yang mana penulisan yang benar, silaturahmi, silaturohmi, silaturohim? kenapa ada banyak versi?

Daku punya beberapa kitab para ulama Hadist, di dalamnya kata ini semuanya tertulis silaturahim, sesuai dengan bahasa Arabnya. Dan menurutku sih ini yang benar.

Untuk tidak terlalu berspekulasi, daku cari soal ini dan berikut yang daku dapatkan:
Taushiyah.com said:
Sebenarnya bisa dibilang silaturahmi adalah sebuah salah kaprah, karena jika merujuk kepada asal katanya, bahasa Arab, maka kata yg benar adalah SILATURAHIM.

Mari kita tinjau per-kata-nya.

Silaturahmi dan silaturahim, jika merujuk pada bahasa Arab, mempunyai huruf penyusun yg sama. Yang membedakan adalah akhirannya yg otomatis akan mempengaruhi artinya.

Silah itu berarti menyambungkan. Sementara rahmi mempunyai arti rasa nyeri yg timbul (dan diderita sang ibu) pada saat melahirkan. Adapun rahim adalah kasih sayang (ingat: ALLOH SWT mempunyai sifat Ar Rahim, Yang Maha Penyayang).

Dengan demikian, silaturahim = hubungan kasih sayang, sedangkan silaturahmi = penghubung uterus (tali pusar yg menghubungkan ibu dan anak).
freepoison.wordpress.com said:
Menurut para ulama, silaturahmi berasal dari dua suku kata, yaitu silah dan rahmi. Silah artinya menyambungkan, sedangkan rahmi artinya rasa nyeri luar biasa yg dirasakan ibu-ibu sebelum melahirkan anaknya. jadi tidak heran kalau banyak orang saling menyakiti karena selama ini pun salah menggunakan istilah silaturahmi.

Menurut para ulama lagi, yang benar adalah silaturahim. Silah yang berarti menyambungkan dan rahim artinya kekerabatan. Jadi silaturahim “menyambungkan kekerabatan ukhuwah diantara kita semua.”
eramuslim.com said:
Yang benar adalah Silaturahim bukan silaturahmi sebagaimana disebutkan didalam nash-nash hadits tentangnya, diantaranya :

Dari Abu Ayyub Al Anshari radliallahu 'anhu bahwa seorang laki-laki berkata; "Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku suatu amalan yang dapat memasukkanku ke surga." Orang-orang pun berkata; "Ada apa dengan orang ini, ada apa dengan orang ini." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Biarkanlah urusan orang ini." Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melanjutkan sabdanya: "Kamu beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya, menegakkan shalat, dan membayar zakat serta menjalin tali silaturrahim." Abu Ayyub berkata; "Ketika itu beliau berada di atas kendaraannya." (HR. Bukhari)
 
Back
Top