Ending or Breaking dawn ?

radiaku

New member
Word from author : Mungkin ini akan menjadi cerita terakhir gw, mungkin... Karena teryata ide cerita dan bahan pemikiran yang melayang di otak gw, si monyet gila yang bisa bercerita tentang apapun dan menghayalkan apapun adalah penyebab gw nggak bisa ngontrol diri dan dsbnya ( thanks for BA karena telah menunjukkan SIAPA AKU dan teryata si AKU ini sedang sakit, parahnya lagi si AKU ini tak tahu kalau sedang sakit ). So lets its be ending of story about my self and bara. Kembali lagi cerita ini adalah cerita mawut yang gw sendiri nggak tahu gimana menyusunnya... Ini cerita pengalaman nyata dari si BARA setelah bertemu BA, dan camping di gunung puntang, banjaran, bandung. Ini adalah cerita yang menurut gw paling penting dari semua cerita dan apapun yang pernah di alamin Bara selama hidupnya...
390734_10150459593494833_674599832_8754779_1492745790_n.jpg


Setelah menginap 4 hari di jakarta, bertemu si eky ( murid bara yang agak "error" ) dan akhirnya si Bara nggak bertemu si Yuki, fella, juni dan ss. Akhirnya kamis pagi yang masih gelap belum terang Bara berangkat ke Terminal Depok. Berangkat menuju bandung dengan BUS GMI ( GNI atau GMI atau apalah namanya lupa gw ). Setelah berangkat pukul 7 pagi dan tiba di terminal leuwi panjang jam 10 pagi akhir tiba di bandung dengan selamat. Setelah beberapa saat terjebak dan tersesat di bandung akhirnya Bara sampai di suatu tempat di kopo (suatu tempat di bandung ).

"Iya disini aa' nomor XXX blog XX, " kata tukang becak.
"Makasih " sambil bara menyerahkan lembaran 2ribuan dan 5ribuan untuk tukang becak.

Sebelum masuk Bara menelpon dulu ke Komandan, eehhhhh BA aka suhunya.
"komandan udah sampai neeh..."
"sampai mana? coba belajar ngetuk pintu!"
"siap komandan" kata bara mengakhiri pembicaraan itu.

Well, akhirnya bara memberanikan diri untuk mengetuk pintu rumah BA.
"tok tok tok"
Tak lama setelah nada ketukan itu, Pria tinggi besar, banyak uban sana sini, berkacamata, membawa bungkusan rokok di tangan kirinya, bercelana pendek bergaris garis biru tua dan biru muda, berkaos kuning yang sudah keliatan tua dan pudar membukakan pintu. That its, BA, salah satu dewa dari legenda 8 dewa yang masih hidup.

"Abang..." kata Bara dengan ketawa besar mengacungkan tangan menyalami BA.
"Wah, udah gedhe ya sekarang "Suara kalem, gedhe ,menenangkan serta senyuman BA sambil menyambut tangan dari Bara.

Saat Bara melepaskan carrier deuture futura pro 42 pesanan BA yang mengharuskannya pergi daerah cakung untuk membeli carrier di toko TANDIKE distributor yang berani memberikan harga di setengah daripada di harga di websitenya. Masih teringat kata kata BA di telepon waktu bilang, "Yang merah pokoknya, ceritanya lagi centil" disambut tawa dari Bara.

Pass Bara waktu mau melangkah masuk dalam rumah, udah di stop dulu ama si BA," siapa yang nyuruh masuk?". dan BA masuk lagi kedalam. Akhirnya Bara sambil mengangkat carrier yang berat itu meja depan, lalu duduk disitu. 1 peraturan BA, jangan merokok di dalam rumah, dan saat itu dia lagi pengen ngerokok, SOF dapat menetralisir racun rokok tapi hanya untuk pengunanya, istri dan anaknya tak belajar SOF.

Setelah buka buka isi dalam tas berupa pakaian dsbnya. Akhirnya BA menimang nimang carrier pesanannya, "cakep cakep", mulai dari raincover, resleting dsbnya di check dengan detail.

