Mengguncang iman Kristen

Aan

New member
The Da Vinci Code adalah salah satu novel terlaris abad ini. Sejak diterbitkan pada tahun 2003, di seluruh dunia buku ini telah terjual lebih dari 40 juta kopi!

Buku ini tentu saja bisa mempengaruhi pola pikir pembacanya. Dampak itu sendiri secara gamblang dituliskan pada sampul depan edisi bahasa Indonesianya, yaitu "Memukau nalar, mengguncang iman." Tidak berhenti di sini dampak kisah khayalan Dan Brown ini semakin besar dengan tayangan versi layar lebarnya, yang dibintangi Tom Hanks, aktor kaliber Oscar dan filmnya telah diputar serempak di seluruh dunia pada 19 Mei 2006.

Untuk menggocang iman Kristen
Buku ini jelas ide awalnya memang diharapkan untuk mengguncang iman umat Kristiani, edisi bahasa Indonesianya setebal 624 halaman, terang-terangan menghujat pokok-pokok iman Kristiani. Berikut adalah hujatan tersebut yang merupakan pandangan si penulis:

1. Yesus bukanlah Tuhan, melainkan manusia biasa. Kaisar Konstantin dari kerajaan Romawilah yang menjadikan Yesus sebagai Tuhan, melalui konsili Nicea pada tahun 325 demi kepentingan politiknya.

2. Kitab Perjanjian Baru yang digunakan oleh orang Kristen saat ini adalah himpunan dari kitab-kitab yang disusun oleh Kaisar Konstantin melalui konsili Nicea. Sedangkan kitab-kitab suci yang benar, yaitu yang digunakan oleh para pengikut Yesus yang asli, justru dibakar berdasarkan putusan konsili tersebut sebab berisikan "kebenaran" yang sesungguhnya, Yaitu bahwa Yesus adalah seorang manusia biasa Dan bukan Tuhan.

3. Yesus menikah dengan Maria Magdalena Dan memiliki seorang putri. Maria terpaksa harus mengungsi ke Prancis, berlindung di antara masyarakat Yahudi dan melahirkan anaknya di sana. Hal ini antara lain dikarenakan rasul Petrus merasa cemburu sebab Maria Magdalena, sebagai seorang perempuan, telah dipilih oleh Yesus untuk menjadi kepala gereja.

Untuk mengemukakan hujatannya tersebut sang penulis dengan piawai telah memadukan berbagai unsur penulisan:
1. Cerita-cerita khayalan, fiksi
2. Fakta-fakta sejarah
3. Data yang tidak akurat dan tafsiran yang melenceng terhadap beberapa fakta sejarah
4. Kajian Teologisnya yang bersifat anti-Kristen

Karena keempat hal tersebut di susun rapi di dalam sebuah tulisan yang utuh dan dengan setting cerita thriller yang menarik, menegangkan serta penuh kejutan, maka dengan mudah orang terhanyut dalam alur cerita tanpa dapat membedakan fakta dan fiksi.

Sejarah gereja dengan mudah akan terputar balikkan dan terperangkap kedalam jerat keyakinan teologis sang penulis. Bahkan, orang dapat terbawa kepada ajaran si penulis yang merupakan ajaran sesat, seperti memandang hubungan seks bebas sebagai sarana untuk berhubungan dengan Tuhan.

Benarkah usaha Dan Brown untuk menggoncang iman umat Kristen dunia akan berhasil? Rasanya naif sekali jika dikatakan berhasil. Bagaimana bisa roman picisan bisa mengalahkan pengalaman hidup di dalam Kristus itu sendiri?
 
Back
Top