Waspadai leptospirosis yang tidak disertai gejala khas

Kalina

Moderator
20110407092121tikus-newyork.jpg


Jakarta (ANTARA News) - Penyakit mematikan akibat infeksi bakteri dari kotoran binatang atau yang lebih dikenal dengan sebutan leptospirosis, tidak memiliki gejala khas sehingga harus diwaspadai, ujar dokter spesialis kulit dan kelamin dari klinik Rumah Puan, dr. Amaranila Drijono, SpKK.

"Penyakit ini hanya memiliki gejala umum seperti sakit flu yaitu demam, mual, nyeri, sakit kepala, serta meriang," jelas Nila kepada Antaranews di Jakarta, Jumat.

Nila mengemukakan bahwa penyakit yang sering muncul pada saat musim hujan terutama di saat banjir ini, memiliki masa inkubasi hingga 29 hari.

Lebih lanjut Nila menjelaskan bahwa leptospirosis ditakuti bukan hanya karena menyebabkan gatal-gatal pada kulit, namun karena penyakit ini merupakan jenis penyakit sistemik.

"Bakteri bisa masuk ke dalam peredaran darah melalui selaput lendir manusia, maka dengan mudah bisa menyerang hati, ginjal, serta paru-paru. Itulah yang membahayakan," kata Nila.

Di Indonesia hewan penular utama penyakit ini adalah tikus yang menularkan leptospirosis melalui kotoran dan air kencingnya.

"Pada saat terjadi banjir, tikus-tikus yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar dan berkeliaran di sekitar manusia. Air banjir pun bercampur dengan kotoran tikus," kata Nila.

Untuk menghindari timbulnya penyakit leptospirosis, Nila mengimbau agar masyarakat melakukan antisipasi yaitu dengan selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

"Hindari bermain air saat terjadi banjir, terutama bila ada luka, dan selalu gunakan pelindung tubuh seperti sepatu, pakaian, serta sarung tangan," ujar Nila.

Selain itu, sebisa mungkin korban banjir segera berobat ke sarana kesehatan bila menderita sakit dengan gejala panas tiba-tiba, sakit kepala dan menggigil.
 
Back
Top