Nasib dan takdir

d4n1el

New member
Israel adalah bangsa pilihan (umat yang dipilih). Berkali-kali Israel disebut sebagai biji mata Allah. Juga Tuhan berkata Aku mendukung kamu di atas sayapKu. Israel adalah gambaran dari gereja/ orang percaya. Berbicara mengenai biji mata dan mendukung di atas sayapKu, berarti Tuhan selalu memberikan kita yang terbaik.

Mata adalah anggota tubuh yang paling dijaga dengan baik. Dalam pergaulan, sedekat apapun kita dengan seseorang, kita tidak akan men?colok? matanya. Karena biji mata adalah sesuatu yang sangat sensitif sehingga kita akan melakukan apa saja untuk melindungi mata kita. Alkitab berkata kita adalah ?the apple of His eye? (biji mata Allah). Berarti, seperti kita menjaga biji mata, begitu pula Allah terhadap Israel (gereja/orang percaya).

Tetapi bangsa Israel yang merupakan biji mata Allah, tiba-tiba mengalami sesuatu yang buruk, yaitu dibuang ke Babel. Pertanyaannya, apakah itu takdir atau nasib? Kenapa bangsa Israel menerima nasib yang tidak baik? Padahal Allah mempunyai ?blue print? (rancangan) yang terbaik. Kenapa ada sesuatu yang membelokkan sehingga bukan yang terbaik yang diterima tetapi yang tidak baik? Apakah itu adalah kebodohan kita atau takdir?.

Meskipun bangsa Israel gagal mengikuti blue printnya Tuhan, Allah tidak mentakdirkan mereka. Pembuangan bukan takdir tetapi adalah hukuman. Seringkali penderitaan dalam hdiup kita bukan takdir tetapi hukuman. Tetapi Allah yang menghukum kita adalah Allah yang mau memperbaiki keadaan kita. Allah tidak mungkin merancangkan yang jahat, tetapi meskipun kita biji mata Allah, Allah tidak akan membiarkan kita, sehingga kalau bersalah, Allah akan memukul kita. Tetapi meskipun Allah memukul, Dia selalu memberi jalan.

Kalau kita ikuti blue printnya Allah, maka walaupun ada tantangan dan masalah dari iblis yang memang tidak pernah diam untuk menjatuhkan orang-orang percaya, namun kita akan melihat mujizat, kemenangan dan perkara-perkara besar dinyatakan dalam hidup kita.

Tetapi kadangkala iblis berhasil menjauhkan kita dari jalan Allah (blue print). Memang awalnya enak dan kita tidak sadar karena pada awalnya jalannya hampir sama dengan jalan Allah, tetapi lama kelamaan, kita akan melihat kesulitan dan masalah. Tetapi kalau kita sadar dan ingin kembali lagi ke jalan yang Tuhan tetapkan, maka Tuhan akan memberikan jalan untuk kembali. Tetapi pada saat kita kembali berjalan menuju jalannya Tuhan, ada harga yang harus kita bayar (ada kesusahan dan penderitaan) karena kesalahan kita.

Banyak orang sering berpikir bahwa apapun jalan yang kita jalani, itu adalah nasib. Tetapi ingat, kegagalan tidak akan mengubah rencana Allah. Karena di akhir perjalanan, Allah menyediakan mahkota buat kita. Banyak orang tidak sampai-sampai kepada tujuan akhir yang Tuhan tetapkan, karena seringkali tidak berjalan di jalannya Tuhan (berbelok).

Dalam hidup ini ada perdebatan apakah nasib dan takdir merupakan garis dari Tuhan, atau hasil perjuangan kita. Dari awalnya Allah rancangkan perkara-perkara besar bagi kita, kegagalan tidak akan merubahnya.

Ada banyak orang berkata, kalau takdir dan nasib tidak ada, berarti kita ini tuhan. Semua ditentukan oleh kita sendiri. Di satu sisi, bagi agama-agama lama (old style religion), manusia itu hanya robot, hanya menjalani nasib. Tetapi bagi agama-agama modern (modern religion) seperti new age berpendapat bahwa kita adalah allah. Apapun yang kita mau akan terjadi dan apapun yang kita tidak mau, tidak akan terjadi. Kekristenan ada ditengah-tengahnya, antara nasib (old style religion) dan we are god (modern religion). Artinya kekristenan mengajarkan bahwa kita harus pasrah (berserah) tetapi kita juga harus bertindak.

Dari awalnya, Allah merancangkan perkara-perkara besar dalam kehidupan kita. Kegagalan-kegagalan dalam hidup kita tidak akan merubahnya, asalkan kita mau bangkit.



II. YANG SERINGKALI MEMBUAT ?NASIB? KITA TIDAK BAIK (II Petrus 2:10b ? 14).

Dalam ayat 13 dikatakan, ?..akan mengalami nasib yang buruk sebagai upah kejahatan??. Jadi yang seringkali membuat ?nasib kita tidak baik:

1. Ketidaktaatan kita terhadap ?hukum-hukum Tuhan? (road map).
Kita seringkali menganggap bahwa dosa itu adalah pelangaran terhadap apa yang dilarang Tuhan. Tetapi sebenarnya, dosa itu bukan sekedar melanggar apa yang Tuhan larang (tidak suka), tetapi dosa itu adalah apa yang tidak baik buat kita. Kalau kita berdosa, Tuhan tidak akan terganggu, tetapi itu tidak baik bagi kita.

