Siapa Presiden Versi Anda Untuk 2014 Nanti?

Pak Yusril mencalonkan nggak ya?
Sayang, partainya beliau letoy.
Seru juga sepertinya punya presiden yang pakar dan ahli hukum tata negara seperti dia.
 
kalau pak Yusril ikut jadi Capres, aku yakin akan banyak anggota DPR yang kebakaran jenggot, dan berusaha untuk mencarai jalan untuk menggagalkannya...
 
Ini penampakannya....:D

attachment.php




-dipi-
 

Attachments

  • Rika4.jpg
    Rika4.jpg
    22.1 KB · Views: 13,839
Nih udah ada yang woro-woro....:D
Jenderal Pramono Cocok Mendampingi Ical
| Jimmy Hitipeuw | Sabtu, 15 Oktober 2011 | 05:55 WIB

BALIKPAPAN, KOMPAS.com — Ketua DPRD Kalimantan Timur Mukmin Faisal berpendapat, Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo cocok mendampingi Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie pada Pemilihan Presiden 2014.

"Kami lihat Pak Ical (panggilan Aburizal Bakrie) akan bagus sekali bila berpasangan dengan Jenderal Pramono," kata Mukmin Faisal di Bandara Sepinggan, Balikpapan, Jumat (14/10/2011), setibanya dari kunjungan ke Kalimantan Selatan.

Mukmin segera kembali ke Balikpapan karena DPD Partai Golkar Kalimantan Timur adalah tuan rumah Silaturahmi Nasional DPD Partai Golkar se-Indonesia di Hotel Grand Senyiur pada 15-16 Oktober 2011. Menurut Mukmin, ia terkesan dengan penampilan sederhana Jenderal Pramono setelah bertemu dalam salah satu acara TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) di Balikpapan, pekan lalu.

"Beliau masih muda, sederhana tapi tegas, mudah berkomunikasi, masih bersih. Saya enggak lihat dia sebagai iparnya SBY, saya hanya lihat dia bersih," ungkap Mukmin.

Ketika ditanya wartawan, apakah Ical sendiri mau dipasangkan dengan Jenderal Pramono, Mukmin mengatakan, "Insyaa Allah Pak Ical mau. Kan dukungan ini datang dari bawah. Bukan arus yang dibuat-buat."

Mukmin kembali menunjukkan kesannya dengan menyebutkan Jenderal Pramono sebagai orang yang sederhana dan tulus mengabdi negara. "Beliau orangnya bersih, track record-nya bagus. Itu kesan pertama saya," ungkap Mukmin yang pernah menjadi Wakil Wali Kota Balikpapan itu.

Ani Yudhoyono dan Jenderal Pramono adalah anak dari mendiang almarhum Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo, yang merupakan mantan Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD, sekarang Kopassus) yang menjadi tulang punggung penumpasan pemberontakan G 30 S/PKI pada 1965.

Jenderal Pramono Edhie Wibowo dilantik sebagai Kepala Staf Angkatan Darat menggantikan Jenderal TNI George Toisutta. Sebelumnya, Pramono Edhie menjabat Panglima Komando Strategi dan Cadangan Angkatan Darat (Pangkostrad) dengan pangkat letnan jenderal.

Pramono Edhie juga pernah menjadi ajudan presiden pada masa Megawati Soekarnoputri. Tahun 2009 dengan pangkat mayor jenderal, Pramono Edhie menjabat Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus).

Lulusan terbaik Akademi Militer angkatan 1980 itu kemudian menduduki posisi Panglima Kodam III/Siliwangi di Jawa Barat sebelum menjabat Pangkostrad pada 2010.


-dipi-
 
JSI: Megawati dan Prabowo Tertinggi
Sandro Gatra | Erlangga Djumena | Minggu, 23 Oktober 2011 | 18:01 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei Jaringan Suara Indonesia (JSI) menunjukkan, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarno Putri dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto berada di urutan teratas yang mendapatkan dukungan publik sebagai calon presiden.

Hasil survei itu disampaikan Direktur Eksekutif JSI Widdi Aswindi saat jumpa pers di Hotel Sultan Jakarta, Minggu ( 23/10/2011 ). Survei dilakukan pada 10-15 Oktober 2011 dengan menanyakan 1200 responden melalui kuisioner.

JSI menawarkan 13 calon Presiden. Jika Pilpres dilakukan saat ini, Megawati mendapat suara sebanyak 19,6 persen, Prabowo mendapat 10,8 persen, Aburizal Bakrie 8,9 persen, Wiranto 7,3 persen, Sri Sultan Hamengkubuwono X 6,5 persen, Hidayat Nur Wahid 3,8 persen, Surya Paloh 2,3 persen.

Calon lain yakni Sri Mulyani Indrawati mendapat suara sebanyak 2,0 persen, Ani Yudhoyono 1,6 persen, Hatta Rajasa 1,6 persen, Anas Urbaningrum 1,5 persen, Sutanto 0,2 persen, dan urutan paling buncit Djoko Suyanto sebesar 0,2 persen. Sebanyak 33,8 persen publik tidak menjawab.

JSI juga membuat 7 kelompok calon Presiden lalu meminta pendapat publik. Dalam kelompok pertama, Megawati berada di posisi pertama (23,8 persen), lalu Prabowo (17,6 persen), Bakrie (13,7 persen), Hatta (4,9 persen), dan Djoko (1,1 persen). Kelompok kedua, Prabowo (25,7 persen) di urutan pertama, lalu Bakrie (14,9 persen), Hatta (5,4 persen), Paloh (3,9 persen), dan Anas (2,7 persen).

Kelompok ketiga, Prabowo di urutan pertama (26 persen), lalu Sri Sultan (12,4 persen), Hatta (6,4 persen), Hidayat (6,3 persen), dan Djoko (1 persen). Kelompok keempat, Prabowo di urutan pertama (26,5 persen), lalu Bakrie (16 persen), Hatta (6 persen), Paloh (4,2 persen), dan Sutanto (0,8 persen).

Kelompok kelima yakni, Megawati diurutan pertama (23,6 persen), Bakrie (15,3 persen), Wiranto (12 persen), Hatta (6,1 persen), dan Ani (2,6 persen). Kelompok keenam, Prabowo diurutan pertama (23,8 persen), Bakrie (14,6 persen), Wiranto (8,4 persen), Hatta (6,3 persen), dan Anas (2 persen).

Kelompok terakhir, Prabowo diurutan pertama (29,8 persen), Hatta (9,6 persen), Paloh (5,3 persen), Sri Mulyani (3,6 persen), dan Djoko (1,3 persen).

Politisi Partai Demokrat Saan Mustofa mengatakan, jika melihat tingkat elektabilitas para calon Presiden itu yang masih di bawah 30 persen, seluruh partai politik harus segera memunculkan tokoh baru ke publik.

"Tokoh baru penting supaya publik punya harapan. Saat ini belum ada tokoh baru, masih dikuasai figur lama yang sebenarnya elektabilitasnya tidak signifikan," ucap Saan.


Kompas




-dipi-
 
Back
Top