Menurut Fengshui, Ini Lokasi Paling Pas untuk Garasi Rumah

GuruRumah

New member
Sumber : http://www.rumah.com/berita-properti

Share | twitter | table_add Komentar | email_go E-mail ke teman | share Bookmark & Share

Tak banyak yang tahu bahwa tata letak garasi ternyata memberi pengaruh signifikan pada sebuah rumah.

RumahCom - Dalam pembagian ruang di rumah, garasi biasanya selalu ditempatkan di bagian depan. Menurut ilmu fengsui, letak garasi harus tepat, karena letak yang salah bisa membawa efek buruk bagi penghuni rumah.

Mas Dian mengungkapkan, ilmu fengsui sebenarnya tidak mengatur cara menempatkan garasi, tetapi garasi acapkali dijadikan sebagai pedoman untuk memilih hunian yang baik. Caranya, dengan melihat letak garasi terhadap arah hadap rumah. “Ini konsep yang saya ciptakan dan tidak ada di dalam buku,” ungkap Master Fengsui kelahiran Solo ini.

Dalam memilih lokasi rumah, imbuhnya, yang perlu diperhatikan terlebih dahulu adalah lokasi positif. Daerah positif sangat bagus dijadikan sebagai kamar, terutama kamar tidur utama (master bed room).

Garasi bukan merupakan ruang vital atau primer, sehingga sebaiknya diletakkan di tempat yang jelek atau negatif, kata Mas Dian. Rumah yang menghadap Utara dan Selatan, memiliki daerah positif di sudut Timur, sehingga garasi bisa diletakkan di sudut Barat. Untuk rumah yang menghadap Barat, daerah positif terletak agak ke belakang, jadi garasi bisa diletakkan di kanan atau kiri (Utara dan Selatan). Sementara, jika rumah menghadap Timur, letak garasi sebaiknya di sudut Selatan.

“Ada orang yang mengatakan, garasi lebih baik di sebelah kanan rumah. Jika rumah menghadap Selatan, it’s okay, tetapi jika rumah menghadap Utara akan berakibat buruk, karena fengsui-nya terbalik,” tutur pria kelahiran 1956 ini.

Kamar di Atas Garasi
Mas Dian memaparkan beberapa kasus. Menurutnya, jika garasi terletak di area positif, sementara di atasnya dibuat kamar, biasanya nilai positif kamar akan berkurang 30%. Sebaliknya, jika garasi terletak di lokasi negatif, dan di atasnya dijadikan kamar, maka secara fengsui akan menjadi masalah.

“Kamar tersebut akan berlipat kejelekannya, karena terletak di lokasi negatif dan di atas garasi,” tukasnya. “Logikanya, mobil yang dipanaskan di garasi akan mengeluarkan asap dan panas yang bisa terasa hingga di kamar atas.”

“Dari banyak kasus yang saya temukan, jika kamar ada di atas garasi, penghuni rumah akan mengalami kecelakaan di jalan, atau kecelakaan dalam karir dan bisnis,” kata pemilik shio Kera Api ini.

Secara fengsui, garasi di bawah kamar adalah ruang kosong atau ruang penghubung, dan lalu lintas kendaraan. Mobil juga mengeluarkan getaran energi, sementara keluar-masuknya mobil akan mengusir chi. Untuk itu, yang terpenting untuk dihindari (lokasi negatif) adalah lubang garasi, tempat kendaraan keluar-masuk.

Jika garasi terletak di lokasi positif, sementara di lantai dua dibuat ruang makan, dan lantai tiga dijadikan kamar utama, bagi Mas Dian hal ini tidak jadi masalah, karena sudah ada sela satu lantai sebagai penahan efek negatif.
Beberapa Kasus Lain
Di beberapa kasus vila atau rumah yang berdiri di atas lahan berkontur, letak garasi justru ada di lantai dua, sementara kamar terletak di bawah garasi. “Hal ini sama saja seperti kita tidur terlindas mobil dan pastinya jelek secara fengsui,” tukas Mas Dian. Di bangunan yang berada di tebing atau lereng, imbuhnya, letak garasi sebaiknya ada di bawah, sementara kamar tidur harus berada di atas.

Di lain kasus, lanjutnya, ada ruko tipe double decker, dimana ruko berada di lantai dua, sementara di bawahnya dijadikan garasi. “Biasanya dalam kasus seperti ini, rezeki jadi kurang lancar. Pasalnya, aliran rezeki (chi) seharusnya mengalir, tetapi tidak boleh terusik.

Bila letak kamar sudar terlanjur di atas atau di bawah garasi, jelas Mas Dian, sebaiknya kamar dikosongkan atau dijadikan sebagai kamar tamu. Tetapi jika rumah masih dalam perencanaan, sebaiknya pemilik rumah menempatkan ruang-ruang servis, seperti gudang, kamar pembantu, toilet, atau tandon air di atas atau di bawah garasi.

Anto Erawan
(antoerawan@rumah.com)
 
Rumah Ramah Lingkungan, Ini Pendapat Menurut Fengshui

Sumber : http://www.rumah.com/berita-properti

Oleh: Mas Dian

RumahCom - Secara harfiah, fengsui atau feng shui berarti angin (feng) dan air (shui). Tetapi dalam pengertian yang lebih luas, ternyata fengsui adalah istilah untuk ilmu arsitektur Tiongkok purba yang telah dikembangkan sejak 4.700 tahun silam.

