporan tersebut memiliki bentuk yang khusus. Dari kegiatan membaca laporan, pernahkah kalian mengidentifikasi hal-hal apa sajakah yang terdapat dalam sebuah laporan? Persiapan apa yang diperlukan sebelum seseorang menulis laporan?

Aktivitas pembelajaran yang harus kamu lakukan untuk menguasai kompetensi menulis laporan adalah :
  1. mengamati laporan keadaan,
  2. menentukan hal-hal yang akan diamati,
  3. menyusun laporan keadaan,
  4. menyunting laporan yang disusun,
  5. menggunakan bahasa baku dalam laporan,
  6. mengamati contoh penyuntingan karangan, dan
  7. berlatih menyunting.

1. Mengamati Laporan Keadaan

Amatilah contoh laporan keadaan penduduk di suatu wilayah berikut !

(1) Pengantar
Sensus tentang keadaan penduduk dilakukan untuk mendapatkan data akurat tentang kondisi penduduk di suatu daerah. Sensus yang dilaporkan dilakukan di wilayah RT 001 RW 011 Kelurahan Duren Kelapa, Kecamatan Duren Besar, Wilayah Kota Jakarta Timur. Luas wilayah yang disensus adalah 55.480 m2. Keluarga yang disensus sejumlah 82 kepala keluarga dengan jumlah penduduk 315 orang dan jumlah bangunan rumah 78 buah.​
(2) Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk RT 001 RW 011 Kelurahan Duren Kelapa, Kecamatan Duren Besar, Wilayah Kota Jakarta Timur sejumlah 315 orang terdiri atas 152 orang laki-laki dan 163 orang wanita. Dilihat dari usianya, penduduk yang berumur 0-5 tahun berjumlah 49 orang (24 laki-laki dan 25 perempuan), yang berumur 6-12 tahun ada 41 orang (22 laki-laki dan 25 perempuan), yang berumur 13-17 tahun berjumlah 45 orang (20 laki-laki dan 25 perempuan), yang berumur 18-60 tahun ada 172 orang (80 laki-laki dan 92 perempuan), dan yang berusia di atas 60 tahun ada 8 orang (6 laki-laki dan 2 orang perempuan).​
(3) Agama
Warga RT 001 RW 011 Kelurahan Duren Kelapa ini sebagian besar beragama Islam, yaitu sebanyak 280 orang (134 laki-laki dan 146 perempuan). Agama Katolik dianut oleh 12 orang (5 orang laki-laki dan 7 perempuan). Agama Kristen Protestan dianut oleh 10 orang (7 laki-laki dan 3 perempuan). Agama Hindu Bali dianut oleh 5 orang (3 laki-laki dan 2 perempuan), sedangkan agama Budha dianut oleh 2 orang (1 laki-laki dan 1 perempuan). Adapun yang menganut agama Kong Hu Cu ada 7 orang (2 laki-laki dan 5 perempuan).​
(4) Pendidikan
Mengenai pendidikan dibagi tiga kelompok, yaitu warga yang belum sekolah, warga yang sedang sekolah, dan pendidikan terakhir warga. Tercatat 49 anak balita yang belum sekolah (24 anak laki-laki dan 25 perempuan). Yang sedang belajar di SD sejumlah 41 orang (22 laki-laki dan 10 perempuan). Yang sedang belajar di SMP ada 22 orang (12 laki-laki dan 10 perempuan). Yang belajar di SLTA ada 23 orang (8 laki-laki dan 15 perempuan). Terakhir yang sedang mengikuti kuliah di perguruan tinggi ada 21 orang (9 laki-laki dan 12 perempuan). Penduduk dewasa yang tamat SD ada 21 orang (6 laki-laki dan 15 perempuan), tamat SD ada 26 orang (8 laki-laki dan 18 perempuan), tamat SLTP ada 59 orang (30 laki-laki dan 29 perempuan), tamat SLTA ada 43 orang (25 laki-laki dan 18 perempuan), dan yang tamat perguruan tinggi ada 10 orang (8 laki-laki dan 2 perempuan).​
(5) Pekerjaan
Pekerjaan penduduk bervariasi. Penduduk yang berada pada usia kerja adalah 159 orang (77 laki-laki dan 82 perempuan). Yang bekerja menjadi pegawai negeri ada 38 orang (17 laki-laki dan 21 perempuan), yang menjadi anggota TNI ada 6 orang (5 laki-laki dan 1 perempuan), yang bekerja pada perusahaan swasta ada 62 orang (35 laki-laki dan 27 perempuan), yang bekerja wirausaha ada 20 orang (17 laki-laki dan 3 perempuan), dan yang tidak bekerja ada 33 orang (3 laki-laki dan 30 perempuan).​
(6) Etnis/Suku Bangsa
Dilihat dari segi etnis, penduduk di RT 001 RW 011 ini berasal hampir dari seluruh Indonesia. Yang terbanyak adalah orang Sunda yakni berjumlah 47 orang, orang Betawi ada 43 orang, orang Jawa 40 orang, orang Minang 11 orang, orang Tapanuli ada 9 orang, orang Manado ada 10 orang, orang Bali ada 7 orang, orang Makassar ada 8 orang, Banjar ada 10 orang, Maluku ada 8 orang, orang Aceh ada 5 orang, orang Palembang ada 8 orang, orang Sumbawa ada 4 orang, dan keturunan Cina ada 15 orang.​
Demikian laporan kependudukan yang dibuat oleh Ketua RT 001 RW 011 yang dikirimkan ke kantor Kelurahan Duren Kelapa, Kecamatan Duren Besar, Wilayah Kota Jakarta Timur.

