Kisah Penculikan Keluarga di Villa Pamulang Makin Menegangkan

kurdadia

New member
JAKARTA, KOMPAS - Kisah penculikan yang berlangsung 1,5 bulan dan baru terungkap semakin menegangkan. Keluarga korban berharap cemas kasus ini segera ditangani oleh kepolisian karena penculik masih memiliki nyali untuk tetap mengaku sebagai keluarga mantan pejabat di Brimob. Bahkan penculik akan melaporkan Polda Jawa Tengah ke Provost karena penangkapan atas dirinya melebihi 24 jam dan polisi belum bisa membuktikan secara pasti adanya penculikan dan penganiayaan.

Muchlas Achyar, anggota keluarga korban, mengatakan hingga Senin (12/2) kakaknya yang menjadi korban penculikan, Muhamad Taufik Achyar masih dirawat intensif di sebuah rumah sakit di Jakarta Timur. "Kakak saya menderita pendarahan otak di lima titik, sekarang masih divisum dokter dan hasil visum itu akan diserahkan ke Polda Jawa Tengah untuk digunakan sebagai bukti adanya penganiayaan," kata Muchlas.

Seperti diberitakan Kompas sebelumnya, sebuah upaya penculikan dramatis menimpa keluarga di Villa Pamulang Tangerang. Minggu (11/2) kasus itu terungkap setelah berlangsung 1,5 bulan. Kasus ini terungkap setelah keluarga korban mentransfer uang hingga Rp 125 juta, ternyata penculik tak mau melepas semua sandera. Muchlas mengatakan, anggota keluarga yang diculik adalah kakaknya bernama Muhamad Taufik Achyar, bersama istri Taufik yaitu Jeni Purwandi Astuti, dan adik Jeni, Agus Susanto. Kasus ini setidaknya ditangani dua Polda, yaitu Polda Metro Jaya dan Polda Jawa Tengah.

Penculik berinisial JW bersama istrinya hingga kini masih diperiksa Polda Jawa Tengah. Penculikan berlangsung dari akhir Desember 2006 hingga Februari 2007. Muchlas terlambat mengetahui penculikan itu karena ketika dalam penyekapan, kakaknya takut melapor. Penculik mengancam membunuh jika korban macam-macam, misalnya melaporkan kejadian kepada polisi.

?Penculik mengaku keluarga mantan pejabat Brimob dan mengaku keluarga pejabat Ditlantas di Jawa Barat, jadi kakak saya takut melapor,? kata Muchlas. Penculikan berawal dari pertemuan dengan pelaku di Temanggung Jawa Tengah. Sejak saat itu, korban dibawa berkeliling dari kota satu ke kota lainnya, di antaranya di Prambanan, dan terakir di Sumberejo, Semarang. Bahkan juga pernah diajak ke beberapa kota di Jawa Timur.

Seorang petugas polisi di Polda Metro Jaya membenarkan kasus tersebut. "Kasus ini sekarang ditangani Polda Jawa Tengah. Kami hanya menangani di awal-awal saja saat koordinasi. Modus penculikan dan penganiayaan masih didalami Polda Jawa Tengah," katanya.

Muchlas mengatakan, kondisi psikis Jeni dan Agus saat ini masih kritis karena baru lepas dari penyekapan selama 1,5 bulan. Senin pagi Muchlas menerima kabar ternyata Jeni sempat mau dilempar oleh JW ke jurang. "Kondisi psikologi Jeni saat ini kritis karena selain dianiaya juga pernah mau dilempar ke jurang, kami berharap polisi segera menanganai kasus ini dan jangan sampai melepas JW, saat ini keluarga kami ke Jawa Tengah untuk menjemput Jeni dan Agus sekaligus untuk memantau kasus ini," katanya.

Muchlas berterima kasih kepada Polda Metro Jaya dan Polda Jawa Tengah yang dengan cepat menangani kasus ini. Muchlas melaporkan kasus ini pada Minggu (11/2) dini hari pukul 01.00. Polisi langsung bergerak dan pukul 03.30 sudah ada telepon masuk dari Polda ke Muchlas yang memberitahukan pelaku sudah tertangkap dan korban berhasil diselamatkan.

"Kami berterima kasih banyak ternyata kita masih punya polisi yang bisa bergerak cepat. Pengaduan saya ke Polda Metro Jaya saja belum sempat saya tanda tangani tapi polisi sudah menangkap pelaku," kata Muchlas.
 
Back
Top