7 Penyakit Menular yang Harus Diwaspadai Saat Banjir

askom

New member
pengungsi_ant_400.jpg


Musim hujan dan banjir tak lagi dapat dielakan saat ini. Kemeneterian Kesehatan pun menghimbau masyarakat untuk terus menjaga kondisi kesehatan agar terhindar dari penyakit-penyakit yang siap menghinggap di musim seperti sekarang ini.
Berikut ini tujuh penyakit menular yang wajib diwaspadai masyarakat dan langkah-langkah antisipasi untuk menghindarinya dari Prof dr Tjandra Yoga Aditama, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingering (P2PL) Kementerian Kesehatan RI:

1) Penyakit Diare
Penyakit Diare sangat erat kaitanya dengan kebersihan individu (personal hygiene). Pada musim hujan dengan curah hujan yang tinggi maka potensi banjir meningkat. Pada saat banjir, maka sumber-sumber air minum masyarakat, khususnya sumber air minum dari sumur dangkal akan banyak ikut tercemar.
Disamping itu pada saat banjir biasanya akan terjadi pengungsian dimana fasilitas dan sarana serba terbatas termasuk ketersediaan air bersih. Itu semua menjadi potensial menimbulkan penyakit diare disertai penularan yang cepat.
Langkah antisipasi diingatkan kepada masyarakat untuk tetap waspada dan untuk menghindari terserang penyakit diare disarankan hal-hal berikut:
∙ Membiasakan cuci tangan dengan sabun setiap akan makan/minum serta sehabis buang hajat.
∙ Membiasakan merebus air minum hingga mendidih setiap hari
∙ Menjaga kebersihan lingkungan, hindari tumpukan sampah disekitar tempat tinggal
∙ Hubungi segera petugas kesehatan terdekat bila ada gejala-gejala diare

2) Penyakit Demam Berdarah
Pada saat musim hujan, biasanya akan terjadi peningkatan tempat perindukan nyamuk aedes aegypti yaitu nyamuk penular penyakit demam berdarah. Hal ini dikarenakan pada saat musim hujan banyak sampah misalnya kaleng bekas, ban bekas serta tempat-tempat tertentu terisi air dan terjadi genangan untuk beberapa waktu.
Genangan air itulah akhirnya menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk tersebut. Dengan meningkatnya populasi nyamuk sebagai penular penyakit, maka risiko terjadinya penularan juga semakin meningkat.
Untuk itu diharapkan masyarakat ikut berpartisipasi secara aktif melalui gerakan 3 M yaitu mengubur kaleng-kaleng bekas, menguras tempat penampungan air secara teratur dan menutup tempat penyimpanan air dengan rapat.
Selain itu agar masyarakat segera membawa keluarganya ke sarana kesehatan bila ada yang sakit dengan gejala panas tinggi yang tidak jelas sebabnya yang disertai adanya tanda-tanda perdarahan.

3) Penyakit Leptospirosis
Penyakit leptospirosis disebabkan oleh bakteri yang disebut leptospira. Penyakit ini termasuk salah satu penyakit zoonosis, karena ditularkan melalui hewan/binatang. Di Indonesia hewan penular terutama adalah tikus melalui kotoran dan air kencingnya. Pada musim hujan terutama saat terjadi banjir, maka tikus-tikus yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri.
Tikus tersebut akan berkeliaran disekitar manusia dimana kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air banjir tersebut. Seseorang yang ada luka, kemudian bermain/terendam air banjir yang sudah tercampur dengan kotoran/kencing tikus yang mengandung bakteri lepstopira, maka orang tersebut potensi dapat terinfeksi dan akan jatuh menjadi sakit.
Oleh karena itu untuk menghindari timbulnya penyakit leptospirosis masyarakat agar melakukan langkah-langkah antisipasi yaitu:
- Menekan dan hindari adanya tikus yang berkeliaran disekitar kita, dengan selalu menjaga kebersihan.
- Hindari bermain air saat terjadi banjir, terutama bila ada luka.
- Gunakan pelindung misalnya sepatu, bila terpaksa harus kedaerah banjir
- Segera berobat ke sarana kesehatan bila sakit dengan gejala panas tiba-tiba, sakit kepala dan menggigil.



artikelnya masih panjang.. silahakn lihat di sumnbernya untuk info lebih lengkap

KLIK ----> sumber
 
Back
Top