Ayo Puan, Majulah Jadi Negarawan

tribudhis

New member
Ayo Puan, Majulah Jadi Negarawan

Aburizal Bakri, yang ketua umum Golkar, sudah lama mendeklarasikan
Bahwa dia itu siap maju sebagai calon presiden yang dapat diandalkan.
Tantangan dari dalam memang ada, tetapi nadanya tidak meyakinkan,
Timbul tenggelam tidak terlalu lantang … karenanya bolehlah diabaikan.
Lapindo memang menjadi ganjalan kecuali ganti rugi segera dibereskan.
Prabowo Subianto, yang ketua umum Gerindra, tidak resmi menyatakan,
Tetapi menilik apa saja yang dilakukan di dunia maya, ambisi dan tujuan
Mantan menantu sang bapak pembangunan terang jelas tuna halangan.
Masa lalu memang hambatan, tapi semua kan sudah menjadi kenangan.
Dahlan Iskan yang sekarang menteri BUMN dulunya mantan wartawan.
Memang tak pernah dianya berterang apa ada tujuan ingin mencalonkan
Tapi melihat gaya juga dukungan yang melimpah-ruah, dapat dipastikan
Tidak akan ada penolakan jika ada partai politik berkenan mencalonkan.
Bahkan jika tak ada, mungkin saja jalur independen yang menjadi pilihan.
Satu-satunya hambatan, jika ada dusta berkepanjangan masalah kerugian.
Mahfud MD, sang ketua MK yang di era Gus Dur jadi menteri pertahanan,
Juga belum pernah berterang mengatakan akan siap sedia jika dicalonkan,
Tetapi melihat sikap dan gayanya jelas ke sana arah, maksud dan tujuan.
Walau dirasa komentar-komentar semakin kental dengan nuansa arogan,
Tetapi selama ini dikenal lurus tak pernah korupsi, jadi masih ada harapan.
Kecil memang tetapi yang namanya harapan kan pantas untuk dibesarkan.
Jusuf Kalla, mantan wakil presiden, tampak kentara masih berkeinginan
Jadi nomer satu di negeri ini, sehingga skandal SK yang diperbincangkan,
Cuma wakil mengeluarkan SK, SK Wakil Presiden lalu jadi bahan gurauan,
Dapat dipulihkan dengan terbitkan SK Presiden, SK yang bener-beneran.
Tetapi jika dari partainya saja kurang dukungan, lalu apa ada harapan?
Megawati, ketua umum PDIP, kongres partainya sudah lama menetapkan,
Dia yang punya kata penentu tetapkan calon presiden yang diunggulkan.
Memang belum ada mengeluarkan pernyataan, hanya saja dikhawatirkan,
Jika tidak diberi masukan, eh, salah tentukan dirinya yang maju ke depan.
Kalau salah seperti ini, yah … mungkin kekonyolan alih-alih kemenangan.
Lalu ada mantan jenderal, Wiranto namanya, yang juga menjadi panutan
Di partai yang bermotto junjung amanat dan nurani rakyat kebanyakan,
Belum dipastikan, tetapi manakala masanya tiba, rasanya dia ke depan.
Peluang mencalonkan besar, tetapi peluang menang, yah … kekecilan.
Mana ada anak muda tertarik menjadikan sang mantan menjadi panutan?
Kemudian ada penyanyi, yang pada awalnya tak akan masuk ini catatan,
Bukan karena menghina atau pandang enteng, tetapi karena keterlaluan.
Bagaimana tak keterlaluan, memangnya dia tak pernah cermin-cerminan?
Hanya karena segelintir penggemar menyatakan cocok, eh mencalonkan,
Benar-benar keterlaluan … keterlaluan benar … benar-benar keterlaluan.

Tentu saja masih ada ratusan hari ke depan sebelum arena pertempuran
Dibuka secara resmi bagi para kontestan, guna unjuk gigi maju ke depan.
Tapi karena calon potensial sudah mulai perdengarkan suara bersahutan,
Sudah waktunya catatan sederhana dari orang awam ini diproklamasikan,
Agar calon yang benar-benar andalan … menjadi idola orang kebanyakan
Dapat berkemas-kemas menyiapkan hajatan besar agar tidak ketinggalan.
Tetapi yang lebih utama sebenarnya ini catatan jelas bukan buat si Puan,
Karena kata penentu jelas tidak berada di tangan ini nona yang rupawan.
Kata penentunya berada di tangah sang ketua … yang secara kebetulan
Memang menjadi bunda si Puan … dialah yang harus berani menentukan.