Diskusikanlah dengan kelompokmu hal-hal berikut !
  • Apa yang dilaporkan?
  • Hal-hal apa saja yang dilaporkan?
  • Bagaimana cara penulis laporan mendapatkan informasi?
  • Bagaimana penggunaan bahasa dalam laporan?
Berdasarkan hasil diskusi itu kamu akan mengetahui isi laporan (apa yang dilaporkan dan rinciannya), cara mendapatkan informasi, dan ragam bahasa laporan.
 
2. Menentukan Hal-hal yang akan Diamati


Untuk menyusun laporan perlu direncanakan hal-hal yang akan diamati.

Diskusikan dengan temanmu hal-hal berikut !

Judul Laporan : ............

border="1"
|-
|class="tcat" width="30" align="center"|No
|class="tcat" width="150" align="center"|Informasi yang akan di peroleh
|class="tcat" width="250" align="center"|Cara mendapatkan Informasi
|class="tcat" width="250" align="center"|Hasil yang akan di peroleh
|class="tcat" width="150" align="center"|Waktu Pengumpulan Informasi
|-
|align="center"|1
|align="center"|...data...
|align="center"|wawancara
|align="center"|...data...
|align="center"|12 Okt 2011
|-
|align="center"|2
|align="center"|......
|align="center"|......
|align="center"|......
|align="center"|......
|-
|align="center"|3
|align="center"|......
|align="center"|......
|align="center"|......
|align="center"|......
|-
 
3. Menyusun Laporan Keadaan


Setelah kalian mendiskusikan hal-hal yang akan diamati dalam laporan, coba tulislah draf (tulisan awal/buram) laporan berkaitan dengan keadaan daerahmu! Misalnya, keadaan warga berdasarkan data yang ada di RT/RW di daerahmu, laporan dari data di puskesmas, kantor polisi, atau lembaga lain yang ada di sekitarmu! Sebelum melakukan pengamatan ke tempat-tempat yang akan kamu kunjungi, rencanakan kegiatanmu dengan berdiskusi tentang hal-hal berikut !
  • Tentukan tempat yang akan dikunjungi!
  • Tentukan informasi apa saja yang akan dicari!
  • Tentukan bagaimana cara memperoleh informasi itu!
  • Tentukan kapan kegiatan pengamatan akan dilakukan!
  • Bagilah tugas untuk tiap-tiap anggota kelompok tentang pekerjaan yang akan dilakukan!

4. Menyunting Laporan yang Disusun


Setelah kalian selesai menyusun draf laporan, laporan akan dinilai/dikomentari dari segi (1) kesesuaian informasi dengan objek/hal yang dilaporkan, (2) kelengkapan rincian (detail informasi) yang seharusnya dilaporkan, (3) penggunaan kalimat, (4) penggunaan kata baku, dan (5) ketepatan penggunaan tanda baca/ejaan. Hasil komentar itu akan membantumu untuk melakukan penyuntingan laporan.


5. Menggunakan Bahasa Baku dalam Laporan


Bahasa baku adalah bahasa dengan kaidah tata bentukan kata, tata makna, tata kalimat, dan tata cara penulisan yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Bahasa baku digunakan pada komunikasi resmi/formal. Pada majalah remaja, bahasa yang digunakan bukan bahasa baku. Kata-kata gaul sering digunakan dalam majalah remaja. Ciri kata tidak baku mencakup (1) menyalahi tata bentukan kata yang standar (contoh: ngeliat, mengucapin, dimarahin), (2) menggunakan ragam lisan (contoh: bilang, bikin, nggak), (4) menggunakan kata dengan penulisan secara tidak tepat (contoh: hipotesa, kharisma, analisa), (5) tercampur dengan kosakata daerah (contoh: kayaknya, kok ) (6) penghilangan imbuhan atau suku kata tertentu (contoh: gitu, gini, ngaruh, ngirim, njaring), dan (7) pengubahan vokal (contoh: dateng, dapet).

