Pak Presiden, Apa Janji Itu Hanya Sebatas Mimpi?

zoeratmand

New member
untuk berita Eriyanto ini sepertinya belum ada ya...

0657244620X310.jpg

KOMPAS.com — Masih ingat Eriyanto? Ia adalah kapten yang membawa The All Star Team Milan Junior Camp juara di Milan Junior Camp Day Tournament di markas AC Milan, Italia, pada tahun 2010. Tak hanya tim yang juara, ia pun terpilih sebagai kapten terbaik. Sebuah prestasi yang luar biasa.

Seusai membawa timnya mengharumkan nama bangsa, Eriyanto dan kawan-kawan disambut bak pahlawan dan sempat "digadang" oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng ke Istana Negara untuk bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono.


Saya berharap pemerintah segera merealisasikan bantuan itu. Saya butuh banget untuk memperbaiki ekonomi keluarga. Nyatanya sampai saat ini enggak ada. Janji itu sebatas mimpi.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden memberikan janji manis kepada The All Star Team Milan Junior Camp.

"Presiden berjanji semua biaya sekolah ditanggung dan diberi kehidupan layak," ungkap Eriyanto yang berasal dari Sukabumi, Jawa Barat, saat dihubungi Kompas.com, Senin (26/12/2011).

Namun, janji itu ternyata hanya janji. Setahun berselang, Eriyanto tak pernah merasakan realisasi janji yang dilontarkan Presiden.

"Saya berharap pemerintah segera merealisasikan bantuan itu. Saya butuh banget untuk memperbaiki ekonomi keluarga. Nyatanya sampai saat ini enggak ada. Janji itu sebatas mimpi," ujar Eriyanto.

Padahal, Eriyanto sangat membutuhkan bantuan itu demi meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Eriyanto berasal dari keluarga kurang mampu. Orangtuanya, Bapak Uli (42) dan Ibu Eha Suleha (37), bekerja sebagai buruh. Demi membantu ekonomi keluarganya, Eriyanto menggembala ternak setelah pulang dari sekolah di SMAN 1 Nagrek.

Akan tetapi, keterbatasan itu bukan menjadi penghalang bagi Eriyanto untuk mewujudkan mimpinya menjadi pemain hebat seperti Lionel Messi (Barcelona) dan Firman Utina (Sriwijaya FC).

Anak pertama dari tiga bersaudara itu masih tekun mengasah kemampuannya di SSB Asmaras. Eriyanto memang berencana mengikuti seleksi tim nasional U-17 pada Januari nanti.

"Saya tidak putus asa. Kalau putus asa, tidak akan mengubah segalanya," ujarnya.

Kisah Eriyanto ini mendapatkan perhatian dari publik pencinta sepak bola di dunia maya. Sebuah akun Twitter @sepakbolaisme menggalang dukungan untuk Eriyanto dengan melelang jersey mantan pemain timnas, Ilham Jayakesuma.

Bagaimana tanggapan aden dan nona...
 
ak juga nonton pemberitaannya di Metro TV. Harusnya presiden tepati janjinya. Padahal saat itu yang mengantarkan Eriyanto bertemu presiden adalah Menpora, Andi Mallarangeng. Kok Presiden bisa lupa ya
 
Harusnya ditelusuri juga ucapannya pak SBY waktu itu seperti apa..?
Berharap Pak SBY mengulurkan tangannya sendiri..? Lha opo ketua RT yang mau kasih jatah raskin..? :))

Presiden itu punya pembantu yang namanya menteri dan dibatasi oleh yang namanya mekanisme serta protokoler...

Yah tapi yang namanya 'berita baik' begini, tentu sangat sedap untuk diawul2 ke media....

Sistem pendidikan di negara ini memang nggak pernah mengajarkan obyektifitas... Menyedihkan...



-dipi-
 
Harusnya ditelusuri juga ucapannya pak SBY waktu itu seperti apa..?
Berharap Pak SBY mengulurkan tangannya sendiri..? Lha opo ketua RT yang mau kasih jatah raskin..? :))

Presiden itu punya pembantu yang namanya menteri dan dibatasi oleh yang namanya mekanisme serta protokoler...

Yah tapi yang namanya 'berita baik' begini, tentu sangat sedap untuk diawul2 ke media....

Sistem pendidikan di negara ini memang nggak pernah mengajarkan obyektifitas... Menyedihkan...



-dipi-

Binggo...
yup...dan mungkin pak presiden tidak secara langsung berpesan demikian, hanya daya tangkap masyarakat dan media...
Berikut berita di kompas setahun yang lalu..

