Akibat Sesak Nafas, Pemulung Miskin Rela Dijemput Ajal

samoyi

New member
LENSAINDONESIA.COM: Sumadi (42), warga Desa Kandangrejo, Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk, tewas di areal Stasiun Kereta Api.
Ada dugaan, Sumadi tewas akibat penyakit sesak nafas yang selama ini dideritanya. Namun, karena faktor ekonomi yang membuat Sumadi tidak bisa mengobati penyakitnya. Sehingga, jika penyakit sesak nafas itu kambuh dia hanya mengeroki tubuhnya.
Menurut Safii, teman korban, Sumadi tidak haya kesulitan untuk membiayai pengobatan sakitnya, untuk biaya makan setiap harinya pun dia sangat kesulitan.
Pria ini tinggal seorang diri di sebuah gubuk di pinggiran Stasiun Kereta Api. Sehari-hari dia hanya hanya bekerja sebagai seorang pemulung barang bekas.
Tak jarang, setiap malam Sumadi harus rela tidur di area pembuangan sampah dekat stasiun dengan hanya beralaskan tikar.
Bahkan, harta satu-satunya yang dimiliki Sumadi adalah sepeda pancal, baju, sisa rongsokan serta sedikit uang yang jumlahnya tak lebih dari Rp 10 ribu.
Namun, kali ini ajal mungkin dianggap lebih baik menjemputnya ketika sesak nafas tak lagi terelakan, karena tak bisa berobat. Sehingga, Sumadi hanya pasrah ketika malaikat maut menjemputnya. Dan jazad Sumadi baru ditemukan orang beberapa orang, dengan kondisi yang mengenaskan. Tergeletak di Stasiun Kereta Api Nganjuk tanpa sanak dan saudara. AKA/LI-10

Sumber : http://kecelakaan.lensaindonesia.com/2011/09/21/akibat-sesak-nafas-pemulung-miskin-rela-dijemput-ajal.html
 
Back
Top