Jangan maju sendiri hai bunda, pengalaman telah berulang mengajarkan,
Waktu berubah, era dan jaman juga bergeser, pasti walau amat perlahan.
Bunda adalah pemegang kunci penentu bagi si nona muda nan rupawan
Agar bisa maju ke depan dengan rona wajah dan bibir penuh senyuman.
Kalau jalan tidak dibuka lalu bagaimana bisa berjalan rebut kemenangan?
Bunda memang masih punya kharisma, pegang kunci yang menentukan,
Pengikut dan pendukung juga ada di mana-mana, pokoknya bertebaran,
Setia dan loyal juga jangan ditanyakan, dari dulu sampai sekarang, aman.
Tetapi era bunda harus dicukupkan jika nomer satu ingin digenggaman.
Berikan jalan kepada si Puan, dengan wajah rupawan penuh senyuman,
Otak cerdas tidak kampungan … mata cemerlang kharisma gemerlapan,
Idola remaja putra-putri pemuda harapan, ibu-ibu pun pasti tak keberatan.
Dan kalau ibu-ibu sudah tidak keberatan, maka pasti tidak ada halangan
Bagi si Puan jadi negarawan, memimpin bangsa besar ke gerbang depan,
Seperti yang dulu dicita-citakan oleh sang kakek dan juga para pahlawan.

Siapa yang akan memimpin negara ini ke depan memang rahasia Tuhan.
Jika tiba masanya rahasia memang akan terang benderang, ini pedoman.
Tetapi Tuhan seringkali berbisik pada orang-orang awam yang beriman,
Selalu lurus, jujur, terbuka, tidak ada politik-politikan apalagi tipu-tipuan.
Bentuk bisikanNya memang tidaklah berupa sabda ataupun wahyu Tuhan,
Tapi kata hati orang-orang kecil sederhana, yang tidak punya kepentingan
Kecuali mendapatkan pemimpin yang berani memberi contoh dan teladan,
Rasanya sering benar karena melalui nurani ini kadang Tuhan berkenan
Buka rahasia dan memberi bisikan apa yang akan terjadi di masa depan.
Karenanya … ayo Puan, maju, tegar dan beranilah menjadi negarawan.
Dan untuk bunda tercinta ayo … janganlah ragu-ragu guna memberi jalan
Pada si jelita rupawan … yang jika memang ditakdirkan menjadi pimpinan
Pastilah jalannya lancar dan kencang, karena padanya memang harapan.
Di tangan para remaja dan anak mudalah tergantung cetakan masa depan
Karenanya dengarlah suara mereka … mereka ingin yang muda rupawan,
Tidak kampungan, cerdas, jujur, terbuka, ramah serta semarak senyuman,
Patut dijadikan teladan panutan, empati dan kasih pada sesama diberikan.
Ayo Puan, bersiaplah menjadi negarawan, terbuka lebar sudah jalan-jalan,
Jangan takut terus maju ke depan, tetaplah sederhana dijadikan pedoman,
Karena banyak yang muak dengan topeng-topeng dusta dan kemunafikan.

Lewat petang dawai serunai bergetaran, merdu mendayu segarkan pikiran.
Selamat datang wahai si rupawan Puan, maju, ayo maju jadilah negarawan.

Dr. Tri Budhi Sastrio – tribudhis@yahoo.com – Poznan, Poland
 
hmm megawati mungkin udah mau mundur dari pencalonan berikutnya & digantikan anaknya saja ya, tapi tidak baik juga ya dari keluarga mereka2 saja, seharusnya dipilih dari kemampuan & prestasi, bukan dari keluarga sendiri...
 
menurut saya begitu ... walau keputusan terakhir tentu saja berada di tangan para pemilih ...

