Misti, Nenek 60 Tahun Yang Nekat Jadi PSK

Kalina

Moderator
Jaga Penampilan Selalu Selipkan Cermin di Saku
Tiga hari lalu, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Situbondo kembali merazia praktik prostitusi. Sasaran kali ini tempat ngeseks di kawasan persawahan Burnik. Razia di siang bolong itu menjaring lima PSK (pekerja seks komersial). Salah satunya adalah Misti, 60, PSK asal Puger, Jember.

A. GHAZALI DASUQI, Situbondo

PENAMPILANNYA terlihat cukup dipaksakan. Mengenakan kaos oblong merah bermotif bunga, bawahannya memakai celana tiga perempat warna kuning. Di kakinya terselip sandal jepit merah yang mulai usang. Di kepalanya terpasang sebuah kerudung. Bukannya mau sok alim. Belakangan, kerudung di kepala Misti itu diketahui juga bagian dari penampilannya. Setidaknya, untuk menutupi rambutnya yang mulai memutih. Maklum, usianya kini sudah lebih separoh abad.

Di antara keriput kulit wajahnya, tampak menempel serbuk bedak warna putih kekuningan. Dengan segenap penampilannya yang serba dipaksakan, nenek ini nekat ikut menjajakan diri di tempat prostitusi kelas ecek-ecek persawahan Burnik. Lokasi Burnik berjarak 5 kilo meter arah utara Kota Situbondo. Di tempat itu, nenek bercucu satu itu harus bersaing dengan sejumlah PSK lain, yang rata-rata usianya jauh lebih muda.

Untuk menggaet pelanggan, Misti selalu bersolek. Meski demikian, Misti menyadari dengan kondisi tubuhnya yang sudah termakan usia. Maklum, saat ini usianya yang sudah menginjak 60 tahun. Tidak heran, jika Misti mengaku dirinya sering merasa kehilangan rasa percaya diri (PeDe). Karena itu, dia pun rutin menyelipkan kaca rias ukuran kecil di balik saku bajunya. Jika perasaan tak PeDe mulai muncul, kaca rias itu yang akan menjadi penawarnya. Apalagi, kalau bukan untuk melihat dandanan di wajahnya. "Saya sadar kalau sudah tua. Tapi saya terpaksa. Saya terlilit tanggungan utang," akunya kepada RaBa.

Misti menuturkan, dirinya nekat menggeluti pekerjaannya itu sejak beberapa bulan lalu. Itu setelah, dirinya terlilit tanggungan hutang kepada seseorang. Sayang, sang nenek ini enggan menjelaskan nilai hutangnya tersebut. Dia hanya bilang, jika dari hutangnya tersebut dirinya dikenakan setoran Rp 5 ribu per hari. "Dulu saya berhutang untuk keperluan berobat ke dokter. Saat itu saya sakit keras sampai muntah darah," tukasnya.

Beban ekonomi itu belum cukup. Di tengah hidupnya yang sebatang kara, Misti juga harus membayar rumah kos di Penampungan Tuna Karya, di jalan Argopuro, Kelurahan Mimbaan, Kecamatan Panji, senilai Rp 30 ribu per bulan. Untuk mencukupi kebutuhan ekonomi itulah, Misti akhirnya nekat menjajakan diri. "Siapa yang mau bekerja seperti ini (PSK, Red) kalau bukan karena terpaksa. Apalagi sudah tua seperti saya," lirih sang nenek.

Misti sendiri mengaku tidak mengira bakal terjerembab di himpitan ekonomi seperi yang dialaminya sekarang. Semasa muda, ekonomi keluarga Misti terbilang cukup. Dia sering bekerja sebagai kuli penjemur ikan di daerah Pelabuhan Muncar, Banyuwangi. Sementara suaminya, bekerja sebagai penggembala bebek. Kehidupan ekonomi Misti mulai hancur, sejak ditinggal mati suaminya, pada tahun 1996 silam. "Makanya, awalnya saya datang ke Situbondo untuk mencari pekerjaan. Tapi tak tahunya malah jadi begini," ujarnya.

Misti terkena razia PSK oleh petugas Satpol PP Situbondo. Jum?at kemarin, dia terjaring bersama 4 PSK lain di lokasi pelacuran kelas ecek-ecek di area Persawahan Burnik. Para PSK -termasuk Misti-- digaruk saat menunggu tamunya di rerimbunan tanaman tebu di area Persawahan setempat. "Sungguh, Pak, setelah ini saya bersumpah akan berhenti bekerja begini. Saya akan mencari pekerjaan lain yang halal," janji sang nenek di hadapan petugas Satpol PP Situbondo.
 
hmm waktu baca judulnya aja saya kira lucu, tapi setelah baca isinya bener2 memprihatinkan dan biadab

Btw Kalina Maryadi tolong di kasih sumbernya yaa
 
boz. nih postingan, asalnya dari koran jawapos, Radar Banyuwangi (gak ada di jakarta). boz, ini salah tempat. gimana nge-remove nya?
 
gak usah di remove,
kan bener2 unik

tapi.. ini salah tempat. harusnya, di berita unik di dalam berita dalam negeri, begitu.. aneh juga, sih.. padahal, gue dah masuk berita unik yang di berita dalam negeri.. ehh.. kok tiba-tiba nyasar di sini, coba? aneh, kan? (aneh banget).. hii.. takuttt
 
Back
Top