Setelah istirahat berapa lama akhirnya Bara sampai ke titik penting yaitu test dari BA, dan hasilnya sangat mengecewakan. Cuma putus BATA..... dan setelah BA tahu bara nggak berlatih lebih dari 4 bulan, tentunya beliau mencak mencak.
"Tong, kalau diliat secara aura yang tebelnya udah segitu harusnya udah cukup kalau mukul putus batu. Kenapa cuma bata?"
"Lama nggak latihan bang..." kata Bara pelan

Tentu aja BA kecewa,raut wajah kekecewaan jelas terpancar dalam wajah BA.

Bara cuma menunduk mendengar kata kata BA. Akhirnya BA meninggalkan Bara yang masih termangu.
BA akhirnya keluar lagi, "Ayo tong, ikut gw". Kata BA melangkah keluar halaman, Bara pun mengikuti di belakangnya.

---// Bersambung dulu ye... //---
 
Last edited:
Akhirnya setelah jalan kesana kemari, Bara dan BA tiba di sekretariat para pendaki gunung dan penjelajah rimba. "Laporan dulu" jawab BA singkat ketika Bara dengan bawel bertanya kemana tujuannya saat ini.

Sampai akhirnya ngobrol sana sini, Pak Ronny ikut dalam perjalanan mereka saat itu. Pak Ronny dengan umur di atas 50 tahun, masih sanggup untuk menjelajah alam, dan pegunungan. Bahkan kalau melihat track record beliau yang menakutkan, SAR, PENDAKI GUNUNG, TERJUN PAYUNG, BUNGEE JUMPING, DIVING dll. "Edan" kata Bara pas denger ceritanya BA saat itu.

Akhirnya setelah basa basi sebentar, mereka duduk di teras luar dari sekretariat. Tiba tiba ada tlpn dari CC, biasalah pertanyaan klise A, B, C, contoh dah sampai bandung blum? lagi dimana? ketemuan dimana? bla bla...

"Tong, siapa itu tadi?"
"CC, komandan."
"Waduh sesajen buat komandan mana neeh, masak elu sendiri yang makan"
Akhirnya perbincangan itu menjadi kesana kemari sampai akhirnya Bara bercerita tentang B7 dan ray tentunya. BA akhirnya angkat bicara.

"Gimana kalau kita taruhan aja?" kata BA
"Taruhan?"
"Yups, cewek mana yang ada masalah hati ama elu?"
"Okta"
"Nah kita saingan, buat dapetin dia. Gw nggak perlu pake B7 atau apalah yang rumit itu. Gw akan pakai yang namanya MSM ( master and slave mind ), jadi apapun yang What I think, she will follow ( apapun yang gw pikirin dia akan mengikuti )"
"hah? Emang ada?" kata bara terperangah
"Ada donk tong"
"Kok gw blum di ajarin?"
"Emang blum. hahahhahahahaaaaa" jawab BA sambil tertawa panjang
"Yah abang kenapa gw nggak di ajarin?"
"lah ini bukan SOF, tapi aura. Lu khan bukan anak indigo n nggak suka ama segala macam aura dan tetek bengeknya?"
"Mampus, termakan kata kata gw sendiri" batin bara dalam hati.

"Ngedrumel dalam hati, huh?" Sungut BA
"Abang tahu?" tanya Bara dengan tampang bodoh, emangnya bisa baca pikiran orang
"Bisa lah tong, tapi gw akan berkata nggak bisa daripada ntar elu tanya tanyain mulu" kata BA tertawa lagi.
"YAh...." kata Bara sambil ngedrumel dalam hati.
"Ngedrumel lagi? mangkanya mikir tembok biar nggak kebaca." kata BA ketawa lagi.

