Teori Otak Kiri dan Otak Kanan

Status
Not open for further replies.
hati2 loh. Ntar lama2 berkepribadian ganda :)













Menurut Lely Setyawati Kurniawan, Psikiater, Staf Dosen di Bagian Psikiatri FK. Udayana/RSUP Sanglah Denpasar, konsultan Forensik Psikiatri, bahwa jika otak tengah terlalu aktif dapat mengakibatkan mental stress (tekanan mental) dan berbagai stres lain yang akan memicu gangguan irama jantung dan kematian mendadak (sudden death).

Dan ada juga penelitian jika 60 persen orang2 yang gila/stress krn aktifnya otak tengah mereka.

ah serus tuh ?
tapi banyak teman saya yang menggunakan hal ts atau mengaktifkan otak tengah mereka
luarbiasanya hanya menyentuk cover buku saja bisa mengetahui segala isi yang ada didalamnya ckckck
untuk menghindari efek gila/stressnya gimana tuh yah ?
banyak sekolah" sekarang yag bisa mengaktifkan otak tengah kita, contohnya disekitaran daerah pamulang permai 2 benda barat 10 tangsel
 
Sejak Prof Roger Sperry, penerima Nobel tahun 1981 melalui penelitian panjangnya bertahun-tahun, mengungkapkan hasil temuannya tentang gelombang otak, maka paradigma baru muncul dan berkembang. Hipotesisnya telah dibuktikannya sendiri bahwa setiap aktivitas yang berbeda memunculkan gelombang otak yang berbeda pula. Temuan ini sungguh-sungguh mengubah cara pandang tentang potensi dan kreativitas otak manusia.
Hal yang mengejutkan, rata-rata otak membagi kegiatannya secara jelas ke dalam kegiatan "otak belahan kiri" (korteks kiri) dan kegiatan


"otak belahan kanan" (korteks kanan). Saat korteks kanan sedang aktif, korteks kiri cenderung tenang atau istirahat, demikian sebaliknya.

Kegiatan yang paling mudah diamati tentang pergantian aktivitas otak adalah saat kita berjalan. Kaki kanan digerakkan oleh aktivitas otak belahan kiri, saat kaki kiri bergerak otak belahan kanan mengambil alih. Setiap otak memiliki keterampilan yang khas dalam urutan kerja yang sangat rapi.

Kondisi penuh harapan dari olahan dan kembangan penemuan ini adalah setiap orang memiliki banyak sekali keterampilan intelektual, berpikir, dan kreativitas, yang belum digunakan sepenuhnya. Mengacu pada beberapa definisi bakat terdahulu, jelas bahwa bakat-bakat yang dipenuhi oleh potensi intelektual, keterampilan dan kreativitas masih dapat terus digali dari diri kita.

Hal ini memberikan harapan besar dan makna sangat dalam, yakni kita tidak pernah menduga bahwa ternyata kita bukannya tidak berbakat menggambar atau tidak berbakat matematika. Yang terjadi adalah kita tidak memberi kesempatan pada kedua belahan otak untuk menggalidiri dan unjuk maksimal.

Orang cenderung bukannya menggali dan memaksimalkan fungsi perbedaan kegiatan otak belahan kanan dan kiri, namun justru membatasi. Diketahui bahwa otak belahan kiri melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan logika, analisis, kuantitatif, fakta, rencana, organisasi, detail/perinci, sekuensial.

Tugas otak belahan kanan berhubungan dengan sifat keseluruhan, intuitif, sintesis, integrasi, emosi, interpersonal, perasaan, kinestetik. Pembagian aktivitas ini melahirkan label bahwa senimanberotak kanan sedangkan ilmuwan adalah orang-orang otak kiri. Maka manusia pun seolah terbagi dikotomis, orang otak kiri dan orang otak kanan. Betulkah?
Jangan pernah menggolongkan Albert Einstein sebagai orang berotak kiri. Ia adalah manusia jenius yang berhasil menggali dan memaksimalkan fungsi kedua belahan otaknya, sehingga melahirkan teori relativitas yang luar biasa itu. Awalnya Einstein membiarkan otak belahan kanan melakukan aktivitas imajinasi tentang sebuah perjalanan di permukaan matahari.

