Kristus mengajarkan bahwa Allah sejak semula menginginkan sebuah hubungan monogami, satu suami satu isteri. Namun, karena kebebalan hati umat Israel pada saat itu yang ingin kawin cerai, akhirnya Musa menuruti kemauan mereka untuk membuat surat cerai. Sejak itulah, dalam sejarah, para nabi termasuk raja-raja merasa lumrah untuk memiliki isteri lebih dari satu. Kenyataan ini bisa kita baca dalam Alkitab dimana Raja Daud, raja yang diurapi Allah dan Salomo, raja paling bijaksana di muka bumi memiliki isteri lebih dari satu. Poligami kemudian menjadi suatu hal yang biasa di kalangan rakyat jelata. Bahkan semakin menjadi-jadi dengan menjadikan perempuan sebagai budak belian dan pemuas nafsu laki-laki.
Namun, apa jawaban Kristus tentang hubungan suami isteri ini setelah praktek poligami sudah menjadi hal yang lumrah bahkan membudaya di jaman-Nya? Apakah ia menyetujui poligami? Jawabannya bisa dibaca dalam Kitab Matius 19:3-12. Dalam ayat-ayat ini, Kristus dengan jelas menyatakan bahwa monogami menjadi kehendak Allah sejak semula. Mari kita baca dan bahas bersama-sama. Untuk terjemahan Indonesia, saya menggunakan kitab terjemahan LAI (Lembaga Alkitab Indonesia) dan terjemahan Inggris (melengkapi pemahaman kita karena adanya keterbatasan dari terjemahan bahasa Indonesia), saya menggunakan New Living Translation SE.
Matius 19:3-12
3 Maka datanglah orang-orang Farisi kepada-Nya untuk mencobai Dia. Mereka bertanya: "Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?"
3 Some Pharisees came and tried to trap him with this question: "Should a man be allowed to divorce his wife for just any reason?"
Pada jaman Yesus, orang Farisi dikenal sebagai orang 'penting' yang menjunjung tinggi Hukum Taurat. Yesus sendiri sering mengecam mereka dengan menyebut mereka orang yang munafik dan mengibaratkan mereka seperti kuburan yang luarnya putih namun busuk di dalamnya. Orang Farisi tidak menyukai Yesus karena ajaran-ajaran-Nya yang dianggap 'berbeda' dan sering menghabiskan waktu dengan orang-orang berdosa. Dalam suatu kesempatan, orang-orang Farisi ingin menjebak Yesus dengan membuat sebuah pertanyaan tentang bolehkah seorang suami menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?
4 Jawab Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan?
4 "Haven't you read the Scriptures?" Jesus replied. They record that from the beginning 'God made them male and female."
Yesus yang sering mengajar dengan membuat perumpamaan, tidak menjawab dengan boleh atau tidak boleh. Ia menjawab, Tuhan sejak semula menciptakan laki-laki dan perempuan. Lewat ayat ini ditemukan satu kebenaran, bahwa Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan BUKAN laki-laki dan perempuan-perempuan. Artinya, satu laki-laki satu perempuan. Ayat ini juga menegaskan bahwa hubungan suami isteri yang Tuhan maksud adalah hubungan antara laki-laki dan perempuan. Jadi, pernikahan sesama jenis, homo dan lesbian, jelas bertentangan dengan kehendak Allah. Apapun justifikasi (pembenaran diri) yang dibuat, Tuhan sejak semula menjadikan manusia, laki-laki dan perempuan.
5 Dan Firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. 6 Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
5 And he said, 'This explains why a man leaves his father and mother and is joined to his wife, and the two are united into one.' 6 Since they are no longer two but one, let no one split apart what God has joined together."
Ayat ini benar-benar meneguhkan kita bahwa Tuhan menginginkan pernikahan yang sifatnya monogami. Di situ tertulis, "Mereka bukan lagi dua, melainkan satu (no longer two but one)." Bukan tiga jadi satu atau empat jadi satu, seperti dalam poligami. Dalam ayat ini juga dinyatakan bahwa perceraian tidak pernah ada dalam kamus Allah. Apa yang dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia.
7 Kata mereka kepada-Nya: "Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?"
7 "Then why did Moses say in the law that a man could give his wife written notice of divorce and send her away?" they asked.
Orang Farisi kelihatannya tidak puas dan tidak bisa menerima dengan jawaban Yesus ini. Mereka kemudian mempertanyakan mengapa Musa mengijinkan perceraian dengan memberikan surat cerai. Apa jawaban Yesus tentang hal ini? Ini menarik.
8 Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu, Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.
8 Jesus replied, "Moses permitted divorce only as a concession to your hard hearts, but it was not what God had originally intended.
Yesus menjawab, karena ketegaran hatimu. Rupanya di jaman Musa, umat Israel berkeras hati ingin kawin cerai. Musa akhirnya dengan berat hati, menuruti kemauan umat yang bebal ini. Padahal, sejak semula, manusia kawin cerai bukanlah kehendak Allah. Dalam terjemahan NLT, but it was not what God had originally intended.