"Nah back lagi ke okta tadi, lu kata tadi khan lu blum pernah gunain B7 dengan Okta karena elu pengen dengan cara bodoh dapetin di OKTA?"
"he eh"
"Nah elu boleh gunain B7 yang rumit itu dan gw cuma akan gunain MSM gimana tong?"
"yah, ini mah sama dengan gw ngelawan sesuatu yang jelas menang?"
"Hehehheeee, gw kasih 1 kemudahan lagi buat elu. tanpa MSM?"
"Gw nggak bertarung untuk wanita bang? kecuali dia berdiri di sisi gw"
"lho bukan masalah bertarungnya, tapi rivalnya... Jangan pandang oktanya, tapi gw tong"
"Nggak bang, kalau okta mau ambil aja bang"
"nggak asik nehh, huh"
masih tergiang kata kata si nedi, "BA itu nakalnya nggak keliatan, tapi sekali menghantam sakit"

"Bang, ntar di gunung gw di ajarin, OOBE ( out of body experience, bagi yang nggak familiar, meraga sukma mungkin lebih familiar.. hehehhehheheheee ) khan?"
"Ntar liat nanti, kalau gw mood tong."

Keduanya terdiam, asap rokok masih mengepul dari mulut BA. Hujan masih dengan rintik rintik menghiasi kota bandung. dan Akhirnya Bara tak jadi makan makanan kesukaannya. Pangsit mie. Mereka harus berangkat ke banjaran, cimaung, tugu, ke gunung puntang, bandung.

Tiba tiba terlintas, sebuah pemikiran dari Bara. Kenapa BA dengan berbagai hal kemampuan dan power yang luar biasa, punya seorang istri yang notabene, "biasa biasa" aja. walaupun akhirnya Bara menemukan beberapa sifat yang similiar dengan Okta ( mampus, kenapa jagoan jatuhnya ke tipe tipe yang kayak gini.. parah... ). Akan gw ceritain ntar lebih detail


//--- sory ceritanya jadi cuma kayak gini, soalnya gw abis sakit. roboh juga --//
 
PUNTANG HARI PERTAMA
Sampai di tugu, cimaung. Bara mengikuti BA yang sedang membeli logistic untuk kegunungnya. Abis keluar dari alphamart, BA langsung berkata ke pada Bara, "Jangan sok jago?".
"sok jago apaan?"
"bahasa tubuh elu tuh, itu artinya sok jago"
"masak sih bang?"
"Ehh di bilangin, elu tuh kayak orang jalan bawa senapan, golok, maverick, granat tangan, yang nandain kayak gini, JANGAN GANGGU GW padahal nggak bisa apa apa?"
"Wah, jangan bilang gitu bang... walaupun sekarang cuma putus bata, kalau cuma lawan preman juga jatoh"
Dan jawaban BA adalah sentilan di telinga Bara, "Murid geblek, maksud gw yang lawannya minimal se gw, nah elu baru tahu rasa"
"Gaya tubuh itu santai tapi waspada" lanjut BA melangkah terus menuju parkiran di mana Pak ronny menunggu dengan vespa bututnya.

Jam sudah sekitar jam 7 malam, sampai di atas. Pake ojeg sekitar 15ribuan, lumayan juga ada 8 kilo. Itu pun masih jalan lagi yang sekitar 1 kilo dari tempat camping ( hanya camping saat ini ).

Waktu mau camping di kolam cinta, eh teryata lagi di pakai anak anak SMK buat kegiatan, samping ada anak anak BAHASA ( intinya ada 3 bendera, jepang, indonesia, ama korea ), agak bawah dikit buat MOTORACE motor club. Kacau neeh..

Akhirnya mojok di tengah tengah dah, sambil si Bara di suruh berlatih. Di luar suhu di 12 derajat, Bara di pojokan dekat gunung, tanpa alas kaki berlatih sendirian. Bara cuma bisa mengumpat sana sini dan menyalahkan dirinya yang SOFnya nggak seberapa, kalau yang udah tinggi tinggi harusnya udah nggak kerasa dingin lagi.

Akhir selesai juga, 2 jam latihan and hasilnya pun sangat mengecewakan nggak tembus SOFnya. Walaupun BA udah bilang, "tubuhnya capek itu"
Akhirnya nggak seberapa lama, hampir jam 3 pagi tidurlah 3 orang itu.