JAKARTA, KOMPAS.com — Eriyanto (14) tak bisa membendung air matanya saat bersalaman dengan Presiden SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, Rabu (20/10/2010) sore. Eri, demikian ia biasa disapa, adalah kapten tim Indonesia yang turut dalam kejuaraan Milan Camp di Italia.

Sore ini, Presiden menerima Eri dan teman-temannya yang baru mendarat dari Italia. Indonesia menjadi jawara dan Eri terpilih sebagai "Best Captain" alias kapten terbaik.

Air mata yang menetes di pipinya merupakan ungkapan haru dan bangga. Wajah kedua orangtua dan adik semata wayang di kampung halaman, Kabupaten Nagrak, Sukabumi, terbayang di pelupuk mata Eri.

Dengan suara terbata, Eri memperkenalkan dirinya kepada Presiden SBY. Tak malu, ia mengakui hanya seorang anak putus sekolah.

"Nama saya Eriyanto, umur saya 14 tahun. Setelah SMP saya putus sekolah dan berasal dari keluarga tidak mampu," kata Eri saat Presiden meminta para remaja itu memperkenalkan diri berikut latar belakang keluarganya.

Ungkapan polos Eri memancing Presiden, "Dari mana tadi?" Eri menjawab, "Nagrak, Sukabumi, Bapak," katanya.

Kedua orangtua Eri adalah petani. Alasan keterbatasan ekonomi membuat Eri tak melanjutkan sekolahnya. Setiap hari, ia membantu orangtua dengan memberi makan hewan ternaknya.

Nasib baik menghampirinya saat PT Asia Sport Development menjaring bibit berbakat. Eri selama setahun terakhir berlatih di bawah gemblengan mantan pesepakbola nasional, Arif Hidayat.

"Dia berbakat dan terpilih untuk ikut dalam tim yang berangkat ke Italia," terang Manajer Tim, Ricky Djoharli.

Eri kemudian dipercaya menjadi kapten tim untuk menggantikan rekannya yang mengalami cedera. "Saya tidak menyangka, akhirnya bisa terpilih sebagai kapten terbaik," katanya dengan terisak.

Di Italia, tim Indonesia mengalahkan empat tim asal Eropa dan Amerika Latin. Puncaknya, tim Indonesia mengalahkan tim Italia pada babak final.

Perjuangan anak-anak muda ini tak mudah. Di tengah dinginnya cuaca Italia, mereka menjaga semangat tetap membara. "Kalau latihan, pakai jaket dan celana panjang. Awalnya agak susah adaptasi dengan dinginnya karena di Indonesia biasanya kan panas. Tapi kami berhasil," kisah Eri.

Ia pun tak pernah membayangkan bisa merasakan "merumput" di Italia. Apa harapan Eri untuk masa depannya? Cukup sederhana. "Saya ingin melanjutkan sekolah dan ingin menjadi pemain tim nasional," harapnya.

Presiden dalam sambutannya berpesan agar Menpora Andi Mallarangeng memerhatikan masa depan remaja-remaja potensial ini. "Tanya ke mereka, apa harapan dan cita-citanya. Mau menjadi pesepakbola atau karier lainnya. Bisa berhasil sebagai pemain bola, sekolah, atau profesi lain," kata Presiden.

Kini, Eri berharap, janji dan perhatian pemerintah bisa diwujudkan. "Saya ingin sekali sekolah lagi," harapnya lagi.
http://bola.kompas.com/read/2010/10/20/20383574/Kapten.Terbaik.di.Italia.Saya.Putus.Sekolah.
 
kita berharap dengan pemberitaan yg marak d TV, mendiknas juga bs berempati dgn memberikan bea siswa pada Eri
 
Paling banter cuma jadi pemain medioker nih.
Mentalnya mental kaipang, bukan mental fighter.
Mungkin lebih cocok jadi king of beggar daripada jadi pemain bola profesional.
dipi76 said:
Sistem pendidikan di negara ini memang nggak pernah mengajarkan obyektifitas... Menyedihkan...
Kalau di sekolah daku lihat justru diajarkan.
Anak temenku kalau test, soal-soalnya jenis pertanyaan objective tuh. ~LoL~

Pendidikan oleh lingkungan yang banyak mengajarkan untuk selalu subyektif.
 
Apa yang harus dilakukan Presiden SBY, gitu?
Kalau menurut daku sih, pernah berjanji ataupun tidak, SBY kudu kasih tuh anak biaya pendidikan. Ketika sudah di-blow up media seperti ini, siapa yang peduli dengan fakta yang sebenarnya? Orang akan lebih senang dan terhibur dengan berita bahwa SBY memang pernah berjanji. Orang akan dengan mudah berkomentar tanpa perlu pakai otak untuk menyalahkan SBY. Itu hiburan buat masyarakat yang rata-rata memang nggak pernah berpikir ini.

