Cara Baru Atasi Obesitas, Usus DilatihMengenali Rasa

Kalina

Moderator
Jakarta - Banyak obat pelangsing yang beredar di
pasaran, tetapi tidak semuanya berhasil
menunjukkan hasil yang signifikan. Penelitian terbaru
menyatakan bahwa obesitas mungkin dapat dicegah
dan diobati dengan menjadikan reseptor rasa di usus
sebagai target pengobatan.

Usus juga memiliki selera terhadap makanan dan mampu membedakan rasa pahit, manis, gurih atau
berlemak dengan menggunakan mekanisme sinyal
yang sama seperti lidah. Mekanisme tersebut
kemudian melepaskan hormon untuk mengontrol
rasa kenyang dan kadar gula darah ketika makanan mencapai usus. Sensor atau reseptor di perut tersebut juga dapat menanggapi asupan makanan yang berlebihan.

Kerusakan pada sensor tersebut mungkin juga
memainkan peran dalam kasus obesitas, diabetes,
dan kondisi metabolik terkait. Dr Sara Janssen dan Dr Inge Depoortere, dari Translational Research Center for Gastrointestinal Disorders di Catholic University of Leuven, Belgia melakukan studi untuk mempelajari apakah hal ini dapat dijadikan senjata baru melawan obesitas. Hasil studi semakin menunjukkan lebih banyak bukti bahwa obesitas dan kondisi terkait dapat dicegah atau diobati dengan cara mengoptimalkan fungsi reseptor rasa pada sel-sel di usus. Sehingga usus dapat melepaskan hormon yang memberi sinyal perasaan kenyang dengan baik. Peneliti berpendapat bahwa obat pelangsing di masa
datang perlu meniru efek fisiologis dari makanan
yang dapat mengelabuhi reseptor rasa pada usus,
membuat seseorang merasa kenyang, dan terhindar
dari perilaku makan berlebihan. "Operasi bariatrik memang mampu menurunkan berat badan dan mengurangi risiko diabetes, tetapi mungkin dapat melibatkan perubahan dalam pelepasan hormon usus. Tetapi cara terbaru yang mempengaruhi pelepasan hormon usus ini mampu mengontrol asupan makanan dengan cara non bedah yang lebih aman," kata Dr. Depoortere. Peneliti menyatakan bahwa masih diperlukan penelitian tambahan untuk menunjukkan reseptor usus mana yang lebih peka terhadap rasa dan mungkin dapat menjadi target obat, sehingga efektif dalam mencegah dan mengobati obesitas dan diabetes.

Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Trends
in Endocrinology & Metabolism, seperti dilansir
health24, Kamis (27/12/2012).

DetikHealth
 
Back
Top