Istilah fengsui untuk seni arsitektur ini sangat tepat, karena elemen angin dan air adalah unsur bumi yang punya jiwa, hidup, dan bisa mengalir atau bergerak sendiri karena pengaruh panas matahari. Selain itu, udara, air, dan cahaya matahari adalah elemen yang paling dibutuhkan kehidupan di bumi, termasuk manusia.

Selain menjadi ilmu arsitektur yang mencermati baik-buruknya dampak ekologi alam dan bangunan terhadap kehidupan manusia di tempat mereka tinggal, fengsui juga mengajarkan cara mengatur pencahayaan matahari secara alami melalui penempatan pintu, jendela, dan ruang terbuka lainnya. Maksudnya, agar sirkulasi angin (udara) dan air (saluran air bersih dan kotor, kolam) menjadi lebih berkualitas dan bermanfaat bagi penghuninya. Hal ini disebabkan karena di dalam elemen air dan angin yang baik, terkandung energi Qi (chi) atau nafas murni kehidupan yang bermanfaat bagi seluruh kehidupan.

Fengsui menganut hukum keselarasan yin-yang, artinya segala sesuatu harus diukur dengan cara yang seimbang. Jangan berfikir bahwa rumah dengan banyak pintu atau jendela yang terlalu terbuka memiliki kualitas fengsui yang baik. Tempat yang terlalu terang justru tidak baik, karena akan mendatangkan panas yang berlebihan, sehingga tidak baik bagi kesehatan dan kejiwaan seseorang.

Sebaliknya, tempat yang terlalu gelap juga sangat buruk bagi keberuntungan penghuninya, karena ruang yang gelap sudah pasti tidak memiliki jendela atau ruang terbuka. Artinya, tidak memiliki akses yang baik bagi masuknya sinar matahari dan sirkulasi udara.

Angin/udara dan air yang terjebak dan tidak bisa bersirkulasi, dalam fengsui disebut sebagai angin dan air yang mati. Tentu saja dampaknya tidak baik bagi kehidupan penghuninya.

Di negara kita, keadaaan yang gelap sudah pasti akan membawa kelembapan yang memudahkan kuman penyakit bersarang dan berkembang biak. Dalam fengsui, tempat dengan udara mampat serta gelap ini disebut sebagai pusat energi pembunuh/sha qi. Sementara dalam dunia metafisika, tempat yang gelap dan lembap biasanya menjadi sarang roh halus/setan.

Apapun alasannya, semua tempat yang tertutup rapat serta gelap, tidak menguntungkan bagi penghuninya. Untuk itu, ruangan yang gelap dengan udara mampat, sebaiknya diberi jendela atau lubang angin, agar cahaya dan udara bisa masuk dan bersirkulasi.

Paling Baik, Rumah Berkonsep Eco-Design
Di kompleks perumahan di perkotaan, sering ditemukan bangunan berderet bertingkat tiga atau empat, dengan basement di lantai dasar dan ruang tamu di lantai dua. Model bangunan semacam ini kebanyakan dibuat dengan desain penuh selebar lahan dan hanya menyisakan sedikit ruang di bagian belakang sebagai void yang berfungsi sebagai ‘cerobong udara’.

Dampak bangunan yang mengabaikan konsep eco-design ini, kendati tata ruangnya sudah tepat menurut perhitungan fengsui, tetapi kualitas keberuntungannya tidak bisa dihasilkan secara lancar dan baik, karena tidak ada aliran qi yang bisa memberi atmosfer yang menguntungkan.

Hal ini disebabkan karena:

Lantai bawah yang digunakan sebagai basement/garasi dan ruang servis di bagian dalam yang kurang mendapat pencahayaan secara benar, sehingga udara menjadi pengap dan harus dibantu lampu agar tidak gelap.

Lantai dua yang biasa digunakan untuk ruang tamu dan ruang keluarga, sering terasa lebih panas, karena udara panas dari dapur akan naik ke lantai dua, ditambah dengan lubang udara yang kecil dan terlalu tinggi, sehingga tidak bisa bersirkulasi dengan baik. Untuk mengatasi situasi yang panas ini, biasanya dipasang AC dengan ukuran yang besar. Tentunya ini bukan suatu solusi yang cerdik, karena terjadi pemborosan energi dan biaya.

Lantai tiga biasanya tertutup banyak kamar, sehingga ruang tengah menjadi gelap dan panas, karena udara panas dari bawah tidak memiliki akses keluar.

Rumah yang baik menurut fengsui adalah rumah yang dirancang dengan mempertimbangkan faktor ekologi, misalnya tidak membuat bangunan secara penuh dan tetap menyisakan sebagian lahan menjadi taman atau ruang terbuka. Dengan cara ini, udara dan penyinaran alami yang lebih sehat akan menyebar rata masuk ke dalam rumah sebagai atmosfer yang menguntungkan jiwa dan raga, sehingga tidak perlu lagi mengandalkan penyejuk udara atau lampu sebagai penerangan di siang hari.

Paling ideal dan baik dalam mendesain bangunan adalah merancangnya dengan konsep “keselarasan hidup sesuai nafas alam”. Dengan demikian, kita akan merasakan rumah sebagai “home” yang memberi atmosfer dalam kehidupan, bukan sekadar sebagai “house” yang berupa benda mati dan tidak memiliki detak kehidupan.

(antoerawan@rumah.com)
 
Back
Top