ini kalkulasi setelah melihat suksesnya pilkada DKI.
bisa d tukar, yg RI1 pak Prabowo dan RI2 adalah Puan. Jika ini d pasangkan ga ada yg bisa lawan keduanya
 
ini kalkulasi setelah melihat suksesnya pilkada DKI.
bisa d tukar, yg RI1 pak Prabowo dan RI2 adalah Puan. Jika ini d pasangkan ga ada yg bisa lawan keduanya
itu kalau puan/megawatinya mau jadi ri2 saja, karena tahun 2009 dinilai banyak pengamat kalau megawati yang jadi ri2 dan prabowo yang jadi ri1 mungkin akan beda hasilnya

tapi kalau bisa jangan kekeluargaan lagi seperti dari keluarganya pres soekarno atau pres soeharto, mereka sepertinya hanya akan melanjutkan menjangan dari orang tuanya, tidak akan ada yang lebih baik. Harus orang baru, seperti jokowi, lembut ke masyarakat, tapi sangat tegas hingga bisa dibilang kejam kepada bawahannya yang tidak bagus
 
itu kalau puan/megawatinya mau jadi ri2 saja, karena tahun 2009 dinilai banyak pengamat kalau megawati yang jadi ri2 dan prabowo yang jadi ri1 mungkin akan beda hasilnya

tapi kalau bisa jangan kekeluargaan lagi seperti dari keluarganya pres soekarno atau pres soeharto, mereka sepertinya hanya akan melanjutkan menjangan dari orang tuanya, tidak akan ada yang lebih baik. Harus orang baru, seperti jokowi, lembut ke masyarakat, tapi sangat tegas hingga bisa dibilang kejam kepada bawahannya yang tidak bagus

masalahnya tak ada tokoh yg bisa d percaya. banyak yg merasa bersih tp masyarakat ga yakin akan tegas. Ak pikir Prabowo tak akan ikuti pola soeharto walaupun beliau mantu.
Pemimpin indonesia kedepan harus PEMBERANI dan TEGAS terhadap penegakan hukum.
Dan yg terpenting pemimpin utk RI1 dan RI2 kedepan tidak RASIAL
 
saya pikir yang dapat memimpin indonesia kearah yang lbh baik haruslah pemimpin yang KUAT dari segala segi. Kuat Finansial pribadi. Kuat Pengaruh. Kuat menegakkan hukum tanpa pandang bulu.
 
itulah harapan banyak orang ... mendapat pemimpin yang adil dan jujur serta tentu saja tidak rasialis ...
 
itu kalau puan/megawatinya mau jadi ri2 saja, karena tahun 2009 dinilai banyak pengamat kalau megawati yang jadi ri2 dan prabowo yang jadi ri1 mungkin akan beda hasilnya

tapi kalau bisa jangan kekeluargaan lagi seperti dari keluarganya pres soekarno atau pres soeharto, mereka sepertinya hanya akan melanjutkan menjangan dari orang tuanya, tidak akan ada yang lebih baik. Harus orang baru, seperti jokowi, lembut ke masyarakat, tapi sangat tegas hingga bisa dibilang kejam kepada bawahannya yang tidak bagus

untuk periode ini blm ada tokoh yg bs d andalkan. banyak sih yg merasa tokoh dan anti korupsi tp mereka itu muka lama yg sangat d ragukan konsistensinya
 
kalo pemain bola, atlet OR, etc boleh ngimport... kira2 ngimport Obama lebih pas d/p nyalonkan Rhoma ndangndut irama.
sayangnya UUD 45 blum direvisi ulang masalah import RI 1/2.

- n1 -
yuk rame2 ndirikan partai! mumpung blum ada uu pembatasan. gaji DPR 50 juta loh! blum tunjangan2 lain.
 
kalo pemain bola, atlet OR, etc boleh ngimport... kira2 ngimport Obama lebih pas d/p nyalonkan Rhoma ndangndut irama.
sayangnya UUD 45 blum direvisi ulang masalah import RI 1/2.

- n1 -
yuk rame2 ndirikan partai! mumpung ada uu pembatasan. gaji DPR 50 juta loh! blum tunjangan2 lain.

ak setuju import presiden kayak pemain bola kayaknya pasti lbh baik
 
supaya bisa import buatkan undang2 dulu

saya tak menginginkan ada import presiden tetapi kita jg harus mengakui utk saat ini sangat sedikit tokoh yg bs d andalkan utk jadi RI-1. Banyak yg terlihat eksis tp seperti yg sudah2 ketika udah berkuasa tak ada gebrakan nyata. Slogan yg d dengung2kan saat pemilu hanyalah retorika belaka
 
Back
Top