Industri Lokal Mampu Dukung Konversi Minyak Tanah ke Gas

kurdadia

New member
JAKARTA--MIOL: Industri dalam negeri mampu menyediakan kebutuhan tabung dan kompor gas, baik kualitas dan kuantitas, untuk melaksanakan program pengalihan minyak tanah ke LPG (Liquid Petroleum Gas).

"Karena itu jangan sampai selisih Rp100-500, kita tidak mengutamakan industri dalam negeri. Padahal konversi minyak tanah ke gas ini, prinsipnya adalah menggerakkan industri dalam negeri," tegas Menteri Perindustrian (Menperin) Fahmi Idris, usai membuka pameran Kesiapan Industri Dalam Negeri, di Deperin, Selasa (19/2).

Menurut Fahmi, sejak bergulirnya program konversi minyak tanah ke gas ini, industri terkait seperti tabung baja LPG, katup tabung baja LPG, kompor gas satu dan dua tungku, regulator kompor gas serta selang karet kompor gas mengalami peningkatan tajam.

Fahmi mencontohkan, jumlah perusahaan tabung baja LPG semula enam perusahaan dengan kapasitas produksi 1,8 juta unit pertahun, menjadi 26 perusahaan dengan kapasitas 21,6 juta unit per tahun.

Jumlah perusahaan katup tabung gas saat ini telah berjumlah tiga perusahaan dengan kapasitas sembilan juta unit per tahun.

Jumlah perusahaan kompor gas yang semula tujuh perusahaan dengan kapasitas produksi 800 ribu unit per tahun. Saat ini berkembang menjadi 36 perusahaan dengan kapasitas 43,3 juta per tahun.

Sedangkan jumlah perusahaan regulator dan selang kompor gas yang semula dua perusahaan dengan kapasitas 200 ribu unit per tahun, menjadi delapan perusahaan berkapasitas 19 juta unit per tahun.

Industri selang kompor gas juga mengalami peningkatan, di mana semula lima perusahaan dengan kapasitas 9,88 juta meter per tahun, menjadi sembilan perusahaan dengan kapasitas 23 juta meter per tahun.

"Dengan kesiapan ini, kami yakin target 400 ribu kompor gas didistribusikan Maret tahun ini tercapai," kata Fahmi.

Dukungan juga dikemukakan Dirut PT Indotama Megah Indah Rubber Yohanes Darmawan. Produsen selang gas ini mengatakan, selama ini pihaknya mengekspor selang gas mencapai 600 ton per bulan ke pasar Asia dan Eropa.

"Dengan program pengalihan minyak tanah ke gas ini, kapasitas produksi bisa ditingkatkan menjadi 20%. Untuk itu kami telah investasi US$1 juta," kata Yohanes.
 
Back
Top