Dilema kehidupan beragama di Indonesia[/SIZE]

boss...ok

New member
Peristiwa ini membuat kedamaian beragama tidak bisa diterapkan di Indonesia. Katanya semua agama baik, tapi kenapa yang sudah beragama masih menjadi sasaran penyebaran agama lain.

Kristen Menggugat SKB Menteri

Di masa kolonial Belanda, para misionaris merasa sangat kesulitan mengkristenkan umat Islam, dan merasa khawatir terhadap perkembangan Islam di Indonesia waktu itu. Mereka meminta bantuan kepada pemerintah Hindia Belanda untuk mengeluarkan peraturan yang melarang umat Islam berdakwah di daerah-daerah yang belum disentuh agama Islam. Dengan demikian mereka leluasa menginjilkan orang-orang pribumi tanpa ada rintangan dari Islam.
Setelah Indonesia merdeka, para pemimpin Kristen merasakan kegagalan Misi yang dilakukannya sejak zaman penjajahan sampai merdeka (sekitar 350 tahun) meskipun dengan bantuan dana yang sangat besar dan didukung oleh sikap diskriminatif penjajah Belanda terhadap Islam, ternyata jumlah penduduk Indonesia yang beragama Kristen hanya berkisar 8 persen. Padahal agama Islam yang disebarkan oleh para pedagang hanya membutuhkan waktu relatif singkat untuk menempati hati dan jiwa hampir seluruh bangsa Indonesia.
Menurut pandangan Kristen, dimasa penjajahan Belanda saja dalam waktu yang panjang perkembangan Kristen di Indonesia begitu kecil, apalagi tanpa bantuan penjajah. Sehingga pihak gereja Indonesia berusaha menyebarkan agamanya tanpa memperhatikan etika yang berlaku di masyarakat Indonesia. Hal inilah yang memicu kericuhan dan konflik horisontal di Indonesia.
Pada Musyawarah Antar Umat Beragama, 30 November 1967. Klausul yang diajukan pejabat presiden Soeharto, khususnya butir c yang berbunyi: Tidak menjadikan umat yang telah beragama sebagai sasaran penyebaran agama masing-masing, diterima oleh Hindu, Budha dan Islam, tetapi ditolak sekeras-kerasnya oleh para pemimpin Kristen yang dipelopori TB. Sirnatupang dan Tambunan, sambil mengatakan bahwa mereka mendapatkan tugas suci dari Yesus untuk mengkristenkan seluruh umat manusia, dengan mengutip Injil Matius 28:19-20:
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
Dari pertemuan Musyawarah antar umat beragama itu ditindak lanjuti dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Dalam Negeri (Amir Machmud) dan Menteri Agama (KH. Dahlan) No. 1 tahun 1969 dan SK Bersama No.1 Tahun 1979, yang isinya antara lain cara penyebaran agama tidak boleh dilakukan dalam bentuk bujukan, rayuan dan bantuan ekonomi. Begitu pula cara pendirian tempat ibadah harus memperhatikan lingkungannya.
Di samping itu Menteri Agama sendiri mengeluarkan SK No. 70 ‘” dan 77 tahun 1978. Temyata pihak Kristen menolak semua SK Bersama kedua menteri itu, dan tetap menyebarkan Injil ke rumah-rumah umat IsIam dan mendirikan Gereja tanpa memperdulikan agama penduduk sekitarnya. Khususnya terhadap terhadap menteri Agama, begitu SK No. 70 clan 77 tahun 1978 keluar, pihak Kristen Protestan dan Katolik membentuk tim kecil yang bertujuan melakukan pembahasan terhadap SK itu. Tim yang beranggota dari MAWI dan DGI melahirkan buku kecil yang berjudul “Tinjauan Mengenai Keputusan Menteri Agama No. 70 dan No. 77 tahun 1978 dalam rangka Penyelenggaraan Kebebasan Beragama dan Pemeliharaan Kerukunan Nasional” diterbitkan oleh Sekretariat Umum Dewan Gereja-gereja di Indonesia (DGI) dan Majelis Agung Waligereja Indonesia (MAWI). Inti dari buku itu adalah penolakan terhadap SK menteri Agama tersebut.
Mereka berusaha mengubur sejarah yang mencatat bahwa di masa kolonial para pendahulunya meminta kepada pemerintah Hindia Belanda melarang umat Islam berdakwah di wilayah yang belum disentuh oleh Islam. Di masa itu penjajah membentuk zona-zona ” benteng” Kristen untuk menandingi wilayah-wilayah Islam. Diantaranya di daerah Tengger untuk menandingi kekuatan Islam Jawa Timur, terutama mereka mendirikan Gereja Jawi Wetan di Mojowarno Jombang, sebagai upaya untuk menusuk jantung pusat lembaga Pendidikan Islam (pesantren) Jawa Timur. Begitu pula daerah Batak Sumatera dijadikan benteng Kristen untuk menghambat perkembangan Islam yang berpusat di Aceh. Tanah Toraja (Tator) dijadikan benteng Kristen untuk menandingi kekuatan Islam di Makassar Sulawesi Selatan.