//-- bersambung dulu --//
 
PUNTANG HARI 2, PAGI HARI

Langit masih mendung, jam 12 siang masih gelap seperti jam 7 pagi. Bara terbangun di siang hari dia tak melihat pak ronny di samping kanannya tapi Bara masih melihat BA yang tertidur di samping kirinya, tentunya bukan tidur BA bangun jam 10 pagi tadi tapi istirahatnya bisa lama banget. Well, akhirnya Bara melihat bentuk fisik asli dari BA, Aneh ekpresi BA tak berubah saat bangun maupun tidur, sama aja.

Belum sempet Bara berkata apa apa udah di tegur ama BA, "Tidur lama bener" itupun BA masih terpejam matanya.
"Jam berapa sekarang?"
"Jam 1"
Akhirnya Bara pun merangkak keluar dari tenda

"ANJ***NG ,.... DINGIN...." Umpat bara dalam hati, saat angin dari gunung menerpa tubuh kurusnya.

Tak lama kemudian BA pun bangun dan keluar dari tenda, duduk di bebatuan didepan tenda. ANAK SMA sudah bubar, tinggal anak BAHASA dan MOTORCROSS CLUB ( teryata motorcross bukan motor race ).

Dari arah kolam cinta, Pak ronny dengan berjalan kaki santai, kembali ke arah tenda.
"Dari mana pak ronny?" Sapa BA
"Dari kolam cinta, trus ke bawah dikit cuci muka di sungai, enak banget airnya"
"banyak orang sungai, pak ronny?"
"Nggak ada, si radia nggak mandi?"
"Iya tong mandi di sungai sono, ntar barengan"
"Kagak ah... Di bayar 10 juta aja gw nggak mau" Sahut Bara dengan ogah ogahan.
"Heh, Bau kayak wedus gitu. Enak seger airnya. Iya khan Pak ronny" Rayu BA
"Betul betul, seger...."
"Nggak, Seger apaan? DINGIN...." Sungut Bara, Di rumah aja dia selalu pake air hangat bahkan di siang hari bolong yang panasnya ampun dah, dia masih harus pake air hangat.
Disambut ketawa oleh BA dan Pak ronny
"mangkanya jangan di diem mulu, gerak tong.. kemana kek gitu" Kata BA
Bara cuma terdiam, gerak aja malas.

"Bang kita nggak naik ke air terjun?"
"Ntar tong, paling enak ngopi dulu?" Dengan nada ngasih ide enaknya bikin kopi.
"Ya udah, bikin" sambut Bara dengan enteng.
Langsung disambut gelak tawa BA ama Pak ronny, sambil di lempar batu ama BA.

Bara melangkah pergi, saat BA nyalain kompor berbahan bakar spiritus, mau Bikin 2 kopi dan 1 susu buat BARA. ( Please, jangan NANYA ataupun BERPIKIR kenapa Bara di bikinin SUSU n bukannya KOPI, kalau di rumahnya BA ama nyonya beliau selalu di bikinin kopi mochacino )

"Bener bener seperti anak harimau yang tak takut tingginya langit dan tebalnya bumi" Pak ronny membuka pembicaraan sambil tertawa
"Bener, tapi geblegnya itu lho minta ampun..." Kata BA dengan geleng geleng tapi dengan ekpresi senang
"Dia yang akan kamu jadiin penerus?"
"Iya, dalam 2 tahunan lagi, aku rasa udah mampu lewatin gw cuma...." kata BA
"Cuma apa?" tanya pak ronny penasaran
"Mental jagoannya masih blum kokoh, masih blum ketemu dimana penyakitnya"
"Mental?"
"Iya, mental! takutnya dengan latihan gila gilaan yang di lakukannya sekarang, 5 tahun lagi nggak ada yang bisa ngendaliinnya lagi, Aih ini seperti pisau bermata dua"
"Lah emangnya nggak ada hukum, khan sekarang bukan hukum rimba lagi?"
"Dengan sekali pukul mati, n nggak ada saksi?"
Pak ronny terdiam
"Susah eui..." kata pak ronny setelah beberapa lama
"Makan dulu pak ronny" teryata roti bakar, kopi dan susu udah selesai di masak ama BA
"TONG... BALIK DULU" teriak BA ke arah Bara yang lagi ngeliatin semut, tahu deh tuh anak kelakuannya bikin bingung
Si Bara berlari lari kecil seperti anak kecil yang di panggil ibunya, tak ada ekpresi kesedihan yang ada keluguan anak kecil.


