Hamas: AS tebar hasutan Rice dan Abbas cari dukungan

Hamas: AS tebar hasutan Rice dan Abbas cari dukungan
Amman (Espos)
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Condoleezza Rice dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Selasa (20/2), melanjutkan lawatan luar negeri mereka secara terpisah untuk mencari dukungan dan solusi dari pakta Palestina Bersatu.
Rice bertolak ke Yordania, sementara Abbas menuju Eropa untuk memperkenalkan konsep pembagian kekuasaan yang tercapai dari pertemuan dua faksi Hamas-Fatah di Mekah beberapa waktu lalu. Pemerintahan koalisi Palestina memang belum mewujudkan harapan internasional ataupun tuntutan Israel, serta mengecewakan negara-negara Arab beraliran Sunni yang berharap Hamas akan memperlunak kebijakan anti-Israelnya.
Diplomat Arab mengatakan Rice mengundang kepala intelijen dan keamanan dari Arab Saudi, Mesir, Yordania dan Uni Emirat Arab untuk meminta nasihat dari mereka, terkait hal apapun yang bisa dilakukan untuk membujuk Hamas agar melunak. Sesi pertemuan tersebut digelar di Amman, Yordania yang merupakan sekutu AS di Timur Tengah.
Sementara, seorang pejabat senior Hamas, Senin (19/2) waktu setempat, menuding Amerika Serikat (AS) telah menebarkan hasutan di antara warga Palestina. Hal ini diungkapkan beberapa saat setelah Menlu AS menggelar pertemuan khusus dengan Perdana Menteri Israel dan Presiden Palestina.
Perdamaian
Rice menggelar pertemuan tiga pihak dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert, Senin (19/2). Namun perundingan yang sebelumnya diharapkan akan menjadi dorongan perdamaian baru, hanya menghasilkan sedikit kemajuan.
Moussa Abu Marzouk, Deputi Pemimpin Politik Kelompok Hamas, dalam sebuah pawai di kamp pengungsi di Yarmouk dekat Ibukota Suriah, Damaskus, kepada warga Palestina mengatakan, kebijakan AS didasarkan pada penyebaran hasutan di antara orang-orang Palestina dan negara-negara di wilayah itu serta memecah belah Timur Tengah menjadi dua kubu, yakni kubu moderat dan non-moderat.
Pada Minggu (18/2), Rice mengatakan di Ramallah, Tepi Barat, dirinya tidak akan mengakui Pemerintahan Palestina yang baru sampai pemerintahan itu terbentuk. Abu Marzouk, yang tinggal di Suriah juga berterima kasih kepada Abbas, karena bertahan dari apa yang dia sebut sebagai tekanan AS.
?Tekanan-tekanan yang diberikan Rice terhadap Abu Mazen (Abbas-red) dalam pertemuan Minggu dan Senin lalu, memintanya untuk mengabaikan kesepakatan dengan Hamas dan menjanjikannya dukungan. Tapi dia bertahan dari tekanan ini, ia pantas mendapat pujian,? ujar Abu Marzouk dalam pawai.
Komunitas internasional telah meminta agar Pemerintah Palestina mengakui Israel, menerima kesepakatan-kesepakatan sebelumnya dan mengakhiri kekerasan.
Namun kesepakatan pemerintahan persatuan Palestina yang dicapai awal bulan ini, hanya menjanjikan untuk menghormati kesepakatan perdamaian sebelumnya. - tya/AP
 
Back
Top