SKB Menteri tersebut masih berusia 35 tahun, jauh lebih mudah dibanding dengan larangan selama 350 tahun bagi dai-dai Muslim untuk menyebarkan Islam ke daerah yang sudah disentuhnya, seperti ke suku Batak yang di awal kedatangan penjajah Belanda sudah banyak yang masuk Islam diantaranya dari marga Nasution, Siregar, Situmorang, Ginting dan lain-lain. Bahkan kosakata dari bahasa Arab sudah masuk ke perbendaraan bahasa Toraja, seperti “mate (mati) dan “Saleah” (Salihah) dan lain-lain.
Mencuatnya kembali soal SKB dua menteri setelah sekian lama terkubur itu berawal dari audensi pengurus dan panitia Sidang Raya XIV PGI (Persekutuan Gereja Indonesia) kepada presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), 27 November 2004. Dalam kesempatan itu ketua PGI, pendeta Dr. Natan Setiabudi, dengan tegas meminta kepada presiden RI meninjau kembali SKB tersebut yang dianggap menghalangi penyebaran Kristen di Indonesia. Kala itu, SBY langsung meminta Menteri Agama, Muhammad Maftuh Basuni, untuk menelaah kembali dan kalau memang ditemukan bukti-bukti diskriminasi dalam implementasinya sebaiknya dicabut.
Saat dimintai komentarnya tentang SKB tersebut, Natan menyatakan bahwa itu membuat sulit pelaksanaan ibadah, terutama dalam hal mendirikan gereja. “Tugas negara adalah menjamin kemerdekaan beribadah, bukan sebaliknya.”
Sebagaimana yang diberitakan oleh tabloid Kristen “Gloria” edidi 228 Minggu II Desember 2004, saat pertemuan Menteri Agama dengan komisi VIII DPR RI., Agung Sasongko dari fraksi PDIP mengatakan, di Solo mendirikan hotel ‘rusak’ lebih mudah daripada mendirikan tempat ibadah untuk minoritas.
Di tempat yang sama, esok harinya (2 Desember 2004), komisi VIII menerima Komite Pembela Rakyat (KPR) yang semuanya aktifis Kristen dalam rangka audensi SKB tersebut. Tokoh-tokoh Kristen yang hadir dalam pertemuan itu antara lain John Simon Timorason (FKKJB), Teofilus Bella, Abubirokhman (kordinator KPR) Afung (aktifis), GAMKI, Loasaf (GOI) dan sebagainya.
Menurut Marijani suwandi (Afung), “selama ini SKB dua menteri telah mencekam dan membuat ketakutan orang Kristiani di Indonesia. Karena tidak mendapat izin mendirikan gereja. Akhirnya umat Nasrani harus memakai ruko dan tempat-tempat lain. Itu pun masih menjadi kendala. “Tidak layak bagi warga negara yang sebenarnya bebas beribadah hidup dalam tekanan seperti itu?”
Pendeta Shephard Supit, MA., wakil kordinator KPR mengatakan, “kami sudah mencoba menggugat ke pemerintah, Komnas HAM dan DPR. Ada satu jalur lagi, yakni melalui proses hukum dengan melakukan judicial review ke Mahkamah Agung (MA) dan class action. Kita tidak perlu menunggu hasil dari pemerintah atau DPR, tapi akan terus maju sebab korban di luaran terus bergelimpangan dnan pemberangusan hak tetap saja terjadi.”
Prof. Dr. Frans Magnis saat di wawancarai oleh wartawan majalah “Gatra” beberapa tahun lalu menyatakan, “SKB itu sangat menyakitkan.”
Kegigihan Kristen menolak SKB itu tidak terlepas dari banyaknya aliran atau sekte Kristen. Di Indonesia saja ada sekitar 300-400 aliran Kristen yang berbeda. Berarti minimal harus ada 400 model gereja. Sementara masing-masing pengikut sekte tidak mau kebaktian di gereja lain.
Mengapa mereka merasa kebakaran jenggot, ketika pemerintah Indonesia melarang penyebaran suatu agama (Islam, Kristen, Hindu, dan Budha) kepada penduduk yang sudah beragama? Jika SKB yang sudah diterima oleh pihak Islam, Hindu dan Budha itu dianggap Katolik dan Protestan sebagai pelanggaran HAM dan sangat menyakitkan, lalu bagaimana perasaan mereka atas permintaan tokoh-tokoh Kristen terdahulu yang meminta Belanda supaya melarang dai-dai Muslim mengajar Islam ke daerah yang baru dan yang belum disentuh oleh Islam? Apakah ini bukan berarti, Kristen itu Maling (pencuri) yang berteriak Maling!
