Efektivitas Suplemen Tak Penting BuatKonsumen

Kalina

Moderator
KOMPAS.com – Mengonsumsi suplemen merupakan suatu kebutuhan bagi sebagian orang, terutama mereka yang sangat sibuk. Suplemen dianggap sebagai salah satu solusi dalam mempertahankan kondisi tubuh dari ancaman dan gangguan kesehatan. Penelitian terbaru yang dimuat journal Archives of Internal Medicine menunjukkan, banyak orang di Amerika Serikat mengonsumsi suplemen karena mereka ingin tubuhnya menjadi lebih segar, lebih berenergi, serta tidak mudah sakit. Namun demikian, menurut penilaian para ahli, tujuan penggunaan suplemen ternyata tak melulu berkaitan dengan perbaikan kondisi kesehatan yang terukur. Bahkan, berdasarkan survey pada orang-orang yang rutin mengonsumsi suplemen, efektivitas suplemen bukanlah persoalan penting bagi mereka. Hanya 25 persen di antara pengguna yang mengaku akan berhenti mengonsumsinya meskipun sadar kalau suplemen tersebut tidak efektif mendukung kesehatannya. "Kami menyebutnya sikap ini adalah penilaian subyektif. Selama suplemen dinilai aman untuk dikonsumsi, orang-orang berpikir mereka lebih
paham tentang manfaat suplemen untuk mereka
sendiri. Hasil penilaian mereka lebih baik daripada
uji klinis," kata peneliti Kathleen Weldon, dari Harvard School of Public Health di Boston. Orang-orang yang selama ini bergantung pada suplemen cenderung "terkejut" oleh data efektivitas dari hasil penelitian, namun menariknya sebagian besar mereka tidak mau menghentikan kebiasaannya itu. “Ini hal yang sangat menarik untuk dipikirkan, dari segi validitas ilmiah," katanya. Kesimpulan itu adalah hasil survey melibatkan 1.600 orang dewasa yang menggunakan berbagai produk suplemen seperti ginseng, prebiotik, asam amino, namun tanpa vitamin dan mineral.
Suplemen yang paling sering dikonsumsi adalah
minyak ikan atau omega-3. Sekitar 38 persen mengatakan mereka telah mengonsumsi suplemen selama 2 tahun terakhir. Satu dari tujuh orang dilaporkan telah mengonsumsi suplemen secara rutin. Lebih dari sepertiga peserta mengatakan bahwa mereka tidak memberitahu dokter mereka tentang penggunaan suplemen. Padahal menurut Weldon, seharusnya mereka memberitahukannya pada dokter karena suplemen dapat berinteraksi
dengan obat yang dikonsumsi. Meskipun terkadang suplemen dinilai dapat menurunkan kadar kolesterol dan tensi, namun jika sudah menjalani pengobatan, asupan suplemen perlu dikonsultasikan dengan dokter.

Kompas.com
 
Back
Top