Produk Palsu Merajalela

Kalina

Moderator
Mulai Jenis Elektronik, Pakaian, hingga Makanan Ada
marak beredar di pasaran. Mungkin karena tradisi bangsa Indonesia yang cuma bisa jadi plagiat bukan pencipta produk. Selain itu, produk palsu memang menjadi incaran konsumen karena harganya relatif miring dibanding aslinya.

Hampir semua orang tahu tentang banyaknya pemalsuan produk. Buktinya dari 706 responden, sebanyak 90,2 persen di antaranya pada tahu pemalsuan produk yang makin marak. Danang Tri Susetyo misalnya.

"Aku tahu tentang maraknya pemalsuan produk dari informasi di radio. Selain itu, aku juga sering melihat sendiri barang palsu banyak beredar di pasaran," jelas salah satu mahasiswa dari kampus tercinta IISIP ini.

Ternyata Danang pernah juga jadi korban produk palsu. "Waktu itu aku beli komputer. Tapi baru beberapa bulan langsung rusak dan pas kusuruh temanku betulin katanya ada spare parts-nya imitasi alias palsu," keluhnya.

Pecinta olahraga sepak bola ini juga menceritakan perasaannya. "Jujur, aku kaget banget pas kali pertama tahu hal itu. Soalnya, pas beli yang kutahu komputer itu original. Tapi untungnya nggak ada pengalaman buruk yang kuderita," teriaknya.

Merasa tahu tentang maraknya produk palsu, Faisal Fachmi juga pengin berbagi cerita. "Kalau aku sih, tahu tentang merebaknya produk palsu dari koran dan media cetak lainnya," jelasnya.

Tanpa disadari, cowok berbintang Virgo ini juga pernah jadi konsumen produk palsu. "Waktu itu, aku habis olahraga dan beli minuman botol. Tapi pas kuminum rasanya beda banget. Dan kuyakin itu adalah produk palsu," kenangnya.

Karena awalnya nggak tahu, mahasiswa Univ. Budi Luhur ini juga merasa sangat kecewa. "Apalagi, aku punya penyakit tenggorokan. Jadi setelah mengonsumsi minuman itu tenggorokanku langsung serak dan sakit. Ugh, pokoknya itu jadi pengalaman buruk yang pernah kualami," teriaknya.

Next, ada Nurul Hasnah Mohar salah satu siswi SMA PGRI 8 yang pengin berbagi cerita tentang produk palsu. "Selain dari teman-teman, aku tahu tentang banyaknya produk palsu sekarang ini dari berita-berita di televisi," koarnya.

"Aku juga pernah lho, beli produk palsu. Yang kubeli biasanya berupa pakaian," ungkapnya. "Ya, meskipun kalau dilihat dari segi kualitasnya memang lebih rendah, misalnya jahitannya nggak rapi dan nggak sekuat yang aslinya. Tapi, untungnya selama menggunakan produk palsu aku nggak pernah mengalami pengalaman buruk," tukasnya.
 
Back
Top