Hal ini tidak terlepas dari program Kristenisasi tahun 1970an yang menarget pada tahun 2000 negeri Indonesia mayoritas berpenduduk Kristen, sebagaimana yang diungkap oleh majalah “the Cresent” Kanada. Untuk mewujudkannya, pejabat-pejabat Kristen Indonesia seperti Moerdani, Soedomo, Radius Prawiro, Sumarlin, Dawud Yusuf mengeluarkan kebijaksanaan represif terhadap Islam. Perbendaraan bahasa Indonesia yang berbau Islam digusur; seperti ilmu hayat diganti biologi, Aljabar (bagian dari pelajaran matematika) dihapus, termasyhur diganti populer, mewujudkan diganti mengejawantahkan, dan lain-lain. Mereka pun merekayasa munculnya Komando Jihad (Komji) untuk memberontak pemerintah Indonesia yang sah, sehingga ada alasan bagi aparat keamanan dibawah komando Moerdani dan Soedomo untuk melindas dakwah Islam. Sebaliknya mereka merekomensai berdirinya banyak gereja di seluruh tanah air tanpa persetujuan dari penduduk dan pejabat daerah setempat.
Karena gerakan organisasi Islam seperti NU, Muhammadiyah, PII, HMI, PMII selalu diawasi, menjamurlah kelompok-kelompok kecil pengajian Islam terutama di lingkungan perguruan tinggi yang sulit dikontrol oleh pihak manapun. Hal ini ditandai dengan semangat mahasiswi membentuk lautan jilbab di tahun 1985an Fenomena ini menimbulkan kebingungan pihak Kristen, khawatir gagal mewujudkan Indonesia berpenduduk mayoritas Kristen di tahun 2000.
Disamping melalui bantuan ekonomi dan pendidikan, Kristen mengubah metode kristenisasinya dari model alam pikiran barat ke model alam pikiran timur. Calon pastur, pendeta dan misonarisnya mempelajari Al-Qur’an, Hadis, bahasa Arab dan sejarah Islam. Sebagai contoh, Mahasiswa Sekolah Tinggi Teologi (STT) Kalimatullah Jakarta belajar “Iqra” jilid 1-8. STT Apostolos Jakarta memberi mata kuliah keislaman 46 SKS yang dosen-dosennya berasal dari IAIN (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Ini semua dilakukan untuk mempersiapkan misionaris yang mampu berdialog dengan tokoh-tokoh Islam, sehingga dengan mudah dapat memurtadkan orang-orang Islam.
Selain itu agar dengan mudah memurtadkan umat Islam, kelompok Kristen tertentu menyebarkan narkotik pada penduduk, kemudian mengirim korbannya ke panti rehabilitasi narkotik milik Kristen, seperti Doulos. Kita masih teringat kasus pen adiktif yang menyebar di berbagai pesantren dan sekolah Islam. Bahkan ada sebuah kasus, seorang putera kyai pemangku pesantren diculik, dikasih narkotik dan dimurtadkan. Seorang wanita aktifis Islam dipacari, dikasih minum obat perangsang, dinodai lalu dikristenkan, dan lain-lain.
Kristen tidak malu-malu mengadakan acara massal “Penyembuhan dalam nama Yesus” sebagai upaya menjaring mangsa menjadi domba-domba gereja. Padahal Metode penyembuhan seperti itu hanyalah kebohongan belaka. LAKPA (Lembaga Antisipasi Kegiatan Pemurtadan Akidah) Surabaya pernah meminta kepada Dr. Alex Abraham, Kepala Bethani Surabaya, untuk membuktikan kebenaran penyembuhan tersebut pada acara bedah buku “Menyelamatkan Juruselamat, Yesus Perlu Diselamatkan dan Mengungkap Kebohongan dalam Nama Yesus” karya Dr. Sanihu Munir, MPH. Kepala Bethani itu tidak bersedia, namun memberi uang Rp. 1.000.000 kepada Panitia bedah buku. Sebagai gantinya, Pdt. Dr. Simon Pilantropa, ketua PGI Jawa Timur, saat acara bedah buku tersebut menyatakan ”Na! Sekarang rasakan
Setelah Indonesia mengalami krisis moneter (krismon) yang menggiring umat Islam Indonesia terpuruk, tahun 2000 Kristen mencanangkan program Yusuf 2004, Jeriko 2004 dan lain-lain. Yakni program menguasai dan memegang kendali pemerintahan Indonesia di tahun 2004, meskipun pemeluk Kristen di negeri ini masih minoritas. Seperti halnya nabi Yusuf, sebagai orang asing sendirian, menduduki jabatan strategis di negeri Mesir.