9 Tetapi aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah."
9 And I tell you this, whoever divorces his wife and marries someone else commits adultery - unless his wife has been unfaithful."
Yesus kemudian melanjutkan bahwa barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah. Jadi, meskipun seseorang sudah menceraikan isterinya sah demi hukum dan memenuhi 'persyaratan-persyaratan' sosial dalam pengadilan agama: istri cacat badan, tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri, dan tidak dapat melahirkan keturunan, Kristus dengan tegas menyatakan bahwa orang itu berbuat zinah. Apalagi mereka yang kawin lagi tanpa bercerai alias poligami. Tinggal tambahkan kata 'banget', berzinah banget.
Kristus menyatakan bahwa seseorang boleh menceraikan isterinya, kalau isterinya itu berzinah dengan orang lain. Di luar itu, tidak ada persyaratan-persyaratan apapun yang membolehkan seseorang menceraikan isterinya, meski isterinya cacat badan, tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri, dan tidak dapat melahirkan keturunan. Kristus menyatakan bahwa suami isteri adalah dua menjadi satu. Satu dalam suka dan duka. Jadi ketika suami atau isteri ditimpa duka, itu adalah duka bersama. Bukan malah menceraikan isteri atau suami karena mendapati salah satu di antara mereka cacat, 'gagal' menjadi isteri, dan sebagainya.
10 Murid-murid itu berkata kepada-Nya: "Jika demikian halnya hubungan antara suami dan isteri, lebih baik jangan kawin." 11 Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu, hanya mereka yang dikaruniai saja.
10 Jesus disciples then said to him, "If this is the case, it is better not to marry!" 11 Not everyone can accept this statement," Jesus said. "Only those whom God helps.
Mendengar jawaban Yesus itu, murid-muridnya menjadi skeptis. Kalau memang begitu keadaannya, lebih baik tidak usah kawin. Apa jawaban Yesus?
12 Ada orang yang tidak dapat kawin karena memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti."
12 "Not everyone can accept this statement," Jesus said. "Only those whom God helps. Some are born as eunuchs, some have been made eunuchs by others, and some choose not to marry for the sake of the Kingdom of Heaven. Let anyone accept this who can."
Yesus menjawab bahwa ada orang yang tidak dapat kawin karena terlahir demikian (cacat), ada pula orang dijadikan demikian oleh orang lain (kemaluannya dikebiri), dan ada orang yang secara sadar memilih tidak kawin karena Kerajaan Sorga (Rasul Paulus). Jadi, biarlah kita bisa mengerti bahwa ada tiga jenis orang yang membuat orang itu tidak kawin.
Kesimpulan: Kristus dengan tegas menyatakan MONOGAMI adalah kehendak Allah, sejak semula, sebelum dunia dijadikan.
Namun, apa jawaban Kristus tentang hubungan suami isteri ini setelah praktek poligami sudah menjadi hal yang lumrah bahkan membudaya di jaman-Nya? Apakah ia menyetujui poligami? Jawabannya bisa dibaca dalam Kitab Matius 19:3-12. Dalam ayat-ayat ini, Kristus dengan jelas menyatakan bahwa monogami menjadi kehendak Allah sejak semula. Mari kita baca dan bahas bersama-sama. Untuk terjemahan Indonesia, saya menggunakan kitab terjemahan LAI (Lembaga Alkitab Indonesia) dan terjemahan Inggris (melengkapi pemahaman kita karena adanya keterbatasan dari terjemahan bahasa Indonesia), saya menggunakan New Living Translation SE.
Matius 19:3-12
3 Maka datanglah orang-orang Farisi kepada-Nya untuk mencobai Dia. Mereka bertanya: "Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?"
3 Some Pharisees came and tried to trap him with this question: "Should a man be allowed to divorce his wife for just any reason?"
Pada jaman Yesus, orang Farisi dikenal sebagai orang 'penting' yang menjunjung tinggi Hukum Taurat. Yesus sendiri sering mengecam mereka dengan menyebut mereka orang yang munafik dan mengibaratkan mereka seperti kuburan yang luarnya putih namun busuk di dalamnya. Orang Farisi tidak menyukai Yesus karena ajaran-ajaran-Nya yang dianggap 'berbeda' dan sering menghabiskan waktu dengan orang-orang berdosa. Dalam suatu kesempatan, orang-orang Farisi ingin menjebak Yesus dengan membuat sebuah pertanyaan tentang bolehkah seorang suami menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?
4 Jawab Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan?
4 "Haven't you read the Scriptures?" Jesus replied. They record that from the beginning 'God made them male and female."
