Hanya 3 dari 13 PT Tanam Sawit di Proyek Suwarna AF

gupy15

Mod
20/02/2007 17:27 WIB

Hanya 3 dari 13 PT Tanam Sawit di Proyek Suwarna AF

Arfi Bambani Amri - detikcom



Jakarta - Citra satelit membuktikan hanya 3 dari 13
perusahaan yang menanam sawit di Proyek Perkebunan Sawit Sejuta Hektar
di Kalimantan Timur. Sisanya diketahui hanya mengeksploitasi hutan.

Demikian hasil penelitian ahli penginderaan jarak jauh dari IPB, Lilik
Budi Prasetyo, yang ditampilkan dengan LCD Projector di persidangan
kasus korupsi yang dilakukan mantan Gubernur Kaltim Suwarna AF di
Pengadilan Negeri Tipikor di Gedung Uppindo, Jalan HR Rasuna Said,
Jakarta, Selasa (20/2/2007).

"Di lahan (PT) Kaltim Bhakti Sejahtera terlihat adanya eksploitasi
hutan. Namun kesimpulan kami, tak ada perkebunan sawit," ujar Lilik
menerangkan gambar citra satelit yang ditampilkan di hadapan sidang
yang dipimpin hakim Gusrizal.

Lebih jauh, Lilik memperlihatkan gambar tahun per tahun situasi lahan
yang diolah PT Kaltim Bhakti Sejahtera tersebut. "Tahun 1999-2001,
lahan terbuka sebesar 2.441 hektar. Lalu pada tahun 2006, jika
diakumulasikan lahan terbuka mencapai 4.117 hektar," sambil Lilik
melihatkan gambar pembalakan hutan yang masif.

3 Perusahaan yang terbukti membuka lahan sawit setelah merambah hutan
adalah PT Sebuku Sawit Perkasa, PT Bulungan Hijau Perkasa dan PT
Nunukan Sawit Lestari. Sementara perusahaan yang hanya terbukti
merambah hutan tanpa menanam sawit adalah PT Bhumi Sawit Perkasa, PT
Borneo Bhakti Sejahtera, PT Bulungan Agro Jaya, PT Kaltim Bhakti
Sejahtera, PT Repenas Bhakti Utama, PT Bumi Simanggaris, PT Marsam
Citra Adi Perkasa, PT Tirta Madu Sawit dan PT Surya Dumai Grup.

Pengacara Ragukan Citra Satelit

Hasil citra satelit yang dilakukan pakar dari IPB itu dipertanyakan pengacara Suwarna, KG Wijaya.

"Bagaimana anda tahu itu lahan PT Bumi Simanggaris?" tanya Wijaya. Lilik menjelaskan peta lahan
tersebut diperoleh dari KPK. Kemudian,
berdasarkan peta tersebut, sekretaris pusat penelitian lingkungan hidup
IPB itu mengambil citra satelitnya menggunakan satelit Ikonos dan
Landsat ETM.

"Terus bagaimana anda menyimpulkan tidak ada kebun sawit?" tanya Wijaya lagi.

"Data satelit itu merupakan interpretasi. Tingkat akurasinya 86 persen," jelas Lilik.

"Jadi tingkat kesalahannya 14 persen?" tanya Wijaya lagi.

"Iya," tandas Lilik.

Usai sidang, Lilik menjelaskan kepada wartawan bahwa tingkat akurasi 86
persen itu sudah dianggap cukup dalam ilmu pengetahuan. "Error 14
persen itu lebih disebabkan faktor cuaca dan topografi. Kalau cuacanya
baik dan topografinya flat, tingkat akurasi lebih dari 90 persen," jelas Lilik.

Citra satelit Ikonos yang ditampilkan Lilik memiliki resolusi 1 meter x
1 meter. Sementara Landsat ETM menghasilkan citra dengan resolusi
spasial 30 meter x 30 meter dan resolusi temporal 16 hari.

Suwarna AF merupakan mantan Gubernur Kaltim yang menjadi terdakwa
korupsi proyek perkebunan sawit sejuta hektar yang meliputi 3 kabupaten
di Kaltim yakni Berau, Nunukan, dan Bulungan. Diduga negara dirugikan
Rp 340 miliar akibat pemberian izin pemanfaatan kayu (IPK) pada 13
perusahaan.

---------------------------------------------------
basmi...basmi....basmi koruptor
basmi koeuptor sekarang juga
 
Back
Top