Perenungan diawal fajar.
 
Yahudi Kristen Islam Memang Beda

Yahudi Kristen Islam Memang Beda
________________________________________
Pada saat ini ada kelompok yang berpendapat bahwa semua agama adalah sama, baik dan benar, artinya semua agama tujuannya sama hanya caranya saja yang berbeda, mereka mengatakan setiap agama pasti ingin menuju kepada Tuhannya, tetapi setiap agama mempunyai caranya masing-masing. Islam dengan Al-Quran dan Al-Hadist sedang Kristen dengan Alkitabnya, pendapat ini sering dihubung-hubungkan dengan kata-kata mutiara : banyak jalan menuju Roma.

Pendapat ini didukung dan di motori mereka yang menamakan dirinya Islam Progresif, Plural dan Liberal, bahkan mereka telah melempar sebuah opini bahwa tidak adil kalau hanya orang Islam saja yang masuk surga, orang Kristen, Hindu dam Budha juga berhak masuk surga. Tetapi aneh, mereka memaksakan pendapatnya ini hanya kepada umat Islam saja, artinya, hanya umat Islamlah yang diperkosa akidahnya agar mau berpendapat bahwa semua agama adalah sama dan mau berpendapat bukan orang Islam saja yang akan masuk surga.

Sementara di sisi yang lain, mereka sama sekali tidak menerapkan pendapatnya kepada umat Kristen, agar umat Kristen juga berpendapat bahwa semua agama adalah sama, mereka membiarkan umat Kristen tetap dalam akidahnya yaitu agama yang paling benar hanyalah Kristen.

Tentu saja ini menunjukkan bahwa mereka yang memaksakan opini semua agama adalah sama, hanyalah ingin mengobok-obok dan mengotori akidah umat Islam, mari kita buktikan bahwa setiap agama memang berbeda.

SURGA DAN NERAKA

Orang-orang Yahudi mengatakan :
Surga hanya diperuntukkan bagi orang-orang Yahudi, artinya, siapapun yang bukan Yahudi tidak akan dapat masuk surga, melainkan akan masuk neraka semuanya di akhirat kelak. Talmud

Demikian di antara yang disebutkan di dalam kitab mereka yaitu Talmud.

Orang-orang Kristen juga mengatakan hal yang sama :
Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Yohanes 14:6

Menurut pemahaman orang-orang Kristen, tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yang beragama Kristen, artinya, sipapun yang tidak beragama Kristen kelak di akhirat akan dicampakkan ke dalam neraka.

