Ratusan Balita di Malang Terserang Campak

kurdadia

New member
MALANG--MIOL: Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang, Jawa Timur (Jatim) menemukan ratusan anak terserang penyakit campak selama Februari ini. Ini menunjukkan masih ada warga yang enggan diimunisasi.

"Petugas harus melakukan sweeping ke rumah-rumah warga untuk menggalakkan imunisasi," kata Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Malang, Jatim, Muhammad Fauzi kepada Media Indonesia, Rabu (21/2).

Hasil pendataan petugas kesehatan di 33 kecamatan selama ini, ditemukan 305 anak usia di bawah lima tahun (Balita) terserang campak. Sedangkan balita yang terserang polio tidak ditemukan. Kabupaten Malang bebas polio liar.

Kesulitan petugas dalam melakukan imunisasi warga takut efek sampingnya. Setelah imunisasi, badan anak akan menjadi panas. Untuk menggalakkan imunisasi ini, petugas puskesmas dikerahkan guna mendatangi rumah warga.

Selain itu, minimnya jumlah petugas juga menyulitkan proses sosialisasi di lapangan. Petugas yang dikerahkan harus memiliki kemampuan atau keahlian dalam menyuntik. "Tidak banyak petugas yang memiliki keahlian menyuntik," katanya.

Fauzi menambahkan sasaran imunisasi campak di Kabupaten Malang mencapai 177.177 anak umur balita, sasaran imunisasi polio sebanyak 194.435 anak, dan pemberian vitamin A kepada 177.177 anak.

Bagi anak umur 6-11 bulan diberikan vitamin A warna biru, sedangkan anak umur 12-59 bulan diberikan vitamin A warna merah.

Imunisasi campak dan polio ini dilakukan serempak di seluruh kecamatan, Selasa (20/2). Untuk selanjutnya, juga akan dilakukan imunisasi kembali, guna mencari sasaran yang belum diimunisasi.

"Kami minta warga yang belum diimunisasi segera mendatangi posyandu terdekat," ujarnya.

Anak usia 1 tahun-4 tahun harus mendapat imunisasi campak dan polio karena usia balita rentan terserang penyakit. Menyinggung masih ditemukannya ratusan balita terserang campak, Fauzi menegaskan, efektifitas imunisasi hanya mencapai 70 persen. Sedangkan 30 persen lainnya masih rentan terserang penyakit campak.

"Tidak semua anak memiliki kekebalan tubuh yang sama dengan anak yang lain," tukasnya.
 
Back
Top