Yesus yang sering mengajar dengan membuat perumpamaan, tidak menjawab dengan boleh atau tidak boleh. Ia menjawab, Tuhan sejak semula menciptakan laki-laki dan perempuan. Lewat ayat ini ditemukan satu kebenaran, bahwa Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan BUKAN laki-laki dan perempuan-perempuan. Artinya, satu laki-laki satu perempuan. Ayat ini juga menegaskan bahwa hubungan suami isteri yang Tuhan maksud adalah hubungan antara laki-laki dan perempuan. Jadi, pernikahan sesama jenis, homo dan lesbian, jelas bertentangan dengan kehendak Allah. Apapun justifikasi (pembenaran diri) yang dibuat, Tuhan sejak semula menjadikan manusia, laki-laki dan perempuan.
5 Dan Firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. 6 Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
5 And he said, 'This explains why a man leaves his father and mother and is joined to his wife, and the two are united into one.' 6 Since they are no longer two but one, let no one split apart what God has joined together."
Ayat ini benar-benar meneguhkan kita bahwa Tuhan menginginkan pernikahan yang sifatnya monogami. Di situ tertulis, "Mereka bukan lagi dua, melainkan satu (no longer two but one)." Bukan tiga jadi satu atau empat jadi satu, seperti dalam poligami. Dalam ayat ini juga dinyatakan bahwa perceraian tidak pernah ada dalam kamus Allah. Apa yang dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia.
7 Kata mereka kepada-Nya: "Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?"
7 "Then why did Moses say in the law that a man could give his wife written notice of divorce and send her away?" they asked.
Orang Farisi kelihatannya tidak puas dan tidak bisa menerima dengan jawaban Yesus ini. Mereka kemudian mempertanyakan mengapa Musa mengijinkan perceraian dengan memberikan surat cerai. Apa jawaban Yesus tentang hal ini? Ini menarik.
8 Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu, Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.
8 Jesus replied, "Moses permitted divorce only as a concession to your hard hearts, but it was not what God had originally intended.
Yesus menjawab, karena ketegaran hatimu. Rupanya di jaman Musa, umat Israel berkeras hati ingin kawin cerai. Musa akhirnya dengan berat hati, menuruti kemauan umat yang bebal ini. Padahal, sejak semula, manusia kawin cerai bukanlah kehendak Allah. Dalam terjemahan NLT, but it was not what God had originally intended.
9 Tetapi aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah."
9 And I tell you this, whoever divorces his wife and marries someone else commits adultery - unless his wife has been unfaithful."
Yesus kemudian melanjutkan bahwa barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah. Jadi, meskipun seseorang sudah menceraikan isterinya sah demi hukum dan memenuhi 'persyaratan-persyaratan' sosial dalam pengadilan agama: istri cacat badan, tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri, dan tidak dapat melahirkan keturunan, Kristus dengan tegas menyatakan bahwa orang itu berbuat zinah. Apalagi mereka yang kawin lagi tanpa bercerai alias poligami. Tinggal tambahkan kata 'banget', berzinah banget.
Kristus menyatakan bahwa seseorang boleh menceraikan isterinya, kalau isterinya itu berzinah dengan orang lain. Di luar itu, tidak ada persyaratan-persyaratan apapun yang membolehkan seseorang menceraikan isterinya, meski isterinya cacat badan, tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri, dan tidak dapat melahirkan keturunan. Kristus menyatakan bahwa suami isteri adalah dua menjadi satu. Satu dalam suka dan duka. Jadi ketika suami atau isteri ditimpa duka, itu adalah duka bersama. Bukan malah menceraikan isteri atau suami karena mendapati salah satu di antara mereka cacat, 'gagal' menjadi isteri, dan sebagainya.
10 Murid-murid itu berkata kepada-Nya: "Jika demikian halnya hubungan antara suami dan isteri, lebih baik jangan kawin." 11 Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu, hanya mereka yang dikaruniai saja.
10 Jesus disciples then said to him, "If this is the case, it is better not to marry!" 11 Not everyone can accept this statement," Jesus said. "Only those whom God helps.
Mendengar jawaban Yesus itu, murid-muridnya menjadi skeptis. Kalau memang begitu keadaannya, lebih baik tidak usah kawin. Apa jawaban Yesus?
12 Ada orang yang tidak dapat kawin karena memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti."
12 "Not everyone can accept this statement," Jesus said. "Only those whom God helps. Some are born as eunuchs, some have been made eunuchs by others, and some choose not to marry for the sake of the Kingdom of Heaven. Let anyone accept this who can."
Yesus menjawab bahwa ada orang yang tidak dapat kawin karena terlahir demikian (cacat), ada pula orang dijadikan demikian oleh orang lain (kemaluannya dikebiri), dan ada orang yang secara sadar memilih tidak kawin karena Kerajaan Sorga (Rasul Paulus). Jadi, biarlah kita bisa mengerti bahwa ada tiga jenis orang yang membuat orang itu tidak kawin.
Kesimpulan: Kristus dengan tegas menyatakan MONOGAMI adalah kehendak Allah, sejak semula, sebelum dunia dijadikan.