Daku sedikit kagum dengan kemampuan anak itu. Bukan soal bola, karena apa sih hebatnya kejuaraan junior camp itu? Tapi kagum ke soal cara "memojokkan" untuk mendapatkan keuntungan. Makanya daku bilang ini anak nggak bakal jadi pemain besar, paling cuma jadi pemain medioker. Kecuali kalau dia bisa merubah mentalnya.

Mentalnya itu mental kaipang. Tau kan kaipang? Partai pengemis di film-film silat china. Mental yang bisanya cuma menengadahkan tangan padahal punya kemampuan untuk berjuang dengan mengepalkan tangan.
 
melihat di lapangan, anak² macem Eriyanto yang sekolah di SSB kelas kampung ini banyak, hanya saja bedanya Eriyanto dan timnya beruntung pernah defile mengitari lapangan San Siro sambil membawa bendera merah putih di saat jeda pertandingan AC Milan, apalagi Baresi dan Maldini juga memberikan pujian terhadapnya. Ini yang jarang terjadi, terhadap pemain bola professional indonesia sekalipun. Dan,,, keluhan Eriyanto ini saya lihat hal yang wajar, bukan secara pribadi seorang Eriyanto, tapi bagaimana bentuk pemerintah menghargai altetnya, yang dapat medali emas aja medalinya banyak yang dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup, apakah keluhan itu didengar??? AC Milan telah memberikan kesempatan kepada anak² Indonesia melalui Milan Junior Camp tiap tahunnya, yang di Italia nantinya anak² dari seluruh dunia akan dipertemukan membawa negaranya masing². Untuk kelanjutannya harusnya pemerintah yang mengapresiasi... Dan mengenai hal ini, Milanisti Indonesia sudah berbuat sesuatu untuk si Eriyanto ini, apakah itu? hehehe cukuplah sesama Milanisti yang tahu,,, tetaplah bermain bola nakkkk :))
 
Berjanji atau enggak, pemerintah wajib memperhatikan anak-anak seperti ini.
Tanpa mengecilkan apa itu junior camp, yang frankly kalau di Eropa itu cuma sekedar digunakan untuk mengembangkan jangkauan marketing, tapi setidaknya anak ini membawa merah putih, jadi sudah selayaknyalah pemerintah memperhatikan masa depannya.

Pemain bola modern itu khan butuh otak yang encer. Gimana jadinya kalau Eriyanto ini putus sekolah? Tentu bakatnya bakal sia-sia.

Ngemeng-ngemeng, Joe Cole itu sebelum direkrut untuk masuk West Ham Junior, awalnya dari junior camp yang diselenggarakan oleh West Ham United, lho.
 
SBY sibuk, sebaiknya menteri2nya yg harus bekerja keras dan lebih merakyat, mencontoh Dahlan Iskan di Kementerian BUMN, agar ikut merasakan apa yg rakyat alami
 
Apa yang harus dilakukan Presiden SBY, gitu?
Kalau menurut daku sih, pernah berjanji ataupun tidak, SBY kudu kasih tuh anak biaya pendidikan. Ketika sudah di-blow up media seperti ini, siapa yang peduli dengan fakta yang sebenarnya? Orang akan lebih senang dan terhibur dengan berita bahwa SBY memang pernah berjanji. Orang akan dengan mudah berkomentar tanpa perlu pakai otak untuk menyalahkan SBY. Itu hiburan buat masyarakat yang rata-rata memang nggak pernah berpikir ini.

Daku sedikit kagum dengan kemampuan anak itu. Bukan soal bola, karena apa sih hebatnya kejuaraan junior camp itu? Tapi kagum ke soal cara "memojokkan" untuk mendapatkan keuntungan. Makanya daku bilang ini anak nggak bakal jadi pemain besar, paling cuma jadi pemain medioker. Kecuali kalau dia bisa merubah mentalnya.

Mentalnya itu mental kaipang. Tau kan kaipang? Partai pengemis di film-film silat china. Mental yang bisanya cuma menengadahkan tangan padahal punya kemampuan untuk berjuang dengan mengepalkan tangan.

Hati-hati berkomentar Sis..
 
Hati-hati berkomentar Sis..
Daku harus berhati-hati di komentar yang mana??
FYI, setiap daku membuat postingan kehati-hatian adalah salah satu yang daku pikirkan. Jadi di setiap postinganku Insya Allah selalu hati-hati. Tapi mungkin standart kehati-hatian kita beda.