# Bersambung lagi --#
 
haha.. iya bara itu lo,..

lanjut terus ceritanya gua pantau aja, ntar klo ada sisa reppu gua kasih.. hehe
 
@HULK
dari mana kabar itu? prediksi elu atau dapet dari orang lain?

mungkin khayalan? Mungkin juga bener bener ada? Mungkin juga itu gw?
Who knows, anggap aja cerita... Gumaman dari mulut kemulut...

Lets the story begin
 
PUNTANG HARI 2, MALAM HARI, CELOTEH pada ANGIN di malam SEPI

Tiada seorang pun yang berkemah. Hujan rintik dari sore tadi, bara dengan BA masih sibuk dengan kerjaan mereka. Tenda, mengukur tenda, OUTBOND adalah hobinya BA. BA sedang mengarap proyek tenda, jadi di test sekalian apakah ada yang salah atau nggak dalam hasil kerjanya.
Terjadi sedikit miskalkulasi dalam perhitungan BA. Karena kemarin tenda bagian luar di buat dengan system phytagoras bagian dalam yang di buat belakang yang di buat lurus akhirnya nggak bisa berdiri dengan sukses.

"Ya udahlah tong, tinggal kita bikin lagi yang atasnya. Kemarin gw salah perhitungan"

Kata mereka di malam sepi, akhirnya BA menyalakan api unggun, waktu itu udah sekitar jam 1 malam. Pak ronny siang siang udah tertidur pulas di tenda.

"Kenapa sih tujuan elu Abadi tong?"
"Hmmm.... karena gw pengen menjelaskan dan mencari tahu kenapa sih gw disini. Ada apakah di dunia yang begitu luas begini?"
"Lho bukankah gw udah kasih tahu bahwa kita disini itu karena kita belajar, belajar HIDUP."
"Benar bang, tapi menurut teori gw bahwa kalau umur cuma 80 tahun nggak cukup untuk belajarnya"
"Bener banget, soalnya dengan pemikiranmu yang serba rumit maka kalau 80 tahun nggak cukup, gw percaya itu"

Bara terdiam
"Lu itu tong, berpikiran rumit, sesuatu yang gampang elu buat rumit" Kata BA memecah sunyi
"Dari jawaban akan muncul pertanyaan dan pertanyaan lainnya, PUYENG" lanjut BA
Sunyi lagi....
"Bukankah dulu gw pernah bilang, Hidup adalah mimpi dan mimpi adalah hidup, siancai siancai"
"Iya..." jawaban Bara singkat
"Kalau elu mau abadi cukup elu mati, udah abadi dah elu"
"Gw takut mati bang , mungkin itu juga salah satu alasan gw pengen abadi"
"Siapa sih yang nggak takut mati tong? semua orang takut"


Bara kembali terdiam, keduanya membisu dalam kegelapan malam. Banyak Suara anjing seberang jauh, tampaknya orang orang sedang berburu, ntah apa yang di buru.
"Hidup adalah mimpi, mimpi adalah hidup, itu pelajaran ketiga" kata BA kembali lagi membunuh kebisuan diantara 2 orang ini.
"masih ingat pelajaran kedua dan kesatu?" lanjut BA
"(censored, ini nggk ada hubungannya dengan cerita yang gw akan ceritakan )"
"Di agama manapun tong? Pasti bilang ada kehidupan setelah mati? Bener nggak?"
"Bener"


BA menambah kayu di dalam api ungun di depan mereka.
"Trus apa artinya gw harus membela diri jika bertemu penjahat? Untuk apa mempertahan kehidupan ini, jika kehidupan yang sebenarnnya adalah nanti?" Tanya Bara
"Wah ini, geblegnya muncul lagi. Tahu SEMBUH dari mana tong?"
"karena pernah SAKIT?"
"Nah sama, kita disini belajar untuk HIDUP, agar tahu MATI. Nah yang jadi pertanyaan? lu udah LULUS HIDUP blum?"
"Jujur gw aja arti blum paham dari HIDUP"
"Nah, itu dia. HIDUP aja blum PAHAM, Ini jangankan LULUS, PAHAM aja blum. gimana elu mau bicarain MATI?"

