Inilah Tren Hotel di Dunia Tahun 2013

Kalina

Moderator
1433178-meeting-room-ruang-pertemuan-620X310.jpg

Ruang Pertemuan di Hotel Aston

KOMPAS.com - Ketika Robert Reid mengunjungi London, Inggris, dari Amerika Serikat untuk sebuah kunjungan singkat, ia menginap di sebuah apartemen yang ia temukan di sebuah situs pemesanan akomodasi berbasis komunitas. Apartemen itu di Muswell Hill, London bagian utara.

"Saya ingin berada di daerah tempat The Kinks (sebuah band musik asal Muswell Hill) berasal. Orang-orang di sana sangat luar biasa dan memberikan saya pandangan luar biasa mengenai London. Dan, saya juga lebih menghargai kota ini lebih dari sebelumnya," tutur Reid seperti dikutip dari Reuters.

Reid juga merupakan Editor Travel Amerika Serikat untuk Lonely Planet. Menurutnya, situs pemesanan berbasis komunitas adalah sebuah revolusi di urusan akomodasi. Reid mengatakan pelancong yang mengunjungi suatu kota memilih untuk menginap di apartemen pribadi dan hidup seperti penduduk lokal.

Bahkan, lanjutnya, menghabiskan waktu dengan tetangga atau berkunjung ke pasar terdekat. Saat ini, ia malah heran mengapa seseorang masih memilih untuk menginap di hotel.

Ia sendiri menggunakan situs Airbnb untuk memesan akomodasi. Adapula situs seperti Couch Surfing yang juga berbasis komunitas. Situs-situs semacam ini mengajak pelancong untuk mencari akomodasi yang murah bahkan gratis, dengan mengandalkan sisi pertemanan.

"Di New York, tarif hotel mencapai 300 dollar AS. Anda bisa dapatkan apartemen di Brooklyn dan Manhattan hanya 100 dollar AS per malam (melalui Airbnb)," kata Reid.

"Anda dapatkan kamar, dapur dan lebih menjalin hubungan dengan tetangga, atau bisa saja masak sendiri untuk menghemat uang," tambahnya.

Situs-situs pemesanan akomodasi berbasis komunitas ini menawarkan penginapan yang sebenarnya rumah atau apartemen pribadi. Bisa sekedar kamar kosong di sebuah rumah pribadi ataupun keseluruhan apartemen. Tentu harga menjadi jauh lebih terjangkau daripada memesan kamar di hotel.

Ada perbedaan dengan Couch Surfing yang memang berdasarkan pertemanan. Tamu atau lebih cocok disebut "teman" tak membayar alias gratis saat menginap di sebuah rumah.

Hotel mewah untuk keluarga

Sementara itu, masih seperti dikutip dari Reuters, bagi pelancong yang masih senang mengeluarkan uang untuk menginap di hotel, sebuah tren muncul yang mengawinkan antara "kemewahan" dan "keluarga".

Resor dan hotel-hotel kelas atas yang biasanya diperuntukan untuk pelancong bisnis atau pasangan bulan madu, mulai terbuka bagi pelancong keluarga. Seperti dituturkan Claire Kent, seorang konsultan di industri barang mewah, mengenai tren di kalangan hotel mewah.

Sebelumnya, ungkap Kent, hotel-hotel mewah cenderung tak ramah pada anak-anak. Namun belakangan beberapa hotel menambahkan kamar atau vila tipe keluarga yaitu kamar luas untuk mengakomodir orang tua dan anak-anak.

"Kamar ini dibuat untuk mengakomodir pelancong berkantong tebal yang ingin memperkuat hubungan dengan anak mereka," ungkap Kent.

Hotel kesehatan

Tren hotel lainnya di 2013 berkaitan dengan spa dan kesehatan. Hotel dengan fasilitas spa, kolam renang, dan pusat kebugaran, memang sudah umum. Namun, jaringan operator hotel internasional dan butik akan menambahkan fasilitas kesehatan bagi tamu.

Sebut saja seperti area jogging, pelatihan kebugaran di dalam kamar, program tidur, sampai menu sehat. Sebut saja The InterContinental Hotels Group akan membuka hotel yang berfokus pada kesehatan dengan merek hotel "Even"

"Hotel semakin sadar bahwa orang-orang yang melancong ingin tetap sehat," tutur Susie Ellis, Presiden SpaFinder Wellness Inc, seperti dikutip dari Reuters.

Sementara Westin di Amerika Serikat menawarkan jogging dengan instruktur dan menu sehat. MGM Grand di Las Vegas menawarkan kamar dengan pancuran mandi yang dilengkapi vitamin C.

Hotel bujet dan MICE di Indonesia

Bagaimana dengan Indonesia? Beberapa kalangan memprediksi tahun ini masih tahunnya hotel bujet. Jaringan-jaringan hotel internasional maupun nasional yang "bermain" di Indonesia masih terus melakukan ekspansi dengan meluncurkan hotel bujet.

Ada pula kecenderungan wisatawan memilih hotel bujet dari operator hotel yang sudah terkenal karena jaminan pelayanan dan keamanan. Hotel bujet setara dengan bintang satu atau dua.

Sebut saja seperti Santika Indonesia Hotels & Resorts, tahun 2013 akan meluncurkan Amaris Hotel sebanyak 13 hotel. Amaris Hotel merupakan hotel bujet dari jaringan hotel nasional Santika Indonesia Hotels & Resorts.

Sementara itu, jaringan hotel Tauzia akan meluncurkan tujuh hotel bujet di bawah bendera merek Pop Harris di tahun 2013. Sebagian besar buka di Pulau Jawa dan Pulau Bali.

Jaringan hotel internasional Swiss-Belhotel juga mulai "bermain" di hotel bujet dengan meluncurkan Zest Hotel. Di tahun 2013, seperti tercantum dalam situs resmi mereka, akan membuka tujuh Zest Hotel di Indonesia.

Sementara itu, tahun 2013 yang dicanangkan pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai Tahun MICE (meeting, incentive, convention, event). Hal ini berkaitan erat dengan Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan APEC.

Beragam pertemuan APEC akan digelar di kota-kota MICE yang ada di Indonesia, sebut saja Jakarta, Yogyakarta, Makassar, Medan, dan kota lainnya. Sementara KTT APEC sebagai puncak pertemuan akan berlangsung di Bali.

Hotel-hotel baru pun muncul dengan mengedepankan sisi MICE. Minimal, hotel memiliki ballroom ataupun ruang rapat. Tak hanya hotel bisnis, resor ataupun hotel yang biasa untuk plesir pun melengkapi diri dengan fasilitas ruang pertemuan.

Tengok jaringan hotel internasional Archipelago International (dulunya dikenal sebagai Aston International) yang memang sejak lama gencar membuat hotel yang lengkap dengan fasilitas pertemuan. Beberapa hotelnya pun disebut sebagai Aston Hotel & Convention Center.

"Tahun 2013, Aston berencana membuka 40 hotel dan tentunya hotel-hotel tersebut dilengkapi dengan fasilitas meeting room," kata Corporate Marketing Communication Manager Archipelago International Febry Anindita.

Fasilitas pertemuan, lanjutnya, menjadi penunjang seiring meningkatnya kebutuhan MICE di kota-kota besar di Indonesia.

2246366-amaris-diponegoro-620X310.jpg

Amaris Diponegoro, Yogyakarta
 
Back
Top