Apakah kehati-hatian itu berarti harus posting yang sekiranya bisa jadi majority opinion? I don't think so.

So, daku tetep dengan komentarku di atas. Daku quote lagi ya supaya bisa melihat bahwa daku PD dengan apa yang jadi komentarku.
Apa yang harus dilakukan Presiden SBY, gitu?
Kalau menurut daku sih, pernah berjanji ataupun tidak, SBY kudu kasih tuh anak biaya pendidikan. Ketika sudah di-blow up media seperti ini, siapa yang peduli dengan fakta yang sebenarnya? Orang akan lebih senang dan terhibur dengan berita bahwa SBY memang pernah berjanji. Orang akan dengan mudah berkomentar tanpa perlu pakai otak untuk menyalahkan SBY. Itu hiburan buat masyarakat yang rata-rata memang nggak pernah berpikir ini.

Daku sedikit kagum dengan kemampuan anak itu. Bukan soal bola, karena apa sih hebatnya kejuaraan junior camp itu? Tapi kagum ke soal cara "memojokkan" untuk mendapatkan keuntungan. Makanya daku bilang ini anak nggak bakal jadi pemain besar, paling cuma jadi pemain medioker. Kecuali kalau dia bisa merubah mentalnya.

Mentalnya itu mental kaipang. Tau kan kaipang? Partai pengemis di film-film silat china. Mental yang bisanya cuma menengadahkan tangan padahal punya kemampuan untuk berjuang dengan mengepalkan tangan.
Nah sebutkan di bagian mana daku harus berhati-hati???

Apakah komenku diatas itu nggak sama nilainya dengan, semisal, kita berkomentar pedas tentang DPR di thread yang membahas soal DPR, berkomen dengan dasar prejudice kepada pemerintahan di thread soal pemerintah, dsb dsb???

Jadi kalau kita berkomen yang sesuai majority opinion kita nggak perlu "berhati-hati", tapi kalau sebaliknya kita perlu lebih berhati-hati, gitukah?

Daku bisa saja dengan mudah komen yang sesuai dengan majority opinion di thread ini, sehingga banyak yang setuju, tapi apa yang bisa dipetik dari hal seperti itu? Nothing.

In big screen, apa yang terjadi di masyarakat kita sekarang ini adalah yang paling benar itu majority opinion, bukan right opinion.

Negara ini memang sudah terbalik-balik tatanannya. ~LoL~
 
Apa yang harus dilakukan Presiden SBY, gitu?
Kalau menurut daku sih, pernah berjanji ataupun tidak, SBY kudu kasih tuh anak biaya pendidikan. Ketika sudah di-blow up media seperti ini, siapa yang peduli dengan fakta yang sebenarnya? Orang akan lebih senang dan terhibur dengan berita bahwa SBY memang pernah berjanji. Orang akan dengan mudah berkomentar tanpa perlu pakai otak untuk menyalahkan SBY. Itu hiburan buat masyarakat yang rata-rata memang nggak pernah berpikir ini.

Daku sedikit kagum dengan kemampuan anak itu. Bukan soal bola, karena apa sih hebatnya kejuaraan junior camp itu? Tapi kagum ke soal cara "memojokkan" untuk mendapatkan keuntungan. Makanya daku bilang ini anak nggak bakal jadi pemain besar, paling cuma jadi pemain medioker. Kecuali kalau dia bisa merubah mentalnya.

Mentalnya itu mental kaipang. Tau kan kaipang? Partai pengemis di film-film silat china. Mental yang bisanya cuma menengadahkan tangan padahal punya kemampuan untuk berjuang dengan mengepalkan tangan.

kuakui =b=
 
Daku angkat lagi ya.

Barusan lihat profile Andik Vermansyah di salah satu acara gosip.
Daku nggak terlalu tahu profil pemain bola Nasional, tapi pemain macam Andik inilah yang harus dicontoh para pemain muda lainnya.

Daku pikir kehidupan Eriyanto sekarang nggak beda jauh dengan kehidupan Andik dulu. Jadi tunjukkan dulu prestasi, maka kesejahteraan itu akan datang dengan sendirinya.

Andik itu contoh manusia yang lebih memilih mengepalkan tangannya daripada menengadahkan tangan.
Tanpa menengadahkan tanganpun dia bisa mendapatkan kaos David Beckham. ~LoL~
 
Yupz, bener banget kata non dipe, Eriyanto harusnya jangan terlalu berharap dikasihani oleh pak SBY tapi tunjukan kalau dia bisa berjuang dan menjadi pemain besar.
kalau eriyanto baca postinganya non dipe mungkin bakal berubah pikiran ya?!
 
Back
Top