Singkat cerita, perpaduan daya imajinasi dan hal lain yang dilakukan belahan kanan, serta kemampuan matematika, berpikir sistematis dan hal lain yang dilaksanakan belahan kiri, membawa dirinya pada sebuah temuan spektakuler yang maha dahsyat. Bakat, tidak semata-mata hasil ciptaan yang mencuat secara seragam pada kesempatan berbeda, tidak pula yang hanya digambarkan oleh atribut profesi dan pekerjaan.

Bakat adalah penggalian terus- menerus dan pemanfaatan seluruh kapasitas otak secara bertanggung jawab untuk mewujudnyatakan berbagai hal yang tidak itu-itu saja, atau sesuatu yang sudah telanjur dicap sebagai bakat yang terbatas.
Artinya, tidak ada orang yang tidak berbakat untuk hal tertentu, karena kita semua memiliki otak belahan kiri dan kanan. Coba saja mulai latihan menulis dengan salah satu tangan yang tidak biasa digunakan secara dominan sehari-hari. Latihlah selama satu atau dua bulan terus-menerus.

Apa yang terjadi? Ternyata tangan kita yang satu itu berbakat menulis juga. Hanya saja tangan yang satu lagi sudah telanjur dominan dalam latihan bertahun-tahun sejak kita belajar menulis. Betul?

Terdapat dua bahagian / hemisfera otak iaitu otak kanan dan otak kiri. Kedua-dua hemisfera otak kanan dan kiri ini amat berpengaruh terhadap gaya pemikiran setiap manusia. Terdapat individu-individu yang pemikirannya lebih dipengaruhi oleh otak kanan dan terdapat juga individu-individu yang pemikirannya lebih dipengaruhi oleh otak kiri. Gaya pemikiran otak kanan adalah lebih bebas dan rawak, lebih menyeluruh (holistik), intuisi, subjektif, sintesis dan abstrak.
Gaya pemikiran otak kiri pula lebih kepada logik, rasional, analitik, objektif, berturutan dan spesifik. Ilmu yang mudah dilihat banyak menggunakan otak kiri contohnya ialah ilmu matematik dan ilmu yang berkaitan dengan otak kanan ialah ilmu seni muzik, sastera dan lukisan. Walau bagaimanapun, terdapat juga ilmu-ilmu yang menggabungkan pemikiran otak kiri dan kanan seperti ilmu-ilmu sains fizik, kimia, astronomi dan falsa

Jika dilihat daripada sudut pendidikan, kebanyakan sistem pendidikan yang terdapat di dunia lebih menjurus kepada aliran pemikiran otak kiri. Para pelajar di seluruh dunia dilatih untuk membuat keputusan dan melakukan satu-satu tindakan berdasarkan logik, rasional dan yang mendapat pulangan materi semata-mata. Ciri-ciri pemikiran otak kiri lebih ketara apabila pelajar memasuki gerbang universiti. Jika dikategorikan dalam ilmu teknik berfikir, gaya berfikir menggunakan otak kiri ini bolehlah dikelaskan sebagai gaya pemikiran vertikal. Gaya berfikir seperti ini sangat-sangat memerlukan sebab-sebab rasional dan logik; segala keputusan mesti berdasarkan sebab dan akibat, pengalaman-pengalaman yang lalu dan mesti mempunyai rujukan; setiap idea mesti berasaskan logik dahulu kemudian baru boleh dilaksanakan.

Ringkasnya, segala idea dan imaginasi akan dikongkong oleh logik dan rasional. Para pelajar tidak akan bebas berfikir dan tidak mampu dan tidak berani melahirkan idea-idea baru apatah lagi idea-idea yang amat bertentangan dan dianggap pelik oleh individu-individu yang berfikiran konvensional. Fikiran konvensional adalah fikiran yang berasaskan pendapat-pendapat lama yang telah kukuh dan diterima ramai sebelum ini. Jika ada idea-idea baru yang dilahirkan pun hanyalah berbentuk inovatif atau ‘improvement’ daripada idea-idea sebelum ini, bukan berbentuk kreatif.

Boleh jadi pelajar, boleh cemerlang dalam akademik tetapi mungkin mereka tidak akan menghargai apa yang telah dipelajari. Sekiranya para pelajar dilatih lebih menggunakan otak kanan, mereka akan menjadi lebih kreatif dalam mengeluarkan idea. Idea-idea yang dilahirkan adalah lebih bebas, abstrak dan tidak terkongkong oleh fikiran-fikiran lama / konvensional.