Hembusan angin menerpa tubuh kurus mereka. Malam tiada bulan, suara air yang mengalir dari puncak ke bawah tebing menemani malam dingin.
"Tapi gw nggak percaya agama bang?"
"Kalau nggak percaya, sono.. Jangan kenal gw lagi"
"Tapi gw percaya tuhan tapi agama yang gw liat selama ini di selewengkan, kok jadi gini. apakah seperti ini?"
"Untuk beberapa orang tong? itu cuma beberapa orang."


Teriakan Anjing pemburu makin dekat dengan mereka. mungkin menuju ke atas.
"Gw dulu juga sama kayak elu tong, THE HARD WAY" BA berceloteh
"Kalau elu pengen the HARD WAY silahkan, itu lama dan elu perlu yang namanya abadi"
"Tahu nggak bang, gw ini benci dengan pikiran gw. Pikiran gw berpikir yang jelek jelek dengan setiap orang dan gw benci itu" Tiba tiba Bara bercerita

"Tahu nggak ada seseorang berkata gini, "Pikiran itu bagaikan MONYET GILA"" BA mulai memberikan wejangan
"Tiap orang punya "MONYET GILA" lanjut BA
"Tahu nggak bang, kenapa sih gw punya gaya tubuh seperti itu? setelah gw pikir pikir itu adalah bentuk traumatic masa lalu. Kakek gw dulu adalah Guru yang keras di sebuah SD, nah gw sekolah di tempat yang sama akhirnya gw yang di jadikan sasaran bagi mereka yang pernah merasakan hukuman dari kakek gw." cerita Bara.
"Dan itulah kenapa elu latihan gila gilaan tong, elu pengen KUAT" sergah BA

Mereka terdiam sesaat dengan pikiran masing masing. Bulan akhirnya menunjukan wajahnya setelah lama tak muncul
"Dulu gw juga sama tong, kayak elu. HARDWAY, tanyain yang kenal ama gw dulu. Mobil gw di salip aja, gw marah. Ada preman petantang petenteng di hadapan gw, gw patahin kakinya" kata BA mengenang masa lalu
"Bahkan nyonya gw aja males jalan ama gw, Kemarahan gw ini sampai di titik gw terbebani, gara gara monyet gila tadi" cerita BA
"Emosi itu ada 2, internal emosi dan external. Mungkin juga internal emosi itu karena tak punya kekuatan untuk mengeluarkannya ini malah berbahaya karena emosinya double"
"Lalu gimana cara abang bisa jadi kayak gini, without emosi"tanya Bara setelah cerita BA selesai
"ya di kendaliin monyet gila tadi"
"Cara ngendaliin monyet gila tadi?"

BA tersenyum kearah Bara
"Nah ini pertanyaan bagus dari semua pertanyaan elu selama ini, caranya jadi PENGAMAT"
"PENGAMAT?"
"Iya judulnya jadi PENGAMAT, gini tong, dalam bahasa inggris aja jelasinnya. proses berpikir ini ada 3, THOUGH, THINK, MIND"
"sekarang elu pejamin mata dan jangan berpikir apapun" perintah BA
Bara memejamkan mata
"Sekarang buka mata" perintah BA kemudian
Bara membuka matanya
"Apa yang elu liat?" tanya BA
"Kuku"
"Kuku apa?"
"Kuku dinosourus" jawab Bara
"itu dia THOUGH, itu adalah si monyet gila"
"kita tiap hari membayangkan dan mengalami proses itu lebih jutaan kali, nah jika kita nggak terpancing untuk memikirkan hal itu maka dia tidak akan jadi MIND atau pikiran itu sendiri" jelas BA
"Nah judulnya jadi PENGAMAT, jadi di ikat si monyet gila tadi. Apapun yang di lakukannya amati, dan rasakan apa emosi yang muncul kemudian BLA BLA BLA... ( CENCORED )?" panjang lebar kata kata BA kali ini.