Daftarlah kata tidak baku yang ada pada laporan yang telah kalian tulis. Gantilah dengan kata-kata baku semua kata tidak baku yang kalian temukan!
Buatlah tabel seperti contoh berikut !

border="1"
|-
|class="tcat" width="200" align="center"|Kata Tidak Baku
|class="tcat" width="300" align="center"|Sebab-sebab tidak baku
|class="tcat" width="200" align="center"|Kata Baku
|-
|ngeliat
|tidak sesuai dengan afiksasi
|melihat
|-
|membikin
|bahasa percakapan
|membuat / menyebabkan
|-
|sintesa
|tidak sesuai dengan kaidah
|Sintesis
|-
|kayaknya
|terpengaruh dengan bahasa daerah
|sepertinya
|-
 
Last edited:
6. Mengamati contoh menyunting karangan

Amatilah contoh penyuntingan karangan berikut :

MEMBANGUN SEMANGAT MENGHARGAI PERBEDAAN


Bangsa kita adalah bangsa yang uniek. Beragam perbedaan-perbedaan lengkap kita miliki. Bangsa kita terdiri atas beragam suku, ada jawa, ada sunda, ada bali, ada batak, dan masih banyak lagi lainnya. Masing-masing suku di negeri kita tercinta ini memiliki beragam bahasa, budaya, adapt-istiadat. Beragam agama dan keyakinan dianut oleh masyarakat bangsa kita. Beragam partai, beragam aliran keagamaan hidup subur dibumi nusantara ini.

Perbedaanpun tampak dari tiap individu kita. Coba kita tengok diri kita sendiri, apa yang berbeda antara diri kita dengan teman sekelas kita. Kita mungkin berbeda agama, berbeda suku,berbeda etnis, berbeda warna kulit, berbeda makanan dan minuman kesukaan, berbeda status ekonomi, berbeda dalam hal intelegensi, berbeda watak, dan masih banyak lagi perbedaan. Itulah pakta yang tidak dapat kita ingkari dan justru harus kita syukuri karena dengan perbedaan itu wajah negeri ini menjadi semarak dengan warna warni keragaman.

Banyaknya perbedaan ini memiliki dua sisi mata uang. Apabila semangat kebersamaan selalu dibangun dan ditumbuh kembangkan akan menuai keindahan, namun bila semangat kecurigaan yang ditumbuh suburkan, akan menuai beragam badai bencana. Kita melihat Ambon, Poso luluh lantak, tanah yang subur dipenuhi dengan darah putera negeri ini karena perbedaan dijadikan pemicu perpecahan. Perbedaan dijadikan ancaman, tidak dijalin untuk membangun kemesraan bersama.

Membangun semangat menghargai perbedaan perlu terus didengung dengungkan supaya bangsa ini tidak mudah panas bila berbeda, tidak mudah gatal bila berbeda, tidak berprasangka negatif kepada kelompok yang berbeda, tidak merasa diri yang terbaik. Semangat membangun kebersamaan untuk menciptakan kehidupan yang aman dan perlu terus dikobarkan.

FORMAT PENDEKTEKSIAN KESALAHAN


contoh karangan di atas :

border="1"
|-
|class="tcat" align="center" width="150"| Jenis Kesalahan
|class="tcat" align="center" width="200"| Data
|class="tcat" align="center" width="200"| Hasil Perbaikan
|-
|rowspan="4" align="center"|Penulisan Huruf
|uniek
|unik
|-
|jawa, sunda, bali, batak
|Jawa, Sunda, Bali, Batak
|-
|pakta
|fakta
|-
|adapt
|adat
|-
|rowspan="3" align="center"|Tata Bentukan Kata
|Beragam perbedaan-perbedaan
|Beragam perbedaan
|-
|ditumbuh kembangkan
|ditumbuhkembangkan
|-
|ditumbuh suburkan
|ditumbuhsuburkan
|-
|rowspan="4" align="center"|Ejaan / Tanda Baca
|dibumi
|di bumi
|-
|perbedaanpun
|perbedaan pun
|-
|luluh lantak
|luluh-lantak
|-
|didengung dengungkan
|didengung-dengungkan
|-
 
Back
Top