Hujan Turun Saat Imlek

Kalina

Moderator
JAKARTA, KOMPAS - Warga Jakarta, Bekasi, dan Tangerang dalam dua hari mendatang boleh lega, meski harus tetap waspada. Badan Meteorologi dan Geofisika atau BMG memprakirakan curah hujan saat Imlek, Tahun Baru China, hari Minggu (18/2) tidak sebesar saat banjir besar dua pekan lalu.

"Secara umum, hujan yang akan turun hingga Senin mendatang berintensitas ringan, sedang, sambil disertai hujan lebat. Meramal durasi lebat berapa lamanya itu tidak mudah," kata Kepala Subbidang Informasi Meteorologi Publik BMG Achmad Zakir di Jakarta, Jumat (16/2).

Menurut BMG, saat banjir terjadi, tekanan udara di atas Jakarta rendah. Akibatnya, uap air dari segala arah tersedot dan terkonsentrasi di atas wilayah Jakarta, dan turun sebagai hujan lebat dengan waktu yang lama.

Dalam tiga hari mendatang, hujan di kawasan Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Tangerang diprakirakan berintensitas ringan hingga sedang pada siang hari. Sedangkan kawasan Jakarta Pusat, Timur, Selatan, dan Bekasi, hujan ringan hingga sedang disertai lebat, diprakirakan terjadi sore hingga malam hari.

Akan tetapi, Zakir mengingatkan bahwa hujan ringan-sedang disertai hujan lebat bagi beberapa kawasan tidak berarti benar-benar bebas banjir. Pasalnya, hujan ringan disertai lebat sekitar satu jam di sekitar Pamulang, Tangerang, beberapa hari lalu, ternyata juga masih diikuti munculnya genangan dan banjir.

"Akhirnya, tergantung kondisi lingkungan sekitarnya juga," kata Zakir.

Oleh karenanya, warga yang pernah dilanda banjir diminta waspada dan siaga, meskipun kemungkinan hujan lebat kecil.

Sumatera-NTT

Dihubungi terpisah, Kepala Subbidang Informasi Iklim dan Agroklimat BMG Soetamto mengatakan, kondisi tekanan udara rendah kali ini merata, memanjang di atas kawasan Sumatera Selatan hingga Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal itu berpengaruh pada potensi hujan yang turun.

"Kalaupun hujan lebat masih dalam gambaran normal, tidak selebat ketika banjir di Jakarta dan sekitarnya pekan lalu yang disebabkan tekanan udara sangat rendah di atas Jakarta saja."

Mengenai kebakaran hutan dan lahan di Pekanbaru, Riau, awal pekan ini, lanjut Soetamto, bukan disebabkan penyimpangan musim. Akan tetapi, bentuk variasi musim dalam skala minggu. "Pada pekan mendatang akan hujan lagi," kata Soetamto.

Sedangkan hujan sporadis diprakirakan baru akan mengguyur wilayah NTT pada akhir bulan Februari. Di sana hujan datang lebih lambat dibanding normalnya, tetapi bukan penyimpangan besar. Hujan dalam intensitas meninggi di NTT diprakirakan terjadi Maret 2007 mendatang.

Secara keseluruhan, uap air yang berpotensi menurunkan hujan di Indonesia terpantau cukup. Akan tetapi, sirkulasi angin cenderung berubah-ubah dari satu tempat ke tempat lain. (GSA)



Sumber: Kompas
 
Back
Top