Namun Allah SWT membantah perkataan mereka dengan firman-Nya bahwa perkataan mereka itu hanyalah angan-angan kosong belaka :
Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata:"Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi dan Nasrani". Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah:"Tunjukkan kebenaranmu jika kamu adalah orang-orang yang benar". QS. 2:111

Maksudnya, Allah SWT menyangkal pengakuan orang-orang Yahudi yang mengatakan hanya Yahudilah yang akan masuk surga, dan Allah SWT juga menyangkal pengakuan orang-orang Kristen yang mengatakan hanya orang-orang Kristenlah yang akan masuk surga.

Allah SWT menyangkal pengakuan orang-orang Yahudi dan Nasrani tersebut dengan firman-Nya :
Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Dan dalam ayat lainnya, Allah SWT menegaskan setegas-tegasnya bahwa mereka semua yaitu Yahudi dan Nasrani akan masuk ke neraka Jahannam :

Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahan-nam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. QS. 98:6

Dari uraian di atas sangat jelas bahwa setiap agama mengklaim hanya ajarannya saja yang benar dan ajaran agama yang lain adalah sesat tidak akan mengantarkan ke surga. Tentu saja kenyataan ini membuktikan kelompok yang berpendapat semua agama adalah sama dan semua berhak masuk surga adalah kelompok yang tidak berdasar-kan dalil kitabiah.

Namun kelompok ini tidak dapat menerima begitu saja keterangan Allah SWT yang sudah amat jelas tersebut, mereka dengan akalnya yang cerdas berusaha mencari penafsiran lain (takwil) untuk menolak maksud ayat tersebut.

Bukankah usaha mereka ini secara tidak disadarinya telah menolak ayat-ayat Allah SWT ? dan bukankah itu menjadikannya keluar dari Islam ?
Padahal sudah jelas, orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik pasti masuk neraka. Lalu dari mana mereka sampai bisa mengatakan setiap pemeluk agama apapun akan masuk surga ???

MUHAMMAD SAW NABI TERAKHIR

Iman Kristiani tidak bisa mengakui Muhammad saw adalah seorang nabi. Ketika mereka menyatakan Muhammad saw adalah seorang nabi, maka lenyaplah ke-Kristenan-nya. Ketika lenyap ke-Kristenan-nya maka secara otomatis, menurut iman Kristiani dia termasuk orang-orang yang tidak diselamatkan oleh Yesus alias neraka.

Sementara itu, umat Islam wajib mengakui bahwa Muhammad saw adalah seorang nabi, bahkan harus ditegaskan keyakinan tersebut bahwa Muhammad saw adalah nabi terakhir, ketika umat Islam tidak mengakui Muhammad saw sebagai nabi terakhir maka ia secara otomatis keluar dari Islam, dan tentu saja menurut iman Islam, orang tersebut keluar dari Islam.

Bila pandangan terhadap Muhammad saw saja antara umat Kristiani dan umat Islam tidak bisa disamakan, dari mana dapat dikatakan semua agama adalah sama.
Tentu saja, kelompok yang mengatakan semua agama adalah sama dan benar, pastilah mereka sembunyikan kenyataan tersebut atau karena dangkal pengetahuannya tentang akidah Islam dan tentang akidah Kristen ???

TENTANG PENYALIBAN

Salah satu akidah umat Kristiani adalah mengakui adanya penyaliban Yesus untuk menebus dosa warisan, Ketika seorang Kristen tidak mengakui Yesus telah mati di salib, maka hilanglah ke-Kristenan-nya, artinya ia bukan lagi sebagai orang Kristen, sehingga menurut iman Kristen ia telah kafir dari Kristen.

Sementara, Allah SWT memberikan petunjuk-Nya yang sangat jelas yaitu bahwa Nabi Isa as sama sekali tidak dibunuh dan tidak pula disalib, tetapi, yang dibunuh dan disalib adalah seseorang yang diserupakan dengan nabi Isa as.

dan karena ucapan mereka:"Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putera Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. QS. 4:157

Ketika umat Islam mengakui atau membenarkan bahwa Nabi Isa as mati disalib, berarti dia secara tegas menyangkal petunjuk Allah SWT tersebut, dan berarti dia telah menginkari ayat-ayat Allah SWT, mengingkari ayat-ayat Allah SWT berarti mengeluarkan dia dari Islam.
Mungkinkah seseorang berkeyakinan Yesus mati disalib sekaligus berkeyakinan Yesus tidak disalib ???, tentu saja dengan hati nurani dan akal yang jernih tidak akan mungkin berkeyakinan demikian.