Berbeza daripada corak pemikiran otak kiri, dalam gaya pemikiran otak kanan, logik dan rasional akan menyokong imaginasi bukan imaginasi menyokong logik dan rasional. Di dalam ilmu teknik berfikir, gaya pemikiran otak kanan ini dikenali sebagai gaya pemikiran lateral. Jika gaya pemikiran ini diterapkan dengan lebih sistematik di sekolah-sekolah dan institusi-institusi pendidikan tinggi, maka kemajuan teknologi sudah pasti akan lebih terkehadapan daripada yang kita lihat hari ini.

Adalah tidak mustahil untuk melahirkan idea-idea yang tepat dengan menggunakan imaginasi tanpa melihat dengan lebih teliti tentang sesuatu perkara asalkan seseorang individu itu mempunyai asas yang cukup kukuh dalam sesuatu ilmu itu. Sebagai contoh, pada abad ke–12, terdapat seorang tokoh perubatan Islam yang amat terkenal di Mesir bernama Ibnu An-Nafis.
Ibnu An-Nafis adalah amat terkenal sebagai orang yang pertama di dunia yang menemukan peredaran darah dalam tubuh manusia. Beliau telah menggambarkan dengan tepat bagaimana darah dalam tubuh beredar daripada jantung ke paru-paru dan seterusnya kepada seluruh sistem-sistem tubuh yang lain. Anehnya ialah beliau tidak pernah membedah satu pun mayat manusia seumur hidupnya.

Jadi bagaimanakah beliau boleh menemukan idea ini ? Sudah tentulah beliau menggunakan imaginasinya setelah mempunyai pengetahuan yang kukuh dalam bidang perubatan. Beliau juga banyak membuat kritikan, ulasan dan pembetulan-pembetulan daripada ilmu-ilmu perubatan dari zaman Yunani seperti Galen dan juga tokoh-tokoh Islam lain seperti Al-Razi dan Ibnu Sina.
Kesimpulan, teknik pembelajaran secara menghafal tidak pratikal kerana lumrahnya apa yang dihafal itu akan luput daripada ingatan jika ia tidak diperlukan. Sebaliknya pembelajaran dengan menggunakan semua sistem deria iaitu mata, telinga, kulit, hidung dan lidah dapat merangsang daya berfikir (secara semula jadi).

Dalam hubungan ini CVT menerusi formula E.Q - E.Quotient iaitu larutan berasaskan air mengandungi hidrogen dan nitrogen memberikan tenaga dan khasiat kepada otak seperti susu ibu. E.Q - E.Quotient perlu disemburkan pada lidah akan memberi rangsangan kepada otak dengan lebih teratur yang secara tidak langsung menggalakkan individu itu menggunakan daya imaginasi serta visual mereka untuk belajar. E.Q - E.Quotient juga mengandungi magnesium, fosforus, potassium bagi dijadikan tenaga untuk merangsang sistem deria.

APLIKASI OTAK KANAN DAN OTAK KIRI DALAM BELAJAR

Prestasi belajar di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan umum kita yang diukur oleh IQ, IQ yang tinggi meramalkan suskse terhadap prestasi belajar. Namun IQ yang tinggi ternyata tidak menjamin sukses di masyarakat (Segal, 1997:14). Pada permulaan tahun sembilan puluhan berbagai penelitian menunjukkan (Segal, 1997:5) bahwa diinspirasi oleh berbagai psikolog humanis seperti Maslow, Rollo May, Carl Rogers yang sangat memperhatikan segi-segi subyektif (perasaan) dalam perkembangan psikolog, eksplorasi tentang emosi telah menunjuk pada sumber-sumber emosi (Segal, 1997, Goleman, 1995).

Ternyata bahwa emosi selain mengandung persaan yang dihayati seseorang, juga mengandung kemampuan mengetahui (Menyadari) tentang perasaan yang dihayati dan kemampuan bertindak terhadap perasaan itu. Bahkan pada hakekatnya emosi itu adalah impuls untuk bertindak.

Goleman menyatakan bahwa selain rational mind, seorang memiliki an emotional main yang masing-masing diukur oleh IQ dan EQ dan bersumber masing-masing dari head dan heart. kedua kehidupan mental tersebut, meskipun berfungsi dengan cara-caranya sendiri, bekerja secara sinergis dan harmonis
Homo sapiens yang memiliki neocortex(otak depan) yang merupakan sumber rasio, yaitu otak depan, terdiri dari pusat-pusat yang memahami dan mendudukan apa yang diamati oleh alat dria kita. Dalam evolusi tentang pengtahuan kemampuan organisma, ternyata bahwa penanjakan kehidupan manusia dalam peradaban dan kebudayaan adalah kerja neocortex yang ternyata juga menjadi sumber kemampuan seseorang untuk perencanaan dan strategi jangka panjang dalam mempertahankan hidup (Goleman, 1995:11).

