Rasa Ini Keluar Saat Sering Pakai Ganja

Kalina

Moderator
INILAH.COM,Jakarta - Obat-obatan terlarang termasuk ganja yang masuk dalam daftar popular kerap digunakan selebritis atau kalangan jet set lainnya untuk menghabiskan 'pesta malam'. Namun tak banyak orang yang mengetahui, sebenarnya seperti apa efek atau apa yang dirasakan pemakainya saat sedang mengkonsumsi barang harap tersebut?

Ganja adalah bentuk obat-obatan terlarang yang biasanya dibentuk menjadi rokok dengan menggunakan batang, daun, bunga dan biji tumbuhan ganja, tetapi juga dapat dicerna dalam berbagai cara. Dilansir Livestrong, ganja adalah zat terlarang yang paling sering disalahgunakan di berbagai negara. Ulasan ilmiah oleh Institute of Medicine National Academy of Sciences, Yayasan Addiction Canada Research, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa ganja memiliki banyak efek akut dan kronis pada kesehatan pengguna. Tak hanya itu, seringkali seseorang yang
menggunakan ganja kehilangan daya ingat, terutama
mereka akan sulit mengingat waktu. Sejumlah ahli biologi dari Yale University, Amerika Serikat,
menemukan jawaban ilmiah atas terganggunya
kesadaran para pemakai ganja. Anthony van den Pol, ahli biologi Yale University, menyatakan cannabinoids, zat proaktif yang terdapat di dalam ganja menyebabkan otak gagal mengatur jam internal dalam tubuh. Setiap manusia memiliki jam
internal yang diatur oleh bagian otak yang disebut
suprachiasmatic nucleus (SCN). Sementara, reaksi yang diharapkan dari penggunaan ganja sebenarnya adalah perasaan tenang dan relaks, euforia, perubahan persepsi (warna menjadi lebih indah) perlambatan waktu, serta peningkatan persepsi
emosional dan sejumlah pengalaman. Namun pada sebagian orang yang terjadi adalah hal sebaliknya. Hal-hal ini termaasuk depresi, paranoid, cemas atau serangan panik. Bahkan penelitian mengatakan, percobaan memasukan THC secara intravena ke pasien dapat menghasilkan secara akut gejala-gejala defisit kognitif dan timbulnya gejala-gejala negatif yang menyerupai gejala pada gangguan psikotik kronis. Hal ini pula yang membuat adanya suatu hipotesis adanya hubungan sistem endocannabinoid dalam patofisiologi skizofrenia. Penggunaan ganja yang kronis juga dihubungkan dengan mengecilnya daerah otak (hippocampus dan amygdala) yang berhubungan dengan psikosis, depresi dan penurunan kognitif.
 
Back
Top