Hukum-hukum Tuhan itu adalah road map (peta jalan) bagi kita untuk menuju rencana Tuhan dalam hidup kita.

2. Karakter yang tidak baik.
Berkali-kali bangsa Israel harus melewati pergumulan untuk membentuk karakter. Jusuf adalah salah satu tokoh yang punya karakter yang buruk yaitu suka pamer. Memang Yusuf juga punya karakter-karakter yang baik tetapi Tuhan mau supaya karakter Yusuf yang buruk itu dihilangkan lewat ?penderitaan? yang dialaminya untuk mempersiapkan Yusuf mencapai apa yang sudah ditetapkan Allah (destiny) baginya.

Seringkali pada saat kita mau melayani Tuhan, tiba-tiba ada saja masalah yang datang. Hal itu terjadi karena Allah mau membersihkan karakter-karakter yang buruk. Melayani Tuhan itu gampang, tetapi yang sulit adalah hidup sebagai seorang pelayan Tuhan.

3. Kemalasan.
Dari mulanya, Allah sudah memberikan blue print yang hebat, tetapi banyak orang tidak bisa maju karena kemalasan. Dalam mencapai rencana Allah di dalam kehidupan kita (our destiny), tidak tergantung orang lain tetapi dari diri kita sendiri. Paulus berkata bahwa ?kalau aku pelari, aku bukan sembarang saja berlari?. Seorang pelari jarak pendek tidak akan berlari sambil melihat lawan ada dimana, tetapi harus melihat (fokus) pada garis finish dan berusaha untuk tiba secepatnya.

4. Ketidakmampuan untuk berperang.
Kehidupan Kristen adalah masuk dalam pertandingan iman, kita ada di medan pertempuran, dan kita pasti merebut kemenangan karena kita tidak sendiri, Roh yang ada di dalam kita lebih besar daripada roh-roh yang ada di dalam dunia ini.

5. Ketidaksiapan untuk belajar.
Dalam hidup ini, bukan soal menghadapi masalah atau tidak, tetapi kalau ada masalah, kita belajar dari masalah. Kenapa masalah itu bisa terjadi? Bagaimana menghadapi masalah itu? Dan bagaimana sikap kita menghadapi masalah tersebut?. Kalau kita mau belajar, tidak ada yang terlalu susah. Dalam hal belajar, tidak ada yang terlalu muda atau tua, tetapi masalahnya apakah kita mau atau malas. Masalah mengajarkan kita untuk lebih kuat dan lebih dekat dengan Tuhan.

6. Kegagalan untuk memanfaatkan ?peluang? yang Tuhan bukakan (band. Daud, I Sam. 17:17-27)Keberhasilan dan kegagalan tidak tergantung pada pintar atau tidaknya seseorang. Orang yang berhasil bukanlah orang yang super tetapi adalah orang yang mampu memanfaatkan peluang. Karena dalam hidup ini ada hal-hal kecil yang bisa menuntun orang kepada keberhasilan besar. Di dalam 1 Samuel 17:17-27, diceritakan bagaimana Daud bisa memanfaatkan peluang yang ada, walaupun tantangannya sangat besar, sehingga bangsa Israel bisa mengalahkan bangsa Filistin.

Kadangkala masalah yang datang di dalam rumah tangga kita, adalah peluang bagi rumah tangga kita untuk lebih akrab. Karena rumah tangga yang akrab bukanlah rumah tangga yang tanpa masalah, tetapi rumah tangga yang dapat menghadapi masalah dengan dewasa.




III. PEMULIHANNASIB

1. Merendahkan diri.
Dalam 2 Taw 7:13-14 dikatakan, ?dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka?.

Jadi kuncinya adalah merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah Tuhan.

2. Siap menghadapi ?mata pelajaran baru? (pendidikan)
Artinya Tuhan mau mendidik kita dengan ?mata pelajaran baru? untuk memulihkan kita.

3. Memandang jauh ke depan.
Banyak orang menjadi orang yang masa bodoh. Tetapi kita harus memandang jauh ke depan. Ingat, bahwa walaupun hari ini kita banyak menghadapi tantangan, kita percaya bahwa besok, anugerah Tuhan belaku bagi kita. Akitab berkata ?Aku tahu takdirKu mengenai kamu, bukan kecelakaan tetapi hari depan yang penuh harapan?.

4. Kekuatan untuk bangkit dan memahami rencana Allah
Kita harus bangkit. Tidak pernah ada orang jatuh yang tidak bisa bangkit, kecuali tidak mau. Persoalannya bukan seberapa dalamnya kita jatuh, tetapi selama kita ada semangat untuk bangkit, kita akan melihat pertolongan Tuhan.




IV. PENUTUP

Kegagalan mengerti rencana Allah (baca: destiny) menjadikan kita orang-orang yang ?pasrah bodoh? (Pengk. 3:19-20).

Inilah saatnya kita punya iman dan semangat. Imani dan pegang janji Tuhan, rubahlah apa yang harus dirubah, sehingga kita bisa merebut janji Tuhan yang luar biasa.
 
Back
Top