Perkembangan ini menjadi otak memiliki nuansa terhadap kehidupan emosional seseorang. Struktur lymbic (sumsum tulang belakang) menghidupkan perasaan tentang kesenangan dan keinginan seksual, yaitu emosi yang mewujudkan sexual passion. Namun keterkaitan sistem lymbic tersebut dengan neocortex menumbuhkan hubungan dasar ibu-anak, yang menjadi landasan untuk unit keluarga dan commitment jangka panjang untuk membesarkan anak (spesi yang tidak dimiliki organisma ini seperti binatang melata, tidak memiliki kasih sayang) dan sering membunuh dan /atau menghancurkan anaknya sendiri. Masa anak dan masa belajar panjang (long childhood) bersumber dari saling keterhubungan neuron-neuron dalam 'pabrik' otak ini. Amygdala adalah neuron yang mewujudkan struktur keterhubungan di atas brainstem dekat dasar dari limbic ring(cincin sumsum tulang belakang antara emosi dan rasio). Amygdala adalah tempat penyimpanan memori emosi.

Joseph Le Doux, neoroscientist dari Center for Neural Scince New York University menemukan peran penting amygdala dalam otak emosional. Amygdala menerima input langsung melalui alat dria dan memberikan signal kepada neocortex, namun juga dapat memberikan respons sebelum tercatat di neocortex. Jadi ada kemungkinan respons manusia sebelum ia berfikir.

Dalam perkembangan pendidikan terbaru saat ini, musik klasik (dengan ketukan tertentu yang selaras dengan detak jantung manusia—jadi tidak semua jenis musik klasik) menjadi sarana penting dalam belajar di ruang-ruang kelas. Buku-buku pendidikan dengan penjualan best seller international, seperti Quantum Learning, Quantum Teaching dan The learning Revolution, semuanya mempromosikan musik klasik untuk digunakan sebagai program belajar. Sebagai dampak dari ide yang kompak dan serempak ini, beberapa lembaga pendidikan saat ini sedang berlomba-lomba membunyikan musik klasik sebagai pengiring kegiatan belajar mengajar di kelas. Fenomena ini bisa kita sebut sebagai “efek promosi Quantum Learning”. Efek promosi Quantum Learning ini juga merembet ke lembaga-lembaga pendidikan luar sekolah. Banyak lembaga-lembaga kursus dan pelatihan di kota-kota besar Indonesia saat ini yang memperdagangkan program-program learning skill berbasis Quantum Learning.

Lalu mengapa musik klasik? Atau bahkan mengapa musik digunakan dalam program belajar? Alasannya karena musik merupakan salah satu “makanan” penting dari otak kanan. Selama ini program belajar hanya memfungsikan otak kiri semata yang melulu bersifat linear, logis dan matematis. Penggunaan otak yang tidak seimbang ini kemudian cepat menimbulkan kelelahan dan kejenuhan bagi orang yang belajar. Otak kanan yang tidak punya kerjaan tadi kemudian berfungsi sebagai pengganggu saudaranya, otak kiri yang sedang pusing dengan rumus-rumus dan hafalan. Di sinilah fungsi musik klasik (begitu pula warna-warni dan gambar) dalam belajar. Ia memberi sebuah aktifitas bagi otak kanan sehingga ia tidak lagi mengganggu otak kiri di saat belajar.

Apa yang dibahas di atas merupakan efek pendukung belajar dari musik klasik. Musik klasik juga punya efek memperkaya fikiran. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa musik klasik yang diperdengarkan secara terpola pada janin di dalam kandungan bisa meningkatkan kecerdasan janin-janin ini kelak ketika lahir. Dalam buku Cara Baru Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan oleh Van de Carr dan Lehrer, diceritakan tentang seorang konduktor simfoni terkenal, Boris Brott, yang suatu hari merasa akrab dengan irama selo yang belum pernah ia dengar sebelumnya. Ketika ia menceritakan hal itu pada ibunya yang merupakan seorang pemain selo profesional, ibunya menjadi heran. Ternyata musik selo tersebut sering ia mainkan ketika Brott masih di dalam kandungannya.