Bara terdiam tanpa kata mendengar wejangan dari BA.
"Nah ntar pasti ada penolakan penolakan, dari radiaku A, radiaku B. Nah itulah kenapa kadang kadang terjadi multi kepribadian dan elu mulai udah nampak double personality itu. masih gejala"
"Ini adalah dasar meditasi tong, meditasi itu tiap hari dan tiap saat tong, elu nggak perlu harus mencari tempat sepi dsbnya, tiap hari, tiap saat meditasi pun bisa, karena monyet gila ada tiap saat" terang BA

Bara cuma mengangguk dan terdiam karena pikirannya lagi penuh dengan keterangan BA.
"Gw cuma bisa membimbing sampai disini, selanjutnya akan menjadi pertarungan elu sendiri. karena apa yang cocok buat gw, blum tentu cocok buat elu"
"Udah tong, kita tidur dulu tong, ngantuk gw" ajak BA

Sisa sisa api unggun pun sudah mulai padam


//---- bersambung ---//
 
Last edited:
Bone cracking claw style vs Tapak Api?

Prologue ( sori gw jadi agak bingung menceritakan perjalanan Bara kali ini. Mungkin gw mulai kehilangan insting gw dalam mengambarkan suasananya. Gw masih sibuk dengan proyek gw jadi, ini cuma prologue aja.... )

Pagi masih buta, asal kau berbicara pasti akan keluar asap putih. BA, menekuk kakinya sedikit dan menekuk lengannya sedikit, sambil mengejangkan seluruh ototnya. "FULL power".
Hanya sekejab, tapi bara yang berada di depan BA, langsung bereaksi, ledakan aura dari BA benar benar mengerikan. sampai SOFnya bereaksi dengan keras, Sinyal BAHAYA.

Bara melakukan hal yang sama dengan BA, "ini bukan latihan, ini bukan test, ini REAL fight"

BA, mendorong telapaknya kedepan, kemudian menarik telapak kanannya ke pinggang, dan kejadian di luar nalar muncul di depan Bara, dari telapak tangan BA, keluar asap putih keluar dengan deras, seperti uap air panas yang didihkan. DEGG... "Tapak Api" Batin Bara, Bara sempet shock beberapa saat, BA tidak main main. Tapak api, tak perlu memukul ataupun menepuk sasaran, cukup di nempel di tubuhmu,maka itu lebih dari cukup untuk membuatmu mendaftarkan diri ke akhirat.

"Konsen..." kata BA kalem, melihat Bara hanya terperangah diam
Bara tersadar dari semua lamunannya, tentang semua kehidupannya yang di laluinya dan okta. Apakah tiap orang akan mati akan teringat keluarganya? atau mungkin hal yang berharga dalam hidupnya, Bara tak tahu soal itu dan tak punya waktu untuk memikirkan itu.

[ame="http://www.youtube.com/watch?v=r109YEPKZe8"]Pyrokinesis by Shi Fu Jiang John Chang Mo Pai - YouTube[/ame]

Didepannya, ada tapak api yang di hadapinya, apakah dia akan mengorbankan tangannya agar bisa melewatinya... atau langsung memapak tapak api dengan resiko lewat dari dunia ini. Adrenalin dengan keras mengalir ke jantungnya, membuat jantungnya berdebar beberapa kali lipat dari biasanya, saking kerasnya sampai napasnya seperti orang di kejar anjing. pikirannya berkerja dengan sangat keras mencari akal untuk menghadapi tapak api, tapi setiap jalan bagaikan buntu, cuma 1 jalan, MATI.

[ame="http://www.youtube.com/watch?v=r109YEPKZe8"]Pyrokinesis by Shi Fu Jiang John Chang Mo Pai - YouTube[/ame]

BA masih berdiri dengan posisi siap memukul, KOKOH, Tenang, tapi ketenangannya membuatnya takut. Ketenangan yang membawa ketegangan, Bara mati matian melawan insting bertahan hidupnya, "LARI". Inikah asli dari BA, waktu di masa mudanya?

[ame="http://www.youtube.com/watch?v=DYTJndCpdFo&feature=related"]Real Pyrokinesis ! John Chang Mo Pai - YouTube[/ame]
 
Back
Top