Transit Venus, Fenomena Matahari 'Bertompel' yang Aman Bagi Bumi

spirit

Mod
transit-venus.jpg


Matahari hari ini 'bertompel'. Titik hitam yang terlihat di penampang matahari itu adalah planet Venus. Ya, hari ini Venus sedang melintas di hadapan matahari sehingga berada dalam satu garis lurus dengan Bumi, sehingga matahari tampak seperti memiliki tompel. Apa pengaruhnya bagi Bumi?

"Ini aman, tidak ada pengaruh kebencanaan. Tidak ada yang mengerikan," ujar peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Emanuele Sungging Mumpuni, dalam perbincangan dengan detikcom, Rabu (6/5/2012).

Fenomena transit Venus ini, sambungnya, bisa digunakan sebagai sarana edukasi publik. Apalagi peristiwa ini sudah pernah diamati sejak ribuan tahun lalu. Terbukti ada catatan pengamatan transit Venus pada tahun 1800-an.

"Seiring kemajuan ilmu pengetahuan, maka kita bisa mengajak publik untuk ikut mengamati. Publik bisa diajak menghitung jarak Bumi dengan Matahari, juga biasa diajak untuk mengenal satuan astronomi atau SA," imbuh Sungging.

Dari Wikipedia, SA dikenal juga sebagai astronomical unit atau AU, merupakan satuan jarak, kira-kira sama dengan jarak antara Bumi dan Matahari. Nilai dari SA yang diterima umum adalah 149.597.870,691 30 meter atau sekitar 150 juta kilometer atau 93 juta mil.

Nah, bagi para astronom, transit planet bisa digunakan untuk mencari planet lain yang memiliki sifat mirip dengan Bumi. Apalagi dalam astronomi dikenal pula extrasolar planet atau planet di luar tata surya. Ada 771 planet yang diidentifikasi dalam 717 sistem planet dan 102 sistem multipel planet yang diidentifikasi hingga 2 Juni lalu.

Sebuah studi pada 2012 menyebutkan masing-masing bintang dari 100 miliar bintang di galaksi Bima Sakti diperkirakan menjadi 'tuan rumah' bagi setidaknya 1,6 planet. Lalu para astronom mengukur dengan teliti pergerakan bintang dengan memperhatikan sinar kecemerlangannya, sehingga bisa ditemukan planet baru.

"Apakah ada planet lain seperti Bumi, masih menjadi keingintahuan para astronom. Ada banyak upaya untuk mencari itu," kata Sungging yang saat ini berada di Biak, Papua, untuk mengamati transit Venus.

Sementara itu, Humas Himpunan Astronom Amatir Jakarta (HAAJ), Indra Firdaus, mengatakan di bidang astronomi, pengamatan transit Venus bisa digunakan untuk mengetahui diameter planet kedua yang terdekat dengan matahari ini dalam tata surya Bima Sakti ini. "Juga bisa tahu unsur kimianya apa saja dari Venus ini," ucap dia.

Profesor Riset Astronomi Astrofisika LAPAN, Thomas Djamaluddin dalam perbincangan dengan detikcom beberapa waktu lalu mengatakan transit Venus tercatat pernah terjadi pada 9 Desember 1874, 6 Desember 1882 dan 8 Juni 2004. Fenomena ini terjadi kembali pada 6 Juni 2012, diperkirakan pada 12 Desember 2117, 8 Desember 2125, dan 11 Juni 2247.

"Transit Venus berarti Venus melintas tepat di depan Matahari. Kalau bulan yang melintas, maka itu gerhana. Kalau Venus yang dilihat dari Bumi kecil sekali, sehingga tampak seperti bintik hitam. Jadi titik hitam ini melintas di piringan Matahari," kata Djamaluddin.

Berbeda dengan gerhana bulan yang memang sering terjadi setiap tahun, transit Venus tidak demikian. Sebab bulan memang selalu mengitari matahari. Sedangkan Venus dan Bumi sama-sama mengitari matahari, sehingga kesempatan matahari, Venus dan Bumi berada dalam satu garis jarang sekali.

Dulu, fenomena ini digunakan oleh para astronom untuk menghitung diameter matahari. Namun seiring dengan telah diketahuinya perkiraan diameter matahari, maka dari segi ilmiah tidak ada penelitian yang mencolok. Meski demikian transit Venus menjadi peristiwa yang tak akan dilewatkan para astronom amatir. [detik]


.
 
Back
Top