sumber : http://www.infogue.com/viewstory/20...m/2008/10/teori-otak-kiri-dan-otak-kanan.html

Ciri-ciri umum anak dominan otak kanan:
1. Terlambat bicara dibandingkan anak seusianya
2. Sulit Membaca terutama membaca bersuara
3. Lebih suka ujian Lisan dari pada ujian tertulis
4. Tidak bisa diberi tugas yang dibatasi oleh waktu (cepat panik dan tidak selesai).
5. Kurang suka mengerjakan tugas-tugas yang diperintah melainkan memilih sendiri apa yang ingin dikerjakannya.
6. Sulit mengeja suku kata
7. Sulit mengerjakan soal-soal matematika logika/rumus-rumus terkadang lebih mudah soal cerita atau perlu dengan asosiasi atau contoh-contoh nyata.
8. Sering memandang ke atas dan terlihat seperti melamun (Terbengong/day dreaming)
9. Pada saat berpikir bola matanya bergerak-gerak
10. Kurang suka mencatat (karena proses mencatat menghambat proses visualisasi)
11. Sering membaca terbalik-balik
12. Sulit membedakan huruf d dan b
13. Cenderung lebih suka membuat gambar-gambar.
14. Sering membaca melompat dan beberapa kata tertinggal atau terlompati
15. Bisa membaca dari belakang atau dengan urutan terbalik
16. Jika berbicara tidak runtut dan sistematis
17. Sulit mengungkapkan keinginannya dalam bentuk kata/kalimat
18. Cenderung sensitif dan sangat emosional
19. Sering bicara tidak nyambung dengan pertanyaan
20. Cepat hafal tempat/lokasi dan rute perjalanan
21. Kadang suka berkhayal dan menceritakan fantasinya
22. Konsentrasi rendah pada pekerjaan yang kurang disukainya
23. Konsentrasi tinggi dan lama pada hal-hal yang menarik minatnya.
24. Lebih suka benda/buku yang berwarna-warni

Cara Bekerja otak kanan:
1. Kreatif --> ingin mengetahui hal-hal baru dan menemukan cara-cara baru yang tidak konvensional, melihat alternatif solusi dari berbagai permasalahan.
2. Spasial Tiga Dimensi, mampu melihat dan membayangkan sesuatu secara tiga dimensi; bisa melihat dari kanan ke kiri, atas ke bawah dan sebaliknya. serta membolak balik huruf, angka dan gambar.
3. Memori Fotografi, mampu merekam informasi dalam bentuk gambar-gambar baik dalam bentuk diam atau seperti film yang bergerak. Memiliki papan layar di otaknya.
4. Art --> melihat sebuah pekerjaan sebagai proses seni yang mengandalkan rasa dan estetika yang sering kali tidak bisa dibatasi oleh waktu dan bekerja berdasarkan inspirasi dan mood.
5. Deduktif --> terlebih dahulu harus melihat gambaran besarnya atau hasil akhirnya baru bergerak menyusun langkah demi langkah dan tahapan prosesnya.
6. Random --> Menyusun dan mengolah informasi secara acak, sehingga penyampaian informasinyapun cenderung tidak sistematis.
7. Visual --> Bekerja dalam bentuk gambar; sering kali sulit menuangkan ide gambarnya tersebut kedalam kalimat atau kata-kata yang dipahami.
8. Global --> Lebih menyukai gambaran umum dan kurang menyukai hal-hal detail.
9. Mind Mapping --> Lebih suka dan gampang menulis dalam bentuk pola gambar seperti peta.
10. Model Estetika --> Menilai sesuatu berdasarkan cita rasa dan estetik seni bukan fungsi dan kegunaan.
11. Moody --> Kemampuan berpikir dan bekerja yang sangat dipengaruhi oleh Emosional dan perasaan.
12. Spontan --> Melakukan hal atau sesuatu secara spontan berdasarkan dorongan emosional sesaat. Sering melakukan tindakan dan mengambil keputusan diluar rencana
13. Picky Job --> Hanya mau mengerjakan hal-hal yang menarik perhatiannya. Tidak mudah di suruh/diperintah.
14. Un limited time --> Jika sudah asyik terhadap satu bidang lupa waktu.
15. Konklusif --> Menarik kesimpulan umum dari kepingan-kepingan informasi.
16. Eksekusi 2 langkah --> Merekam informasi baru memaknainya.
17. Inspirational --> bekerja berdasarkan datangnya inspirasi bersifat dadakan dan tidak terencana.

