Hati-hati Jika Menggunakan Alat-Alat Kedokteran Ini

Kalina

Moderator
REPUBLIKA.CO.ID

Saat ini, teknologi memegang peran penting dalam dunia medis. Beberapa perangkat medis canggih yang dikendalikan oleh komputer telah diciptakan, semua itu bertujuan untuk menghindari hal buruk yang berujung dengan kematian. Namun tidak semua teknologi membantu dalam kesembuhan seorang pasien, justru beberapa teknologi ini membahayakan keselamatan pasien. Apa saja?

1. Alat infus
Infus merupakan alat medis yang berfungsi sebagai
pengganti makanan yang masuk ke dalam tubuh.
Biasanya pasien yang menggunakan infus adalah
pasien yang mempunyai kesulitan saat menelan
makanan. Namun apabila jarum infus tidak dimasukkan dengan teliti, makan cairan infus justru
berbahaya karena apabila bercampur dengan darah
pasien akan mengalami kejang dan masalah pada
otot.

2. Peralatan Yang Mudah Terbakar
Alat oksidasi, sumber pengapian, dan bahan bakar di
ruang operasi adalah beberapa faktor yang sering
mengakibatkan terjadinya kebakaran di rumah sakit.
Bahkan di Amerika diperkirakan ada 600 peristiwa
kebakaran di rumah sakit. Oleh karena itu, penggunaan alat-alat ini harus dalam pengawasan
khusus.

3. Jarum dan Benda Tajam
Jarum biasanya digunakan dalam dunia medis untuk
menyuntikkan cairan ke dalam tubuh pasien. Sedangkan benda tajam seperti pisau dan gunting
digunakan dalam proses operasi. Benda-benda
tersebut haruslah steril sebelum menyentuh tubuh pasien. Darah yang menempel pada alat yang tidak
steril justru menyebabkan penyakit berbahaya
seperti HIV.

4. Anasthesia
Anesthesia atau dikenal dengan anestesi merupakan
tindakan medis yang dilakukan untuk menenangkan
dan menghilangkan rasa sakit pada pasien. Tindakan
ini biasanya dilakukan pada saat menjelang proses
operasi. Namun apabila dosis yang disuntikkan melebihi batas, maka justru akan merenggut nyawa
pasien.

5. Peralatan Medis Rumahan
Alat medis saat ini bisa kita dapatkan dengan mudah
untuk kepentingan kesehatan kita di rumah. Namun
pengetahuan dasar tentang alat medis rumahan ini
harus disosialisasikan secara matang untuk
menghindari kesalahan medis. Seorang dokter yang ahli saja dapat melakukan mal praktek, apalagi
seorang yang amatir.
 
Back
Top