spirit
Mod
Islam Radikal, itulah salah satu judul buku dari 500 buku yang dikirim kepada alamat palsu dan membuat kepala desa serta muspika Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, segera melakukan pengamanan ekstra.
Sempat menjadi tanda tanya ketika Desa Sindang-Pakuon mendapat kiriman paket buku bantuan hibah perpustakaan nasional beberapa bulan lalu. Kini paket buku sebanyak 11 dus ukuran besar itu masih diamankan di ruang kerja kepala Desa Sindang-Pakuon Sumedang. Pengamanan dilakukan karena alamat yang dituju setelah dicari tidak ada. Bahkan, pesantren yang ditulis misterius.
Selain paket buku, penerima diberikan rekapan judul buku sebanyak 500 judul. Beberapa judul buku antara lain adalah Kutukan Firaun Pengarang Mansour, Pergi Haji dengan Rp100 ribu, Jangan Asal Salat, Islam Radikal Karangan Qardhawi, dan Berbadan Manusia Berkepala Sapi.
Buku-buku itu dikirim untuk perpustakaan Pondok Pesantren Al-Fatonah di Dusun Ciburelan, Desa Sindapakuan, Sumedang. Namun alamat yang tertera benar, tetapi pesantren yang dituju tidak ada, sehingga membuat Kepala Desa Sindangpakuon Muhammad Yusuf ragu isi buku, apalagi judul buku terkesan propaganda.
Hingga kini buku-buku tersebut disita. Polisi juga masih menelusiri pengirim paket serta memeriksa seorang yang mengaku miliknya.
metrotvnews.com
Sempat menjadi tanda tanya ketika Desa Sindang-Pakuon mendapat kiriman paket buku bantuan hibah perpustakaan nasional beberapa bulan lalu. Kini paket buku sebanyak 11 dus ukuran besar itu masih diamankan di ruang kerja kepala Desa Sindang-Pakuon Sumedang. Pengamanan dilakukan karena alamat yang dituju setelah dicari tidak ada. Bahkan, pesantren yang ditulis misterius.
Selain paket buku, penerima diberikan rekapan judul buku sebanyak 500 judul. Beberapa judul buku antara lain adalah Kutukan Firaun Pengarang Mansour, Pergi Haji dengan Rp100 ribu, Jangan Asal Salat, Islam Radikal Karangan Qardhawi, dan Berbadan Manusia Berkepala Sapi.
Buku-buku itu dikirim untuk perpustakaan Pondok Pesantren Al-Fatonah di Dusun Ciburelan, Desa Sindapakuan, Sumedang. Namun alamat yang tertera benar, tetapi pesantren yang dituju tidak ada, sehingga membuat Kepala Desa Sindangpakuon Muhammad Yusuf ragu isi buku, apalagi judul buku terkesan propaganda.
Hingga kini buku-buku tersebut disita. Polisi juga masih menelusiri pengirim paket serta memeriksa seorang yang mengaku miliknya.
metrotvnews.com