Hal di atas membuktikan, tidak mungkin mengatakan semua agama adalah sama dan benar. Umat Kristen mempunyai keyakinan Yesus telah mati di salib dan umat Islam berkeyakinan sebaliknya, bahwa nabi Isa as tidak dibunuh dan tidak pula disalib. Itu berarti Islam tidak bisa mengatakan agama Kristen adalah agama yang benar, begitu juga sebaliknya, Kristen juga tidak bisa mengatakan Islam adalah agama yang benar.

Jika akidah Islam dan Kristen tentang penyaliban sangat kontradiksi dan tidak bisa membenarkan satu dengan yang lainnya, maka dengan dalil apa lagi harus mengatakan semua agama adalah sama dan benar dan mengatakan setiap pemeluknya berhak masuk surga ??? Terbukti, jalan menuju surga hanya satu, dan jalan lainnya ke neraka.

STATUS YESUS / NABI ISA AS

Umat Kristen, berkeyakinan bahwa Yesus adalah Tuhan, ketika umat Kristiani mengatakan bahwa Yesus bukan Tuhan alias manusia biasa atau seorang nabi, maka lenyaplah ke-Kristenan-nya, dan itu berarti menurut iman Kristen dia termasuk orang-orang yang akan masuk neraka.

Tetapi, umat Islam berkeyakinan sebaliknya, bahwa Yesus/Isa as bukanlah Tuhan tetapi seorang nabi utusan Allah SWT kepada Bani Israel. Ketika umat Islam berkeyakinan bahwa Isa putra Maryam adalah Tuhan maka kafirlah dia dan keluar dari Islam.

Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata :"Sesungguhnya Allah itu adalah Al-Masih putera Maryam" QS. 5:17

Artinya, menurut Islam, orang-orang Kristen akan masuk neraka karena mengatakan Yesus itu Tuhan, dan menurut Kristen, orang Islam akan masuk neraka karena tidak mengakui Yesus seba-gai Tuhan. Sungguh amat kontradiktif.

Lalu dari mana dalilnya, bahwa Islam dan Kristen adalah sama, kalau persepsi tentang Yesus/Isa as saja tidak bisa disatukan karena bertolak belakang --kontradiksi-- ???.

Tentu saja kelompok yang menyatakan semua agama adalah sama, dia pasti dinyatakan sesat oleh umat Islam dan dinyatakan sesat juga oleh umat Kristen. Lalu anehnya, kelompok ini memaksakan pendapatnya hanya kepada orang Islam, kenapa kelompok ini tidak mencoba membawa pendapatnya kepada orang Kristen ????

Tentu saja jawabannya, karena mereka ingin mengobok-obok akidah Islam yang telah sempurna ini dari dalam. Atau mereka takut ketahuan misinya apabila pendapat mereka ini diterapkan juga kepada agama Kristen, akan tampak sekali kontradiksi antara akidah Islam dan akidah Kristen, dan ini berarti akan menunjukkan dengan sendirinya bahwa Islam dan Kristen memang beda secara akidah, dan tidak bisa saling membenarkan.

Kalau umat Islam dipaksa membenarkan akidah umat Kristen, itu berarti umat Islam dipaksa mengakui Yesus sebagai Tuhan, bukankah ini mengeluarkan dari Islam ????

JIKA SEMUA AGAMA SAMA DAN BENAR : Maka tidak salah kalau seseorang yang tidak sempat shalat lima waktu dan sholat Jumat, menggantikannya dengan pergi ke gereja untuk mengikuti kebaktian pada hari Minggu, atau sebaliknya bagi orang Kristen yang tidak sempat ke gereja hari Minggu karena ingin liburan, dia bisa ikut sholat Jumat sebagai ganti kebaktiannya. Dan tidak perlu lagi, jauh-jauh ke Makkah untuk ibadah haji, cukup digantikan pergi ke BALI mengikuti apacara NYEPI, setelah itu mampir ke pantai kuta untuk berjemur
Nah lho !
 
Back
Top