Susun RUU Desa Tak Cukup Studi Banding di Indonesia

primaI

New member


Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Desa membutuhkan studi banding ke luar negeri ke Cina atau Brazil dalam penyusunanya. “Meninjau desa-desa di Indonesia sudah tapi itu tidak cukup,” kata anggota Panitia Khusus Subyakto kepada Tempo, Sabtu, 25 Agustus 2012.

Subyakto mengatakan pansus sudah melakukan survey ke daerah-daerah. Ia melihat banyak sistem yang unik desa-desa di Indonesia seperti sistem nagari di Padang, gampung di Aceh, subak di Bali dan lainya. Namun itu tidak cukup karena harus melihat langsung di negara lain agar UU yang dihasilkan nanti bisa efektif.

“Kami perlu melihat perspektif dunia maju,” kata politisi dari Partai Demokrat ini. Sebelumnya pansus sudah meminta data ke Kedutaan Besar RI di Brazil. Namun data itu tidak cukup jika tidak melihat langsung ke lapangan. Kalau hanya data dan gambar, ia bisa mencari sendiri melalui internet.

Subyakto berharap masyarakat tidak mempermasalahkan kunjungan ini. “Jangan dilihat dari anggaranya, tapi manfaatnya,” ujar anggota komisi II ini. Kalau ada yang bagus di negara lain, kata Subyakto, akan diadopsi untuk dalam negeri.

Sebelumnya Pansus RUU Desa DPR berencana berangkat ke Brazil, Ahad, 26 Agustus 2012 besok. Rombongan yang dipimpin oleh Budiman Sudjatmiko dari Fraksi PDI Perjuangan ini beranggotakan 12 orang anggota pansus dan tiga orang staf ahli. Mereka rencananya akan plesir ke negeri samba itu hingga 1 September 2012.

Studi banding ke Brazil menghabiskan dana dengan rincian total biaya tiket sebesar USD 11.966 atau setara Rp 107,694 juta ditambah dengan biaya akomodasi masing-masing orang USD 436 perhari atau setara Rp 3,924 juta dan uang saku masing-masing USD 32 perhari atau Rp 288 ribu. Anggaran ini belum termasuk uang representasi dan asuransi serta biaya tiga anggota staf yang ikut rombongan.

sumber
---------
yakin tuh dari tempat sendiri gk cukup <:[

apa cuma mau jalan-jalan doang :))
 
Back
Top