Perbandingan Kerja Otak Kiri dan Kanan:
a. Simbol vs Gambar
b. Runtut/Sekuen vs Acak/Random
c. Logika vs Kreatif/Seni
d. Detail ke Global vs Global ke detail.
e. Setahap demi setahap vs Langsung
f. Proses then memori vs memori then proses
g. Duplikasi vs imaginasi
h. Teratur vs acak dan melompat-lompat
i. Analisis mengurai vs Analisis Kesimpulan
j. Tenggat Waktu vs Bebas Waktu
k. Rencana vs Inspirasi
l. Objek Hitam Putih vs Objek yang berwarna warni
2. Perbedaan Kombinasi Kontinum Otak dan Indera dominan
a. Otak Kiri dengan sensori Visual --> Cenderung Diam, Tegas, Berpikir Runtut, Logika bagus
b. Otak Kiri Auditori --> Cenderung Bicara, Suka berdebat, Logika bagus, cepat menghafal
c. Otak Kiri Kinestetik --> Cenderung diam, Lincah bergerak, Berpikir runtut, logika bagus
d. Otak Kanan Visual --> Suka menghayal, kuat mengingat, cenderung diam, sulit mengeja, suka menggambar, kurang suka mencatat.
e. Otak Kanan Auditori --> Suka bicara, Bicara acak, Bicara khayalan, suka berhandai-handai..., sulit mengeja tapi suka bicara,
f. Otak Kanan Kinestetik --> Cenderung diam, terus bergerak, bergerak tak beraturan, sering melakukan hal-hal yang penuh resiko, pandai membuat sesuatu karya tangannya

Membantu Anak Otak Kanan belajar:
1. Temukan minatnya dan mulai mengajari apapun melalui hal yang menarik minatnya. Jika ia suka mobil bicaralah mulai dari mobil dsbnya.
2. Jika ia ingin belajar sambil bergerak-gerak maka ijinkanlah ia malakukan itu
3. Jelaskan untuk apa kita harus mempelajari sesuatu agar dia bisa melihat gambaran besar dan tujuan akhirnya.
4. Gunakan alat peraga dan contoh-contoh ilustrasi untuk mengambarkan apa yang sedang anda jelaskan misalnya konsep tambah, kurang dan bagi.
5. Latihlah kecepatan untuk Visualisasi dan kemampuan merekam gambar .
a. Latihan tahap dasar visualisasi; misalnya membayangkan sebuah aktivitas yang dilakukan seperti; berangkat ke sekolah, mengerjakan sesuatu dirumah dsb, persis seperti proses hipnoteraphy. Bayangkan kamu sekarang malangkah menuju lemari es, bayangkan sekarang kamu buka, tolong ambilkan mama jeruk dan susu, kemudian tuangkan susunya kedalam gelas, bawa gelas berisi susu dan jeruk itu ke kamar mama. Jika anak anda sudah bisa mengulangi prosesnya secara runtut artinya dia sudah mulai terlatih kemampuan visualisasinya.
b. Latihan tahap lanjutan visualisasi mengingat gambar; Minta dia melihat gambar dan anda sebutkan namanya; minta ia memejamkan mata; tanya apakah gambar itu sudah muncul di bayangan pikirannya.
c. Latihan Lanjutan Visualisasi mengingat Angka dan urutannya, Latihan ini dimulai dengan mengingat angka 1 s/d 10 satu demi satu, perlihatkan gambar angka 1 s/d 10 satu persatu, kemudian setelah ia berhasil mengingatnya minta anak anda untuk mengurutkan dari depan kebelakang, setelah itu minta ia mengurutkannya dari 10 ke 1, jika berhasil maka dia sudah mulai terlatih untuk menggunakan kemampuan unggulnya.
d. Latihan Lanjutan Visualisasi mengingat Huruf dan urutannya, Latihan ini dimulai dengan pengenalan huruf satu demi satu; dengan metode mata terpejam, apabila ini sudah terekam maka mintalah anak anda untuk mengurutkan 10 huruf pertama dari depan dan dari belakang. Terus berlanjut.

sumber : http://ayahkita.blogspot.com/2009/06/mungkin-anak-kita-bukan-bodoh-atau.html
ohhh begitu ya teori otak kiri dan otak kanan. yayaya makasihh
 
Status
Not open for further replies.
Back
Top